16

59.3K 3.9K 259
                                    

"You only live once, but if you do it right, once is enough."
–Adel–

•••

Author POV

Banyak orang mengatakan bahwa masa–masa remaja adalah masa–masa yang indah dan tak terlupakan. Hampir semua remaja mengatakannya. Tapi tidak untuk gadis yang bernama Rachel, masa–masa remajanya hanya dipenuhi dengan kesedihan dan kesendirian. Tidak ada yang indah apalagi menarik. Ketika para remaja sedang menikmati masa–masa indahnya, Rachel justru sedang melalui masa–masa sulitnya.

Rachel adalah gadis yang sulit untuk berteman ataupun bersosialisasi, ia lebih banyak menghabiskan waktunya disekolah dengan menyendiri.

Rachel merasa jenuh karena hari liburnya hanya diisi dengan tidur dan makan. Bangun–makan–tidur lagi–bangun–makan–tidur lagi, siklus itu terus terulang karena selama hari libur, Rachel tidak pernah melakukan aktifitas selain itu.

Rachel berniat pergi untuk menghilangkan rasa jenuhnya. Ia segera menganti bajunya dengan dress. Sebenarnya, ia juga tidak tau tempat mana yang akan ia kunjungi. Mengingat matahari sudah hampir tenggelam, pertanda waktu akan berganti menjadi malam.

Setelah berpikir cukup lama, Rachel memutuskan untuk memilih tempat hiburan malam sebagai tempat yang akan ia kunjungi malam ini. Ia memilih tempat ini karena menurutnya, tempat ini cocok untuk menjadi pelampiasan atas kesedihannya.

Rachel menuruni tangga dengan sepasang heels yang ia jinjing dengan satu tangan.

"Kak acheel..." panggil Inka dengan suara balita yang baru saja belajar berbicara. Inka adalah buah hati dari pasangan Edward dan Ellena. Inka baru berumur 3 tahun, lebih cepat 5 bulan dari umur pernikahan Edward dan Ellena yang baru menginjak 2 tahun 7 bulan.

Rachel menoleh. Memperhatikan Inka yang sedang berlari mendekatinya. Inka berlari sangat lincah yang membuat Rachel meringis karena takut adik tirinya itu terjatuh atau tersandung.

"Kak achel mau kemana?" tanyanya dengan nada menggemaskan saat ia sudah berhadapan dengan Rachel.

Walaupun ia baru berumur 3 tahun, tapi ia sudah pandai berbicara. Terkadang, Inka berbicara layaknya orang dewasa yang tahu segala hal dan itu sukses membuat siapun tidak bisa menahan tawa karena tingkahnya yang sangat menggemaskan.

Rachel berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Inka. "Kakak mau pergi ke rumah temen Kakak, sayang."

Inka membulatkan bibirnya, membentuk huruf O. Ekpresinya sangat lucu yang mengundang Rachel untuk tertawa. Inka memang paling pintar menaikkan suasana hatinya. Setelah itu, Inka berlari membelakangi Rachel yang menggeleng kecil melihat tingkah laku adik tirinya.

Melihat Inka sudah hilang dari pandangannya, Rachel kembali berdiri lalu berjalan keluar rumah. Ia segera memasuki mobilnya lalu menyalakan mesin mobilnya dan bergegas pergi dari rumah itu.

•••

Rachel mulai memasuki tempat yang sebelumnya belum pernah ia kunjungi. Tempat yang tidak sesuai dengan umurnya yang baru menginjak 16 tahun. Pada dasarnya, tempat hiburan malam hanya diperbolehkan untuk orang dewasa. Tapi sekarang, tempat ini diperbolehkan untuk remaja yang notabenenya seorang pelajar.

Suara dentuman musik yang kencang menyambutnya saat ia memijakkan kaki disalah satu tempat hiburan malam di pinggiran kota yang cukup terkenal. Rachel sedikit kesulitan mencari tempat pemesanan bir karena penerangan yang sangat minim. Setelah sampai ditempat yang ia cari, ia segera memesan botol wine kepada pelayan bar. Pelayan bar itu memberikan satu botol wine yang ukurannya cukup besar.

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang