16

1.4K 104 2
                                    

To: Iram

Aku pulang bareng adit yh

Ada yg mau dia omongin

janji ini yg terkhir

Taeya menahan nafasnya sebelum mengirim pesan itu.

Iya, ketimbang mengajaknya berbicara waktu istirahat kedua, Adit malah mengajak Taeya untuk pulang bersama. Dan karena sudah terlalu sering menolak Adit, akhirnya Teaya nggak punya pilihan lain selain menuruti permintaan Adit yang terakhir itu.

Belum sempat Taeya menyiapkan alasan yang tepat untuk Iram, HP nya sudah berdering, dia melihat nama Iram yang tertera disitu.

"Nggak boleh Ya'" itu kata pertama yang Taeya dengar begitu dia menempalkan HP nya di telinga.

Taeya menutup mata sambil mengatur nafasanya sebelum memulai pembicaraan dengan si diktator keras kepala itu.

"Kamu sibuk ngapain sih sampe sekolah aja nggak sempat tapi baca SMS cepat banget?" Taeya mencoba untuk berbasa-basi dulu, hal yang sebenarnya malas dia lakuin kalau berhubungan dengan Iram tapi kali ini terpaksa dia lakuin demi mengalihkan sedikit kekeras kepalaan cowok itu.

"Ya'... jangan pulang sama Adit"

Taeya menghembuskan nafasnya frustasi. Well... sepertinya nggak berhasil.

"Ada yang mau Adit omongin Ram, aku nggak enak selalu nolak dia" Jelas dia.

"Mau ngomongin apasih Ya'? paling dia mau nyatain perasaannya ke kamu" balas Iram.

"Yaudah biarin aja sih, orang mau nyatain perasaannya kok ditahan-tahan" Taeya mulai jengkel, gimana nggak jengkel coba? Emangnya kalau Adit nyatain perasaannya itu otomatis bakal ngebuat dia sama Adit resmi pacaran gitu? Nggak kan?

Lagipula belum tentu juga hal yang yang mau Adit omongin sama dia masalah perasaannya itu, bisa jadi hal lain. Iram kan emang suka melebih-lebihkan sesuatu dari dulu.

"Aku jemput aja pulang sekolah nanti" tawar Iram yang sukses membuat Taeya hampir meledak saking emosinya.

"Kamu bisa nggak sih percaya dikit aja sama aku Ram? Udah aku bilang dari awal kan masalah Adit biar aku selesain sendiri" Ujar Taeya sengit " Bagian mananya yang gagal kamu pahami sampe masih ngotot begini?"

Iram terdiam diseberang sana, sedangkan Taeya cuma menggigit bibirnya kesal menunggu reaksi dari cowok itu.

"Jadi gimana?" tanya Taeya lagi.

Terdengar Iram mendengus di seberang sana sebelum akhirnya mengiyakan permintaan Taeya. "Tapi ini yang terakhir ya Ya'" tambah Iram, Taeya memutar bola matanya.

"Iya ini yang terakhir"

"Yaudah kalau gitu, hati-hati yah Ya'"

"Hmm..."

"Ada yang mau disampein lagi?"

Lagi-lagi Taeya menggigit bibirnya, biasanya dia nggak pernah peduli dengan apa yang dilakukan oleh Iram, ada dimana dia, apa yang membuatnya sering bolos belakangan ini. Tapi berbeda dengan sekarang, Taeya merasa dia perlu untuk sedikit lebih peduli pada cowok itu. Tiba-tiba rasa kesalnya yang tadi meluap entah kemana.

"Hmmm... kamu ada dimana sekarang?"

"Disekolah" jawab Iram.

Taeya mengerutkan keningnya. Sekolah mereka memang cukup besar, tapi biasanya Taeya nggak pernah kesulitan buat nemuin Iram dimanapun, dan hari ini dia belum melihat Iram sama sekali. Lagian bukannya tadi pagi Iram bilang nggak ke sekolah hari ini?

To you I belongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang