Chapter 16

2.1K 143 0
                                    

Typo(s)

Tok.. Tok.. Tok..

Tiga ketukan pintu itu membuat Daniella bergerak cepat untuk menoleh dan ingin melihat siapa yang mengetuk pintu kamarnya, ah bukan! Ini kamar Leo, Dani! Batinnya mengoreksi.

Tapi saat pintu terbuka, yang dia lihat hanya pelayan yang setiap hari memberinya makan. Lalu Daniella mengalihkan tatatapannya keluar jendela. Entah itu sarapan, makan siang ataupun makan malam. Tapi tidak satu pun makanan yang di berikan oleh pelayan itu ia makan sampai habis, bahkan Daniella bisa tidak menyentuh makanan itu sama sekali. Kadang para pelayan itu harus pintar untuk membujuk Daniella agar makan. Dan jika Daniella tidak akan makan setelah mereka membujuknya dengan susah payah, mereka akan mengatakan 'makan lah Luna, atau Alpha akan marah' sebenarnya namanya adalah Daniella, dan Daniella tidak suka di panggil Luna karena itu sama sekali bukan namanya. Dan siapa itu Alpha? Apakah dia yang mempunyai istana megah ini? Dan seperti apa wujudnya? Apakah ia psikopat? Pria paruh baya yang gendut? Atau dia monster? Apa yang kau pikirkan bodoh! Batinnya. Bahkan aku tidak boleh keluar dri kamar ini sama sekali. Batinnya lagi.

Berbicara mengenai pemilik kamar ini, Leo. Ia sudah tidak melihat laki - laki itu sejak kejadian dimana Leo mencium lekuk lehernya. Ia sama sekali tidak memperlihatkan batang hidungnya. Laki - laki itu bagaikan di telan oleh bumi, ia menghilang dan lenyap dan tidak meninggalkan jejak apapun. Entahlah, yang Daniella rasakan sekarang adalah ia seperti merasakan ada sesuatu yang hilang dalam dirinya. Ia merasa hampa, merasa kosong. Kau merindukannya? Dewi batin Daniella berkata. Merindukannya? Tanya Daniella kepada dirinya sendiri. Entahlah. Mungkin iya.

" Luna? " ucap pelayan itu menyadarkan Daniella yang sedari tadi hanya menatap pemandang yang ada di luar jendela itu.

Pemandangan dengan pohon - pohon yang sebagian di selimuti oleh awan dan beberapa salju menjadi penenang tersendiri bagi Daniella.

" Luna, makan siang. Luna harus makan, tadi saat sarapan Luna tidak memakan sarapannya. Alpha berpesan agar Luna memakan makan siangnya.
Jadi Luna saya mohon, makanlah. " ujar pelayan itu. Tapi Daniella hanya mengacuhkan pelayan itu dengan terus menatap keluar jendela. Melihat Luna nya yang mengacuhkannya membuat pelayan itu memanggil Luna nya lagi, tapi panggilannya itu terpotong oleh pertanyaan dari Daniella.

" Luna- "

" Dimana Leo? Dimana dia? " potong Daniella.

" Eh.. Luna, saya tidak tahu. Tapi Luna saya mohon makanlah atau- " ucapan pelayan itu terpotong oleh bentakan Daniella di hadapannya.

" Atau apa? Atau Alpha sialan itu akan menghukummu?! Memecatmu?! Atau dia akan menyakitiku?! Siapa Alpha itu?! Siapa tuanmu?! Tuanmu itu si Alpha sialan, hah?! " bentak Daniella penuh emosi.

" Eh, eh Lu- Luna saya- "

" Apa?! Jawab sialan! "

Pelayan itu langsung menunduk takut. Entah apa yang terjadi padanya hari ini. Lalu tangisan Daniella pecah. Ia merasa sangat aneh. Hanya seseorang yang tidak menjawab pertanyaannya membuat ia sangat emosional hari ini. Ralat! Bukan hari ini saja, tapi sejak Leo pergi dan mengurungnya di kamar megah ini. Walaupun perasaan aneh ini terus muncul dan semakin membuat Daniella sangat emosional, ia merasa bahwa hanya hari ini saja yang membuat perasaan nya amat sangat sedih.

" Luna saya- "

" Aku mohon ting- tinggalkan.. A- aku.."

" Tapi Luna, anda harus-- "

" TINGGALKAN AKU! DAN BAWA MAKANAN SIAL INI DARIKU! PERCUMA KAU MEMBERIKU MAKAN. AKU TIDAK AKAN PERNAH MENYENTUH ITU. CEPAT PERGI DARI HADAPANKU! SEKARANG!!! " ucap Daniella dengan wajahnya yang berurai oleh air mata. Setelah mengatakan itu Daniella merasa dirinya sangat lemah dan dia jatuh terduduk di lantai dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya lalu terisak kecil.

" Luna, saya akan menaruh makanan ini di sini. Dan anda-- "

" Aku mohon.. Pergilah. Pergi.. Tinggalkan aku sendiri. " potong Daniella dengan masih terisak kecil.

Ceklek

Suara pintu yang tertutup, membuat tangisan Daniella pecah. Isakan tangis nya semakin terdengar dan membuat Daniella berteriak frustasi. Ia merasa kehilangan akan seorang Leo dan ia merasa dirinya terjerat dalam sangkar emas yang tak kasat mata. Daniella lelah dengan semua ini. Ia menginginkan hidup nya yang dulu, yang dimana ia bisa hidup normal. Tidak seperti sekarang.

***

Dikit yah? Iyah saya tau 💁 maap yah.. Wkwk
Maaf juga baru update hari ini.. Maaf banget yawla :v

Love, Axela

My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang