Chapter 14

2K 139 0
                                    

Mohon dimaafkan karena aku baru bisa update sekarang, setelah sekian lama cerita ini dibiarkan hingga berdebu *apaseh?!

Aku sibuk nih sibuk hehehe, maaf banget yaaa, maaf maaf maaf banget.
Dan mau ngucapin walaupun telat..

Selamat Menjalankan Ibadah Puasa... 🙏🙏🙏

Bagi yang menjalankannya..

Warning! Typo bertebaran

Author POV

Leo meletakkan Daniella di ranjang kamar yang tadi Daniella tempati dengan perlahan, seakan - akan jika dia
bertindak kasar maka Daniella akan hancur dan rapuh. Setelah meletakkan Daniella di ranjangnya, Leo membenarkan posisi tidur Daniella agar nyaman. Lalu Leo membaringkan tubuhnya di samping Daniella dan membawa Daniella menghadap kearahnya, mendekapnya, memberi kecupan - kecupan kecil di kening dan puncak kepalanya, dan menggumamkan kata - kata cinta. Dalam lubuk hatinya, Leo mencintai Daniella lebih dari nyawanya. Ya, dia mencinta Daniella dari pertama mereka bertemu, saat mereka bertemu dikoridor kampus, saat Leo menabrak tubuh mungil yang sekarang berada dalam dekapannya, saat Daniella adalah orang pertama yang berani memakinya. Memikirkan itu membuat Leo tersenyum sendiri.

Leo melepaskan dekapannya agar melihat wajah Daniella. Jari - jari tangan nya ia jalankan dari pelipis Daniella hingga turun ke pipi Daniella. Mengusap pelan dan lembut, pipi Daniella yang lembut dan halus sangat terasa di tangan nya. Ia merasa mengusap sebuah kapas.

Leo terus menatap Daniella yang sekarang sedang tertidur dengan lelap di dalam pelukannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Leo terus menatap Daniella yang sekarang sedang tertidur dengan lelap di dalam pelukannya. Ia tak akan pernah ada kata bosan jika melihat wajah cantik dengan bibir softpink, hidung mancung, mata coklat dengan garis hijau di sekitar lensanya yang sekarang sedang tertutup kelopak matanya. Leo mencium kelopak mata itu dengan pelan, ia hanya takut membangun Daniella dari alam mimpi nya.

01.30 a.m

Leo masih terus memerhatikan Daniella yang sedang tertidur, sampai ia melihat pergerakan di kelopak dua matanya itu. Daniella mengerjapkan matanya, mencoba membiasakan cahaya remang yang ada di sekitar nya. Jika boleh jujur untuk saat ini, Leo merasakan banyak perasaan. Khawatir, senang, bahagia, takut, semuanya melenur menjadi satu. Ia takut Daniella menjauh darinya. Ia takut Daniella marah padanya. Dan yang bisa di lakukan oleh Leo adalah hanya berpura - pura tertidur. 'Konyol sekali kau Leo!' Pikir Leo dan Zac bersama - sama

" Ugh.. " Daniella sedikit melenguh kesakitan. Lalu dia menggerakan badannya pelan. Tapi gerakan badan nya terhenti karena ia tidak bisa menggerakan badannya lebih, di karenakan ada tangan kekar yang memeluk pinggang nya posesif dan terpaan nafas hangat dan teratur di wajahnya. Ia membuka matanya lebih lebar. Dan betapa terkejutnya Daniella saat melihat Leo, Cleonardo. Ada di depan nya. Memeluknya dengan hangat, memeluknya dengan posesif, dan tertidur pulas di sampingnya. Seranjang.

' Ya Tuhan! Seranjang dengannya! SERANJANG! ' teriak Daniella dalam hati.

Buru - buru Daniella melihat kebawah. Melihat tubuhnya. Dan betapa leganya Daniella melihat pakaian nya masih utuh, tapi hanya pakaian Leo yang tidak. Leo hanya mengenakan celana bahan dan sekarang dirinya dan Leo tertutup selimut yang sama.

Daniella menatap wajah Leo. Hidung mancung, bulu mata lentik, alis nya yang tebal, bibirnya yang.. Urgh! 'Jangan sampai kau terpesona oleh iblis tampan yang sekarang berada di hadapanmu Daniel! Dia menculikmu, dia mengurungmu di neraka! Ingat itu! Ingat!!' Iblis di dalam diri Daniella muncul dan membuat Daniella membenarkan apa yang iblis itu katakan.

Daniella mencoba melepaskan rangkulan Leo di pinggang nya dengan pelan. Mencoba sepelan mungkin agar ia tidak membangunkan Leo. Leo mengetahui jika Daniella akan kabur lagi dan ia masih sadar sepenuhnya, jadi ia mengeratkan pelukannya di pinggang Daniella.

'Sial!' Rutuk Daniella dalam hati.

Daniella mencoba lagi, lagi dan lagi. Ia mencoba melepaskan dirinya.

'Oh ayolah! Aku harus bisa keluar dari sini. Apa dia batu? Atau dia patung? Kenapa tangan nya berat sekali?'

Sretttt..

" ..! " pekik Daniella

Secara tiba - tiba Leo bangun dari tidurnya dan langsung berada di atas Daniella yang sekarang masih terkejut. Tangan Daniella yang berada di dada Leo, mencegah Leo agar tidak terlalu dekat. Dan Leo yang menopang berat tubunya dengan kedua siku yang berada di kedua sisi kepala Daniella yang membuat wajah mereka sangat dekat bahkan mungkin hanya beberapa centi.

" A-apa yang k-kau lakukan? Me-menyingkirlah. Aku haru pergi dari sini. " suara Daniella yang terbata membuat Leo sedikit bersalah karena membuat Daniel- nya ketakutan. Tapi saat Daniella bilang jika dia ingin perhi dari sini membuat Leo sedikit menggeram tertahan.

" Kau tidak akan pergi dari sini. Kau akan tetap akan berada disini. " ucap Leo dalam dan dingin. Cukup.. Ah ralat! Bahkan lebih dari cukup untuk membuat Daniella bergetar ketakutan.

" A-aku harus pulang, Leo. " ujarnya lirih dan memelan kan suaranya saat menyebut nama Leo. bibirnya bergetar, ia masih takut untuk saat ini.

" Kau sudah pulang, baby. Ini rumahmu. Rumah kita ,dan selamanya akan seperti itu. "

" T-tapi aku-- "

" Aku mohon, lebih baik kau tidur dan beristirahat yang cukup. Lukamu ditubuhmu masih belum pulih, tidurlah. " tutur Leo. Ia langsung berbaring miring dan membawa kepalanya masuk kedalam lekuk leher Daniella. Daniella yang merasakan benda lembut dan kenyal di lekuk lehernya itu langsung tertegun, tapi usapan di punggungnya sedikit merileks-kannya.

Ketika ia mendengar suara nafas Leo yang teratur, Daniella mencoba melepaskan pelukan Leo lagi. Tapi saat mendorong tubuh Leo pelan, tidak terjadi apa - apa.

" Biarkan seperti ini kumohon. Sebentar saja " ia mendengar Leo berbicara dan ia mengurungkan niatnya untuk mencoba mendorong tubuh Leo. Lalu ia mencoba memejamkan matanya dan menenangkan detak jantungnya yang sekarang seperti sedang memukul sebuah drum. Ia masih memikirkan cara bagaimana agar ia bisa keluar dari sini.

***

Aku tahu ini dikit :v dikit banget malah kalau kata aku dan lagi nggak jelas. Ide aku mentok buat cerita ini. aku nggak tau mau lanjutin cerita ini atau nggak..

Dan oh iya aku mau ngasih tau ke kalian, bagi kalian yang pernah melihat prolog pertama sebelum prolog yang sekarang. Aku sengaja ubah dan alurnya juga aku ubah. Soalnya aku nggak tau kenapa pengen aja aku ubah.

*Axellabilbanget:v

Lagian kalo pake prolog pertama itu aku sedikit kehilangan ide dari cerita ini. Jadi aku minta maaf kalo cerita aku itu jadi begini. Maaf banget😂 dan ceritaku yang makin lama makin nggak jelas dan nggak masuk akal terus sama update cerita yang nggak nentu..

Itu aja yang mau di sampaikan..

Di mohon vote commentnya yo..

Love, Axela 💋

My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang