18

1.5K 106 1
                                    

"Assalamualaikum Bunda"

"Waalaikumsalam, Loh Iram? Tumben kesini malam-malam?"Iram menyalimi tangan bunda Lastri "Anak-anak udah pada tidur jam segini Ram" Lanjut Bunda Lastri.

"Mau katemu Taeya Bun"

Seketika Bunda Lastri mematung, bagaimana tidak ,setelah kejadian yang menimpa mereka berdua beberapa tahun yang lalu, Iram berhenti untuk menemui Taeya secara langsung. Hanya Hadiah ataupun surat yang rajin dia kirimi untuk Taeya, sedangkan Iram sendiri selalu berusaha untuk menghindari anak asuhnya itu.

Jadi kalau sekarang Iram datang berkunjung bukannya untuk menemui anak-anak asuhnya yang lain melainkan untuk menemui Taeya, jelas saja Bunda Lastri menjadi ragu.

"Iram sudah siap ketemu Taeya lagi?"

Iram tersenyum pada perempuan yang sudah dianggap seperti ibunya sendiri itu.

"Iya Bunda"

Bunda Lastri mengangguk meskipun masih terlihat sedikit keraguan di matanya.

"Sebentar Bunda panggil Taeya dulu"

Bunda Lastri akhirnya beranjak kedalam untuk memanggil Taeya.

"Tey... ada Iram di luar, mau ketemu kamu"

Taeya yang tengah sibuk melipat pakaian menoleh kaget kearah Bundanya itu.

"Siapa Bun?" Tanya Taeya takut salah dengar.

"Iram di depan mau ketemu kamu" ulang Bunda Lastri.

"Iram Bun?"

"Iya, Iram"

Meskipun masih nggak yakin dengan yang baru di dengarnya tapi Taeya tetap beranjak dari duduknya, ketika melawati Bunda Lastri, perempuan itu menahan lengan Taeya.

"Pelan-pelan ngomongnya sama Iram yah nak, jangan terlalu keras" ujar Bunda Lastri yang sukses membuat Taeya mengerutkan keningnya bingung.

"Kenapa emangnya Bun?"

"Pokoknya denger bunda yah nak"

Taeya semakin bingung, apa ini ada hubungannya dengan yang terjadi pada Iram di hari Festival Bazaar dulu? Apa maksudnya Iram nggak bisa dibentak-bentak? Kok bisa? Iram kan preman sekolah, masa takut dibentak?

Akhirnya Taeya mengangguk pelan mengiyakan permintaan Bunda Lastri sebelum beranjak menuju teras rumah.

"Malam cantik"

Awalnya Taeya nggak percaya kalau yang datang menemuinya benar-benar Iram walaupun tadi Bunda Lastri mengatakan memang cowok itu yang mencarinya.

"Iram?" Taeya berdiri kaku ditempatnya, bahkan waktu Iram menuntunnya untuk duduk, Taeya masih nggak bergeming "Mau ngapain kesini?" tanyanya.

"Ya ngapelin pacar dong" jawab Iram dengan nada menggoda.

Taeya menggelengkan kepala seraya menutup matanya "Aku serius Ram"

"Loh? Emangnya aku keliatan nggak serius yah?"

Taeya memutar bola matanya jengkel, entah apalagi maunya cowok ini sampe berlaku selayaknya pacar beneran sekarang.

"Kamu mau apa kesini?"

Iram menghela nafas, menghadapi Taeya memang nggak pernah mudah buatnya. Sebisa mungkin Iram selalu berusaha untuk membuat Taeya tetap aman di tempatnya tanpa membuat gadis itu tersakiti baik fisik maupun hatinya.

"Aku nggak pernah tau Yaya' nya aku ternyata segalak ini"

Taeya cuma diam menatap lurus kearah Iram, mungkin kalau sebulan yang lalu Taeya nggak bakal sanggup menatap langsung mata cowok itu seperti ini, tapi sekarang dia udah nggak peduli lagi. Iram nggak bisa datang dan pergi seenaknya begini dihidupnya.

To you I belongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang