Chapter 20

2K 139 1
                                    

Typo(s)

***

Bangunlah.

Angin malam berhembus lembut menerpa wajahnya, berasal dari jendela yang dibiarkan terbuka di ruangan itu.

Selamatkan aku.

Jari tangan itu bergerak samar dan kelopak matanya bergerak.

Mereka ingin menyakitiku.

Tubuhnya bergetar pelan. Merasakan setiap kesakitan dan suara - suara yang memanggilnya.

Aku mohon.

Dahinya mengernyit halus, mencoba menahan rasa sakit yang menghantam kepala.

Aku membutuhkanmu.

Angin yang berhembus halus namun lama - kelamaan menjadi sedikit kencang dan membawa hawa dingin yang menusuk hingga ke tulang - tulangnya.

Mereka akan memusnahkanku.

Jendelanya tertutup dan terbuka. Berulang kali jendela itu melakukan hal yang sama mengakibatkan suara gaduh di karenakan angin yang semakin lama semakin kencang.

Mereka ingin membunuhku, sayang.

Detak jantung nya meningkat.

Bangunlah.

Getaran di tubuhnya semakin lama semakin hebat.

Bangun Leo.

Matanya beberapa kali mengerjap cepat, tubuhnya bergetar hebat hingga menghasilkan bunyi decit ranjang yang keras.

BANGUN LEO DAN SELAMATKAN AKU!!

" LEO! Ada apa ini?! Oh MoonGoddes, Leo! " teriak Alessandra panik, ia terbangun karena suara decit yang mengganggunya.

"Hah! Hah! Daniella! Daniella! " Leo berteriak memanggil Daniella dan matanya bergerak liar mencari keberadaan seseorang yang ia panggil tadi.

" DOKTER! Aku butuh Dokter sekarang! Cepat! " ucapnya panik melalui interkom. Seakan hal itu kurang ia menekan tombol darurat di atas ranjang Leo.

'Stefan! Aku mohon kembali ke rumah sakit pack! Aku tidak tahu apa yang terjadi pada Leo. Tapi dia sangat kacau. Aku takut sesuatu terjadi padanya. Aku mohon, Stefan.' Alessandra menghubungi Stefan melalui mindlink. Sungguh demi apapun ia takut sesuatu buruk terjadi pada kakak nya.

Dokter itu datang beserta dengan para perawatnya. Sedari tadi Alessandra sudah mengeluarkan air matanya, tangisan nya pecah. Lututnya melemah, seakan ia tidak bisa menopang dirinya sendiri, ia berjalan mundur tangannya meraba - raba mencari pegangan agar dirinya tak terjatuh karena untuk sekarang ini ia sangat terlihat lemah.

" Kami minta maaf, Nona. Alpha harus segera kami tangani, anda harus menunggu diluar kami mohon. " ucap salah satu perawat, ia menyentuh pundak Alessandra dan berusaha menyuruhnya keluar secara halus Alessandra dari ruangan itu.

Alessandra yang mendapatkan perlakuan itu tidak terima dan bersikeras untuk tetap berada di kamar rawat kakak nya itu. Walaupun sekarang ini ia tidak sanggup melihat Leo saat ini.
" Tapi dia kakakku! Aku akan tetap menunggu disini, peduli setan kalian ingin mengusirku. Apa kalian tidak lihat jika sesuatu terjadi pada kakakku, hah?! " bentak Alessandra.

" Maaf, Nona. Tapi ini demi Alpha, Nona. Alpha-- " ucap perawat itu yang takut akan Alessandra dan merasa tidak enak, karena bagaimanapun juga Alpha nya membutuhkan pertolongan.

" Aku akan mengurusnya, kalian lakukan apapun yang terbaik untuk Alpha. Aku tidak ingin mendengar keluhan apapun, apa kalian mengerti?" Ucap Stefan yang secara tiba - tiba datang dan melingkarkan tangan kirinya ke bahu Alessandra.

" Apa? A-Apa yang terjadi pada kakak, Stef? Dia.. dia tiba-tiba-- Oh Goddes.. " lirih Alessandra panik . Stefan yang melihat langsung menangkup wajah Alessandra yang panik agar Mate nya itu menatapnya dan mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja.

" Hey, hey Love. Lihat aku.. lihat aku Sandra. Semua akan baik-baik saja, oke? Tetaplah berdoa dan jangan menangis. Aku yakin jika Leo tidak akan suka melihat dirimu menangis, oke? Semua akan baik-baik saja, percayalah padaku, Love. Dia kuat, sayang. Dia kuat. Aku yakin itu. " ucap Stefan di hadapan Alessandra. Pria itu mencoba meyakinkan Mate nya itu. Setelah berkata seperti itu ia menghilangkan air mata yang berlinang di pipi gadis itu, lalu mencium keningnya lembut dan membawa Alessandra kedalam dekapannya.

***

" Bagus, Sweetheart. " ucapnya tepat di telinga gadis itu. Kedua tangannya meremas lembut pundak gadis itu.

" Aku mohon padamu, jangan sakiti dia. Dia tidak bersalah. " ucapnya lirih. Ia tidak bisa melakukan ini. Lelaki itu, lelaki tampan yang membawanya pergi dari peradaban dan memasukkanya kedalam dunia yang tidak masuk akal ini.

" Hah! " pria itu berteriak di belakang gadis itu. Teriakannya tidak membuat gadis yang duduk termenung di hadapannya ini bergeming. Gadis itu menatap kosong pemandangan gunung dan pohon-pohon hijau yang di selimuti kabut dan salju di hadapannya.

" Lalu, apa maumu? Apa yang kau inginkan? Hmm? " ia bertanya dengan datar dan menunjuk gadis yang membelakangi nya ini dengan dagunya.

" Aku ingin Leo! Aku ingin Leo! " teriaknya. Ia hanya tahu nama panggilan lelaki itu. Ya! Hanya itu, tapi ia menyukai saat Leo memberikan kata-kata cinta saat malam itu. Tapi entah apa yang terjadi pada saat malam itu, ia terbangun di tempat yang berbeda dan aneh. Sebenarnya ia sudah sadar saat pertama kali Leo menggenggam tanganya tapi ia tidak bisa membuka matanya. Seakan-akan ada yang terhalang dan semuanya berakhir seperti ini.

" Kau tidak akan kemana-mana, sayang. Kau milikku sekarang. Selamanya milikku dan aku milikkmu. Selalu akan seperti itu, sekarang, besok, nanti maupun selamanya. Kau milikku Daniella. " ucap seseorang yang baru saja masuk dan berbicara kepada gadis itu. Daniella tersentak dan mengetahui, bukan! Ia kenal dan amat sangat tahu dengan suara itu. Daniella mencoba menoleh kebelakang dengan pelan dan seketika matanya membulat sempurna.

Apa ia dalang dari semua ini? Mungkinkah?

" Chris? Ke-Kenapa kau.. kenapa kau.. apa yang kau lakukan disini? " tanya Daniella terbata.

***

My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang