6

4.1K 322 26
                                    

Iram calling...

Taeya menatap layar ponselnya dalam diam, cowok si seberang sana yang menelponnya sekarang ini, entah apa yang dipikirkan waktu menekan nomor Taeya. Bukannya dia udah tau kalau Taeya nggak bakal ngangkat telpon dari dia?

Akhirnya ponsel Taeya berhenti berdering, biasanya Iram paling banter bakal nyoba buat hubungin Taeya sampai tiga kali.

Benar saja, ponsel Taeya kembali berdering, tanpa melihat caller id-nya pun Taeya yakin seratus persen kalau itu pasti Iram lagi.

Tapi alis gadis itu langsung berkerut begitu ngeliat bukan nama Iram yang muncul di ponselnya tapi Adit, meskipun masih bingung, Taeya akhirnya mengangkat telpon dari Adit.

Ada perlu apa Adit malam-malam begini?

"Halo?" sapa Taeya.

"Halo Taeya" balas Adit di sebrang sana.

"Kenapa Dit?"

"Nggak papa, belum tidur yah?" tanya Adit.

"Belum, baru selesai belajar"

"Hmm... kamu beneran yakin nggak mau jadi ketua buat persiapan Festival bazar nanti?" tanya Adit lagi.

"Nggak deh, lagian tadi kan udah diputuskan kalau ketuanya kamu, aku cukup bantu dari belakang aja" jawab Taeya.

"Padahal yang punya konsepnya kan kamu tuh"

"Iya sih, tapi buat pengerjaannya nanti kan bakal kita lakuin sama-sama jadi nggak ada bedanya lah" balas Taeya.

"Oia Ya'..."

"Hmm...Dit bisa kamu jangan panggil aku seperti itu?"tanya Taeya pelan memotong perkataan Adit.

"Oh... aku kira memang cuma aku yang boleh manggil kamu bgitu" terdengar sedikit nada kecewa di suara Adit, Taeya menggigit bibirnya merasa bersalah.

"Maaf yah, aku sedikit nggak nyaman kalau di panggil seperti itu"

Rasanya seperti Iram yang manggil, lanjut Taeya dalam hati.

"Kenapa emangnya?"

"Aku punya alasannya sendiri" jawab Taeya berharap Adit nggak menanyainya lebih dalam lagi.

"Ooh, oke kalau gitu" ujar Adit akhirnya. "Oia, kamu bisa nggak ikut aku besok buat survei barang-barang yang bisa kita pajang di stand kita nanti"

"Kamana?"

"Kita bisa cari di pasar atau toko-toko tradisional"

"Oh, bisa kok, lagian aku juga udah nyatat beberapa item yang nge-hits di tahun 90an kemarin" jawab Taeya lagi.

"Sip kalau begitu"

Adit mengakhiri telponnya tapi sebelum Taeya meletakkan ponselnya di atas meja, gadis itu membaca ada satu pesan yang masuk.

From: Iram

Ya'...
Nomor kmu sibuk? siapa yg tlpon? adit ya?
Kyaknya dia suka km...

Gawat! Iram tau...

Oke, Iram pasti tau, setelah apa yang dia dengar tadi siang di rumah Adit, cowok itu pasti tau. Taeya jadi panik sendiri. Gadis itu menghembuskan nafasnya gusar.

Nggak ada cara lain...

Sebelum Iram benar-benar bertindak, Taeya harus cepat-cepat mencegah cowok itu. Buru-buru Taeya mengetikkan sesuatu ke ponselnya membalas pesan terakhir yang masuk itu.

***

Mata Iram membelalak, cowok itu sampai bangun dari rebahannya, mengerjapkan matanya berkali-kali berusaha meyakinkan dirinya sendiri kalau yang dilihatnya sekarang bukan ilusi semata.

To you I belongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang