Setelah hari itu, Iram kembali lagi ke tempatnya semula, cuma merhatiin Taeya dari jauh, begitu juga Tira, keduanya bersikap seolah hari itu nggak ada, keduanya bersikap seolah mereka nggak pernah beretgur sapa sama sekali.
Parahnya lagi, Iram bahkan udah nggak pernah menelpon dan meng-SMS Taeya setiap hari kayak dulu, di sekolah mereka benar-benar seperti orang yang saling nggak kenal sekarang, Taeya bahkan nggak menemukan Iram di mana-mana dan itu sudah berlangsung hampir satu bulan.
Bukannya Iram sendiri yang minta buat membalas setiap SMS dan mengangkat teleponnya kemarin?
Kebayang kan gimana kesalnya Taeya sekarang? Mereka seenaknya memperlakukan Taeya seperti ini, baru aja gadis itu mau ngebuka hatinya dan ngelupain semua yang ada di masa lalu tapi Iram malah kembali mempermainkan dia seperti ini.
Tapi Okelah, kalau maunya Iram begitu seperti biasa Taeya tinggal ngikut alurnya aja. Habis sudah kesabarannya Taeya, besok-besok kalau Iram ngajak ngobrol lagi gadis itu nggak bakal mau ngeladenin, nggak akan!!
Setelah hari itu juga Desti sempat nanyain apa Taeya diantar dengan selamat sampai panti oleh Iram? gimana tanggapan Iram waktu tau Taeya ternyata tinggal di panti asuhan, apa Iram macam-macam dengan Taeya hari itu? Dan semuanya Taeya jawab dengan bukan Iram yang ngantar Taeya secara langsung ke panti, tapi cowok itu menelponkan taksi sebagai gantinya, seenggaknya Taeya nggak bohong-bohong amat lah, anggap aja si Tira itu taksinya.
Akhirnya hari-hari berikutnya, Taeya habiskan dengan sibuk mempersiapkan acara Festival Bazaar yang semakin dekat, rencana mereka tentang menambahkan box fortune teller di stand mereka di terima, itu artinya Taeya jadi semakin mengasah kemampuan membaca tarot-nya.
"Kak Taeya ngapain?" Tanya Egi, malam ini Taeya emang lagi asyik melatih tangannya biar makin terbiasa dengan tarot-tarot ini di teras panti.
"Lagi latihan nih, kamu belum tidur Gi?" tanya Taeya balik.
"Aku habis ngebantuin anak-anak ngerjain PR mereka tuh" jawab Egi sambil duduk di samping Taeya.
"Terus sekarang adik-adikmu itu udah tidur?" tanya Taeya lagi.
"Udah kok kak, oia acara di sekolah kakak kapan emangnya kak?" tanya Egi lagi.
"Minggu depan, kamu datang yah terbuka buat umum juga kok" jawab Taeya.
"Ada kak Iram juga kan?" tanya Egi lagi, Taeya cuma mengangguk pelan mengiyakan pertanyaan adik asuhnya itu, seperti yang di ceritakan sebelumnya, Egi ini adalah mata-mata kesayangannya Iram. Mereka berdua dekat banget, nggak jarang Iram ngejemput Egi di sekolah dan mengajaknya jalan-jalan, setelah itu Egi bakal pulang dengan tangan penuh oleh-oleh buat adik-adik mereka.
Secara terang-terangan juga Egi ngaku ke Taeya kalau dia disuruh ngawasin kakak asuhnya itu di panti atas permintaan Iram, dan Taeya cuma bisa geleng-geleng kepala waktu tau kelakuan Iram yang satu itu, tapi gadis itu juga nggak bisa keberatan dan ngelarang Egi, Taeya nggak mau egois ngelarang Egi dekat-dekat dengan Iram dan bikin adik-adiknya itu sedih demi kepentingannya sendiri.
Toh selama ini Iram nggak pernah ngelakuin hal-hal yang berlebihan selain ngawasin Taeya, meskipun risih tapi Taeya memilih pasrah, nggak ada gunanya juga Taeya menolak, toh Iram itu emang susah banget dibantah maunya.
"Siiip, aku udah lama nggak ketemu sama kak Iram karena sibuk olimpiade kemaren" Ujar Egi membuyarkan lamunan Taeya.
"Sebulan kayaknya nggak lama deh" Balas Taeya, belakangan ini Egi sibuk nyiapin olimpiade matematikanya dan Iram memang ngebiarin mata-mata kesayangannya itu sendiri supaya bisa lebih fokus belajarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
To you I belong
Teen FictionIram...pentolan sekolah, biang onar, ganteng, keren dan kaya raya. Idaman semua cewek di sekolahnya. Meskipun populer dan punya banyak teman tapi gak ada yang begitu kenal dengan cowok ini karna di satu sisi dia terlihat begitu misterius dan tidak t...