20

2K 111 7
                                    

Seharusnya Tira tau nggak bakal gampang mengelabui Taeya, tapi yang jelas dia harus tenang supaya beberapa informasi yang memang harus dirahasiakan dari gadis ini nggak sampai bocor.

Taeya baru saja meminta Tira untuk menemaninya menemui dokter yang menangani Iram.

Tapi yang nggak gadis ini ketahui, sebenarnya Dokter Indra, dokter yang menangani Iram juga penasaran ingin bertemu dengannya, gadis yang menjadi kunci penyebab utama trauma Iram mulai muncul.

Dokter Indra pasti bakal sangat senang bertemu dengan Taeya karena dengan begitu beliau bisa mengembangkan metode terapi yang bisa diterapkan pada Iram menggunakan gadis ini, dengan kata lain mereka harus membeberkan segala gamblang apa yang sebenarnya terjadi pada Iram. Padahal itu yang mereka sangat hindari saat ini.

"Iya, begitu ada kesempatan aku pasti temani" Ujar Tira kembali berbohong, untuk sementara begitu dulu, nanti dia akan pikirkan cara yang lain supaya Taeya nggak sampai menemui dokter Indra, kalaupun mereka memang harus bertemu, Tira harap sebelumnya mereka sudah berhasil membujuk dokter Indra untuk mau bekerjasama dengan mereka.

***

"Tey... itu bukannya motornya Iram" tanya Desti begitu Taeya memasuki mobilnya, seperti biasa gadis itu menjemput Taeya di panti.

"Oh... iya, dia baru aja datang, nyariin Egi paling" jawab Taeya berusaha terlihat biasa aja. Semenjak Iram semakin dekat dengannya, skill berbohong Taeya juga semakin terasah karenanya, tapi mau bagaimana lagi? Dia juga belum siap untuk menceritakan semuanya pada sahabatnya ini.

Bukannya Taeya mau merahasiakan masalah ini terus-terusan pada Desti, suatu saat pasti Taeya akan menceritakan semuanya, begitu semuanya yang terjadi padanya dengan Iram sedikit menemui titik terang, saat itu baru Taeya akan membeberkan semuanya pada sahabatnya itu.

"Ngapain dia pagi-pagi nemuin Egi segala?" Desti masih saja penasaran, Taeya hanya mengangkat bahunya seolah nggak perduli.

Tadi pagi panti memang sedikit heboh, adik-adik asuh Taeya langsung ribut begitu tau semalam Iram datang berkunjung bahkan menginap di panti. Mereka sampai berteriak protes pada Taeya karena nggak membangunkan mereka waktu Iram datang, dan protes mereka akhirnya berhenti begitu Iram menjanjikan akan berkunjung lagi sore ini dan bermain dengan mereka.

Taeya jadi ingat percakapnnya dengan Iram waktu sarapan tadi.

"Hari ini dijemput Desti kan?" Tanya Iram

"Iya" jawab Taeya

"Aku sampai lupa semalam buat nanyain masalah Adit ke kamu"

Taeya cuma mengangkat bahunya "Aku udah bilang ke Adit, dan dia ngerti"

"Serius? Bagus deh" Iram terlihat benar-benar lega membuat Taeya memutar bola matanya.

"Kamu mau bolos lagi?" Tanya Taeya melihat Iram masih saja santai bukannya pulang untuk menganti bajunya dengan seragam sekolah.

"Nggak kok, tapi mungkin aku agak telat nanti"

Lagi-lagi Taeya memutar bola matanya "Kamu emang suka seenaknya di sekolah, emangnya sekolah itu punyanya nenek moyangmu apa?" tanpa sadar Taeya malah mengomeli Iram, tapi anehnya Iram malah tersenyum senang diomeli seperti itu oleh Taeya.

"Iya, aku nggak bakal seenaknya lagi kok nanti"

"Sekolah yang benar nggak bisa apa? Itukan buat masa depanmu nanti" Taeya masih melanjutkan omelannya.

"Iya Yaya' sayang"

Dipanggil begitu bukannya senang Taeya malah memelototi Iram jengkel.

To you I belongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang