Chapter 7

3.4K 295 1
                                    

Author Pov's

Ahri masuk kedalam practice room yang kosong tersebut lalu duduk di sofa kulit berwarna coklat itu.

Kring kring!

Bunyi tersebut berasal dari ponsel Ahri. Ada  telepon masuk. Ahri mengecek ponselnya lalu mengangkat panggilan tersebut.

"Yeoboseo"

'Ahri-ya hari ini appa akan berangkat ke Jepang untuk menemui eomma dan ada pekerjaan kira - kira satu sampai dua bulan'

Ahri sedikit tersentak mendengar bahwa appanya akan pergi satu sampai dua bulan, tidak biasanya appa Ahri pergi selama itu, biasanya hanya beberapa hari paling lama 1 minggu.

"Appa aku ingin ikut" ucap Ahri seperti anak kecil.

'Kau perlu mengurus BTS disana, kau manajernya'

"..."

'Ahri, datanglah ke bandara sekarang sebelum appa yang tampan ini meninggalkanmu'

Ahri tertawa kecil mendengar kata-kata tampan yang disebut appanya tadi.

"Ne appa, aku kesana sekarang"

Ahri mematikan teleponnya dan langsung berdiri dan membuka pintu. Ternyata Jimin sudah ada di depan pintu juga.

"Jimin, sepertinya kau bercerita lain kali saja ya, appa-ku  sedang berada di bandara dan akan pergi selama 1 bulan lebih, kuharap kau bisa mengerti" Ahri merasa tidak enak kepada Jimin karena membatalkan semuanya.

"Gwaenchana Ahri-ya hari esok masih banyak" Jimin mengacak-acak rambut Ahri. "Kalau begitu sampai jumpa" Ahri pergi sambil melambaikan tangan kearah Jimin.

.

Ahri melihat sekeliling bandara untuk mencari orang tuanya. Ia mendapatkan appa-nya sedang berada di sebuah cafe.

Ahri melesatkan langkahnya menuju cafe tersebut. "Appa, aku ingin ikut" lalu duduk di depan hadapan appanya.

"Ahri-ya tidak bisa. Bukannya seminggu lagi bangtan akan mulai pembuatan mv?, mana bisa kau ikut denganku ahri, appa akan pulang secepatnya" jelas appa sambil mengelus puncak kepala Ahri.

"Ne appa" jawab Ahri sambil cemberut. "Yaa anak appa tidak boleh cemberut" Tuan Song mencubit pipi  sang anak.

"Appa harus segera pergi sekarang, jaga rumah ne" Tuan Song berdiri dari duduknya yang diikuti oleh Ahri.

.

Ahri Pov's

Aku merebahkan diriku di atas kasur empuk ku, dan memejamkan mataku untuk beberapa detik, lalu aku membuka mataku dengan cepat. Seperti ada suara dikamar tamu. Kamar yang bersebelahan dikamarku. Seperti bunyi lagu yang mengalun dengan lembut.

Aku sempat bergidik ngeri, pasalnya tidak ada tamu sama sekali. Apa mungkin Yonhee? Dia juga pernah menjahiliku dengan hal seperti itu.

Aku duduk di tepi tempat tidur lalu berdiri dan memepetkan daun telingaku ke dinding untuk mendengar asal suara. Apakah benar dari kamar sebelah?

Ya! Benar sekali! Aku langsung pergi keluar kamar dan membuka pintu kamar tamu dengan perlahan, aku sedari tadi hanya menatap keramik lantai kamar.

Lalu melihat sepasang kaki. Mwo? Kaki namja?! Aku membelalakan mataku. Aku menelan salivaku dengan susah payah. Lalu menaikkan pandangan ku perlahan. Aku melihat hanya handuk putih melilit dari pinggang sampai lututnya.

Aku langsung menutup pintu tersebut dengan cepat. Aigo ini gila! Siapa namja itu? Banyak aspek bermunculan ketika melihat sosok namja itu, tapi belum sempat melihat wajahnya aku sudah menutup pintunya.

Cklek.

Gagang pintu yang masih ku pegang sedari tadi terbuka dari sisi satunya. "Ada apa? Mengapa cemas sekali" tanya namja tersebut.

Aku hanya melongo melihat namja di depanku, sangat bingung. Mengapa ada Kim Taehyung dirumahku dengan posisi half naked. 

"Kau yang ada apa! Ini rumahku, d-dan ppa- pakai bajumu dulu" aku langsung menutup pintu tersebut dan berlari kedalam kamarku.

.

'Bunny-ya emm aku ingin bertanya, menurutmu apa status hububgan kita' tanya Buddy sedikt ragu.

"Molla.. Sebenarnya aku menganggapmu seperti" degup jantungku semakin cepat, aku takut salah mengatakannya. "Aku menganggapmu seperti namjachigu ku tapi kita saja belum pernah bertemu rasanya aku terlalu berharap ya" aku menggigit bibirku. Akh sangat takut apa yang ku katakan sangat salah.

Tidak ada respon dari Buddy. "M-mian mungkin aku ssalah ya" aku menundukkan kepalaku. Aku sangat takut karena aku mengatakan seperti itu kami akan menjauh.

Tiba-tiba ia memutuskan telponnya. Aishh bodoh sekali! Mengapa aku bilang seperti itu, bodoh aih!

Aku menitihkan air mataku. Aku kesal dengan diriku sendiri mengapa aku berkata seperti itu. Aku memeluk kakiku dan menangis semakin menjadi-jadi.

Pintu kamar ku tebuka dan aku melihat sosok namja bertubuh tegap melihatku khawatir. "Ahri-ya? Waeyo?" Ia duduk di tepi tempat tidurku lalu mengelus pipiku.

Aku tersenyum miris menatap Taehyung. "Ani, gwaenchana" aku menepis tangannya lalu sedikit tertawa. "Kau menangis tapi tertawa?" Taehyung memiringkan kepalanya melihatku.

"Tidak apa, lalu mengapa kau disini?" Aku bertanya ketus terhadapnya. "Aku disuruh oleh Tuan Song" jawabnya singkat.

"Hey aku bukan anak kecil yang perlu dijaga ataupun semacamnya, lalu mengapa harus kau, mengapa tidak Jungkook ataupun yang lain? " Aku hanya menatapnya acuh, sedari tadi juga aku masih menangis.

"Mengapa kau harus menyebut nama Jungkook pertama kali?" Ucapnya mulai berbeda dari yang tadi. Nada suaranya melihatku menangis sangatlah khawatir, sekarang berubah menjadi sangat dingin. "Apa kau menangisi dia? " lanjut Taehyung yang memegang kedua pundakku.

"Aniyo, aku bukan menangisinya"
Aku tersenyum tipis. "Aku menyebutnya pertama kali karena.." Aku menatap Taehyung sambil tersenyum tipis. "Karena ia juga yang menciumku pertama kali, bagaimana first kissmu huh?"

"Em first kiss ku juga direbut oleh seroang yeoja dulu, saat aku berumur 8 tahun, mungkin yeoja itu menganggap hanya main-main tapi aku menganggap itu first kissku"jelas Taehyung.

"ceritakan semuanya, aku akan mendengarkanmu" lanjutnya. Aku melepaskan kedua tangan Taehyung yang berada dibahuku. "Sudah malam, aku ngantuk, lebih baik kau tidur, mood ku sedang hancur sekarang, tolong jangan buat moodku tambah hancur, Tae" aku masuk kedalam selimutku dan memejamkan mataku, berusaha tidak mengingat apapun yang terjadi. 5 menit kemudian aku sudah memasuki alam mimpiku yang indah.

.

Aku terbangun dengan sendirinya pada pagi ini, aku merenggangkan badanku dengan mata masih tertutup. Aku mengubah posisi tidurku, tapi mengapa rasanya berat sekali, aku membalikkan badanku kearah kiri. Mengapa kasur ini terasa sedikit sempit dan sangat terasa hangat.

Aku mengerjapkan mataku beberapa kali, alhasil aku melihat dada bidang yang tertutup kaos  hitam polos. Aku ingin beranjak dari kasurku setelah melihat ternyata Kim Taehyung tidur di kasurku, tetapi tangan kekarnya menghalangiku untuk beranjak dari sisinya. "Taehyung-ah bangunlahh" aku menepuk pundaknya pelan. "Nghh" lenguhnya.

Akhirnya ia mulai tersadar. "Nanti chagi" ia mempererat pelukannya. Mwoya?! Chagi? Aku tersentak mendengar ia berkata seperti itu.

-tbc-

Holaaaa baca terus ya ceritanya!

Gomawo yang udah mau baca 🙏maav kalo gaje, typo, absurd, dll.

Help vote dan comment 💛💙💜💚❤️

New Manager (Dalam Perbaikan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang