Typo(s)
***
" Dia akan tertidur? "
" Ya, tertidur. "
" Apa lama? "
" Sangat lama, hingga sang Alpha akan merasa putus asa, lelah menunggu sang putri tidur untuk bangun dari mimpi indahnya. "
" Aku tidak yakin jika dia akan putus asa atau lelah menunggu Daniella bangun. "
" Hush! Diamlah, Duduk lah dengan manis, lihat dan tunggu "
" Tapi bagaimana jika itu tidak berhasil? "
" Kita lakukan rencana kedua "
***
Tiga hari.
Ya.. Leo menghitung nya, jika sudah berjalan tiga hari dan Daniella belum juga sadar dari tidurnya, dan disitu Leo juga dengan setia menemani Daniella hingga gadis itu bangun. Gadis itu tetap setia menutup matanya dan bermimpi indah. Leo, laki-laki itu semakin hari semakin kacau. Ia memikirkan keadaan Daniella, mate-nya. Ia juga sudah berkali-kali bertanya kepada Valent -sahabat sekaligus dokter packnya- tentang keadaan Daniella. Tapi yang Valent katakan hanya tidak mengetahui apa yang melanda Mate-nya itu karena belum juga sadar hingga saat ini.
" Kau tidak ingin bangun, kitten? " tanya Leo saat ini, yang seperti biasa ia akan selalu menemani Daniella hingga membuka mata. Dengan mengenggam tangan Daniella sesekali mencium telapak tangan atau punggung tangan Daniella.
Ia selalu di tegur oleh Valent atau adiknya Alessandra, bahwa dirinya juga membutuhkan istirahat. Tapi alih-alih mengatakan bahwa ia tidak mau, ia hanya berkata 'aku hanya ingin menjadi orang pertama yang dilihat Daniella ketika ia sadar'.
Itu manis tapi juga sangat menyiksa dirinya sendiri.
" Kau tidak merindukanku? Atau kau marah padaku karena aku menghilang selama beberapa hari dan menyebabkan dirimu menjadi seperti ini? Aku berjanji tidak akan melakukan untuk yang kedua kali nya, Daniella. Aku berjanji. " ucap Leo dengan penuh penyesalan. Tidak ada jawaban seperti biasa. Hanya keheningan yang melanda keduanya.
" Aku tahu kau marah pada ku, tapi kumohon jangan siksa aku seperti ini. Kau boleh menghukumku atau apapun, tapi aku mohon pada mu sangat, jangan seperti ini, sayang. Aku minta maaf, Daniella. " ucapnya memohon.
" Aku akan melakukan apapun agar kau sadar, Daniella. Apapun hanya untuk mu. " lanjutnya dengan mengecup buku jari Daniella. Lalu menenggelamkan kepala nya di samping ranjang dan tangan Daniella yang menjadi alas kepalanya. Tidak lama Leo merasa sangat lelah dan terlelap.
***
02.15 a.m
Prang!
Brak!
Prang!
Brak!
Jendela kaca yang hancur dan retakan kaca yang berhamburan, dinding yang retak dan lemari-lemari dan kabinet hancur berantakan dan terlempar ke segala arah. Angin berhembus kencang dari jendela yang terbuka lebar itu.
" Shit! Ada apa ini?! " Leo tersentak dan terbangun saat suara pecahan kaca dan benda-benda di dalam kamar yang di tempati dirinya dan Daniella.
" Dan! Daniella aku mohon bangun! Aku tahu kau sudah bangun Daniella! " ucap Leo membangunkan Daniella. Ia tahu Daniella sudah bangun, saat ia bangun karena sesuatu itu dan ia melihat kelopak mata Daniella yang bergerak dan jari tangan Daniella yang membalas genggaman Leo lebih erat. Tapi Daniella masih belum terbangun.
" Demi MoonGodness! Daniella aku.. Argh..! " ucapan Leo terhenti karena ia seperti terlempar ke belakang dan genggaman tangan nya pada Daniella terlepas lalu Leo membentur dinding saat ia memohon kepada Daniella.
Pandangan Leo sedikit mengabur karena pusing yang melanda saat kepalanya terbentur oleh dinding dengan keras. Pandangannya mulai sedikit menggelap dan kesadaran mulai menepis, tapi Leo mencoba bertahan ia tidak akan membiarkan Daniella sendiri dalam keadaan yang bisa di katakan koma untuk saat ini.
Leo mencoba bangun dan menggenggam ujung meja di dekatnya. Ia menyentuh kepala nya yang sekarang berdenyut nyeri dan ia mencoba berjalan mendekati ranjang Daniella, hanya ranjang itu yang bertahan di tempatnya dan sama sekali tidak terbentur apapun.
Leo hampir saja sampai di ranjang Daniella, tapi ketika ia hampir menyentuh ujung ranjang itu ia terhempas kebelakang lagi.
" argh! " Leo mengerang sakit, lagi lagi kepalanya terbentur. Ia melihat siluet hitam datang dari jendela itu dan menghampiri ranjang Daniella. Pandangan Leo kembali dan Leo melihat mahkluk itu mengelus pipi Daniella dengan tangan nya yang putih dan pucat dengan kukunya yang panjang dan tajam.
Mahkluk itu memakai jubah hitam dengan tudung menutupi kepalanya dan seluruh wajahnya tapi tidak dengan bibirnya, ia tersenyum miring ke arah Leo yang sekarang keadaannya terlihat sangat lemah.
Leo hanya bisa menatap tajam, tubuhnya sekarang terasa sangat kaku. Ia bahkan tidak tahu apa yang terjadi saat ini. Mahkluk apa yang sekarang berada di depannya dan di samping Daniella saat ini.
Leo melihat Mahkluk itu menyentuh lalu membopong Daniella dengan bridal style. Leo ingin sekali bangun dan membunuh Mahkluk itu atau menyuruh Zac untuk berganti shift. Tapi apa daya ia sangat lemah dan di dalam sana Zac sekarang sedang mengaung kesakitan.
" Daniella, kumohon jangan pergi sayang. " ucap Leo lirih.
Kesadaran Leo semakin menipis, kegelapan semakin menghilangkan padangannya. Dan sekarang kegelapan menyelimutinya, Leo hanya berharap jika ini mimpi. Daniella tidak pergi dari hadapannya dan tidak di culik oleh Mahkluk tidak jelas tadi. Tapi sayang harapan Leo musnah bahwa ini nyata dan bukan mimpi.
Lalu Mahkluk itu membawa Daniella pergi dari hadapannya dan mengembalikan keadaan di kamar yang berantakan menjadi seperti semula kembali, seakan - akan tidak terjadi apa - apa pada ruangan itu.
" Kakak, aku.. KAKAK! APA YANG?! "
***

KAMU SEDANG MEMBACA
My Love
WerewolfSemua berawal dari hal yang tidak mungkin, menjadi mungkin. Berawal dari imajinasi belaka, menjadi sebuah bagian yang nyata. Berawal dari dunia fantasi yang dulu sangat ia sukai, menjadikan dunia itu yang paling ia benci. Semua itu membuat diriny...