Desti mengerutkan keningnya ngelihat Taeya ikut duduk di kursi belakang bersamanya, padahal jelas-jelas dia udah ngebukain pintu depan buat sahabatnya ini tadi.
"Ngapain ikut duduk di belakang sih?" tanyanya, Taeya cuma mengangkat bahunya acuh dengan pertanyaan Desti itu.
"Harap maklum ya Ya', sahabatmu itu kan alergi banget sama aku, daripada dia tiba-tiba rabies kalau kami duduknya dekatan, lebih baik aku ngalah duduk di depan" ujar Iram dengan santainya pada Taeya begitu cowok itu memasuki mobil diikuti oleh Adit.
Taeya menggigit bawah bibirnya dengan gugup, Kenapa Iram bisa sesantai ini sih? padahal Taeya sendiri sudah hampir kehabisan nafas saking cepatnya jantungnya berdetak.
Taeya nggak tau kalau Iram juga setengah mati nyembunyiin kegugupannya, tangannya aja sampai gemetaran dan berkeringat saking gugupnya.
"Bagus deh kalau kamu sadar diri" timpal Desti sewot, rencananya buat ngedekatin Taeya ke Adit gagal total gara-gara si kunyuk Iram ini.
"Udaaaah, mobilnya belum jalan loh kalian udah star aja adu mulutnya" Adit menengahi sebelum akhirnya mulai melajukan mobilnya.
"Kelas kamu udah rapat buat acara ini belum Ram?" tanya Adit setelah beberapa saat keempatnya cuma diam di dalam mobil.
"Udah tadi di sekolah"
"Tema kalian apa?"
"Rahasia dong"
"Yeee... Kamu kan udah tau tema kelas kita, nggak asik banget sih main rahasia-rahasiaan segala" Desti langsung sewot.
"Pokoknya tema kami beda kok sama kelas kalian, nggak usah khawatir" balas Iram.
"Ya emang harus beda, awas aja kalau sampai sama, kamu orang pertama yang bakal aku cari nanti" ancam Desti.
"Galak banget sih Des, kan udah aku bilang nggak bakal sama" ujar Iram lagi.
"Emangnya kamu ikut rapat di kelasmu?" tanya Adit, setaunya Iram nggak pernah tertarik sama kegiatan ini, tahun lalu mereka bahkan sengaja rapat di rumah Adit supaya Iram nggak bakal punya alasan lagi buat nggak datang rapat karena rapatnya di adain di rumah yang hampir tiap hari dia datangi itu.
"Ikut, ide temanya juga dari aku kok" jawab Iram sambil lalu, Adit menoleh nggak percaya pada sahabatnya itu, bahkan Desti juga ikut mengerutkan keningnya kaget, sedangkan Taeya sibuk melihat keluar jendela, berusaha membiasakan diri dengan suara Iram yang berada di dekatnya sekarang.
"Kenapa aku jadi makin nggak tenang yah?"sindir Desti, Iram menghembuskan nafasnya sebentar sebelum menoleh ke arah Desti.
"Terserah kamu lah Des, yang jelas aku udah bilang tema kelas kita nggak bakal sama,mau kamu percaya apa nggak aku juga nggak peduli" ujar Iram.
"Kamu minta percaya juga, aku nggak bakal mau percaya sama kamu"balas Desti.
Adit geleng-geleng kepala mendengar keduanya selalu berantem setiap ketemu seperti ini.
"Kebanyakan berantem ujung-ujungnya kalian beneran jodoh loh nanti" sindir Adit pada keduanya. Reaksi Desti sama hebohnya seperti kemarin di rumah Adit waktu celetukan yang sama muncul, gadis itu langsung pasang tampang seogah-ogahnya, sedangkan Iram cuma tersenyum kecil menanggapi candaan Adit itu.
"Kalaupun di dunia ini tinggal dia sama monyet, aku lebih baik pilih monyet" ujar Desti sewot.
"Iya kalau monyetnya mau sama cewek repot kayak kamu Des" timpal Iram. "Lagian aku juga nggak mau kok, tenang aja...aku udah punya pacar" lanjut Iram pelan, tapi rasanya Taeya baru aja ngedengar petir, cewek itu sampai menahan nafasnya gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
To you I belong
Teen FictionIram...pentolan sekolah, biang onar, ganteng, keren dan kaya raya. Idaman semua cewek di sekolahnya. Meskipun populer dan punya banyak teman tapi gak ada yang begitu kenal dengan cowok ini karna di satu sisi dia terlihat begitu misterius dan tidak t...