Desti menatap Taeya seolah minta penjelasan, oke... bukan 'seolah' tapi Desti memang benar-benar butuh penjelasan dari sahabat tercintanya itu. Keduanya baru pulang dari rumah Adit dan sekarang lagi nongkrong di taman belakang panti asuhan.
"Apa Des?" Tanya Taeya mulai risih di pandangi oleh Desti seperti itu.
"Kamu masih nggak mau jelasin?" Tanya Desti balik.
"Jelasin apa?"
"Kamu yakin mau main rahasia-rahasiaan gini sama aku?"
"Rahasia apa?"
"Kamu beneran nggak mau cerita Taeya?"
"Apa sih?"
Desti memutar bola matanya gemas, ngapain mereka berdua malah saling ngelempar pertanyaan seperti ini tanpa ada yang berniat menjawab?
"Masalah Adit" putus Desti akhirnya, harusnya dia sadar sahabatnya satu ini paling 'lambat loading' kalau sudah diajak basa-basi begini.
"Kenapa dengan Adit?
Desti meremas poninya gemas.
"Taeya Pratiwi, please deh! Aku tau kalau kamu juga udah sadar perlakuan Adit selama ini ke kamu bagaimana, anak-anak sekelasan malah udah gosipin kalian tadi, itu artinya..."
"Tunggu...tunggu" potong Taeya "Di gosipin anak-anak sekelasan?" ulangnya, Desti mengangguk.
"Iya, itu artinya bukan cuma aku..."
"Kapan?" potong Taeya lagi.
"Tadi waktu Adit nemanin kamu kebelakang nemuin Juwi, anak-anak langsung..."
"Di depan semuanya yang ada di situ?"
"Iyaaa Taeya, kamu tau kan anak-anak..."
"Mereka gosipin gimana sih?"
Desti memutar bola matanya gemas, makin emosi dengan sahabatnya ini , dari tadi kerjaannya motong-motong terus.
"Kok diam sih Des?" Tanya Taeya polos tidak menyadari darah gadis di depannya ini sudah berkumpul di ubun-ubunya, siap meledak.
"Gimana aku mau jelasin kalau kamu dari tadi kerjanya motong omongan aku terus?!!! Kamu kira omonganku lontong sayur apa kamu potong-potong begitu??!!"omel Desti akhirnya.
Anak-anak panti yang main masak-masakan nggak jauh dari mereka berdua sampai menoleh kaget mendengar omelan Desti ini, sedangkan Taeya cuma mengerjap-ngerjapkan matanya tanpa kaget sedikitpun, dia sudah hafal betul mulut sahabatnya satu ini yang kalau sudah emosi emang ngalah-ngalahin mercon di malam takbiran.
"Sori Des, habis aku penasaran sih" jawab Taeya sambil memasang tampang bersalahnya dan menyerahkan segelas es teh yang disuguhkan oleh bunda Lastri tadi untuk mereka "Minum dulu deh"
"Ya makanya dengarin sampe selesai dulu kek cerita aku kalau emang penasaran" balas Desti setelah menandas habis es teh yang diserahkan Taeya tadi, akhirnya darah gadis itu sudah mengalir kembali ketempatnya masing-masing.
"iya deh...emang anak-anak ngomong apa aja di depan semuanya tadi?"ulang Taeya.
"Ya gitu, anak-anak tuh nangkepnya Adit suka sama kamu terus kamu juga kayaknya welcome banget sama perasaan Adit itu terbukti dari..."
Sampai situ, Taeya sudah nggak dengar lagi sama apa yang dibicarakan oleh sahabatnya ini, telinganya terasa berdengung, anak-anak dikelasnya-yang cewe-cewek-memang terkenal suka banget bergosip apalagi yang berhubungan sama kelas mereka, tapi bukan itu yang dia kagetkan.
Adit ada rasa padanya... oke, Taeya memang nggak bego-bego banget buat nangkap sinyal itu dari Adit selama ini, nggak heran kalau anak-anak sekelasan juga berpikiran seperti itu, tapi mereka menggosipkan masalah itu secara terang-terangan tadi? Di depan semuanya yang ada disitu? Di depan Iram? Pertanyaan yang terakhir itu Taeya ulang lagi dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
To you I belong
Teen FictionIram...pentolan sekolah, biang onar, ganteng, keren dan kaya raya. Idaman semua cewek di sekolahnya. Meskipun populer dan punya banyak teman tapi gak ada yang begitu kenal dengan cowok ini karna di satu sisi dia terlihat begitu misterius dan tidak t...