Chapter 21

2.1K 189 2
                                    

Hoseok, Jimin, dan Jungkook melihat Taehyung yang membuka pintu  dorm dengan bajunya yang penuh dengan darah.

"Taehyung-ah!! Apa yang terjadi?" Hoseok berteriak panik melihat keadaan Taehyung. "Apa yang terjadi?" Tanya Jimin mendekati Taehyung dengan cepat.

"Hyung, apa kau diserang orang?" Tanya Jungkook tak kalah paniknya. "Bukan, aku tak mengapa tenang saja" Jawab Taehyung yang diiringi dengan senyum kotaknya.

"Lalu mengapa bajumu penuh dengan darah?" Tanya Hoseok yang masih terkejut melihat Taehyung.

"Ahri" jawab Taehyung dengan singkat. Jawaban tersebut membuat Jimin terkejut bukan main.

"Ada apa dengannya?!" Tanya Jimin cemas. "Siapa yang melakukannya?" Tanyanya kembali sambil mencengkram bahu Taehyung.

"Aku juga tak tau penyebabnya, ketika aku ingin membuka pintu kamarnya, ia tengah berdiri diambang pintu kamarnya dengan tangan penuh darah" jelas Taehyung.

Jimin tahu. Ini semua pasti karena pesannya tadi. "bagaimana keadaannya?" Tanya Jimin dengan serius. "iya baik-baik saja" jawab Taehyung. "kau tak usah khawatir hyung, aku pasti bisa menjaganya" jelas Taehyung tersenyum.

Jimin hanya membalasnya dengan senyuman, lalu berjalan kekamarnya. "Jimin-ah, apa kau tak mau makan?" tanya Jungkook yang melihat Jimin pergi kearah kamar. Jimin hanya menggelengkan kepalanya lalu menghilang dibalik pintu kamarnya.

Hoseok yang melihat Jungkook menatap aneh kearah Jimin tadi langsung berbicara "moodnya sedang buruk sekarang, dari tadi dia juga seperti itu" jelas Hoseok.

"Hyung lebih baik kau mengganti bajmu, sebelum yang lain ikut panik" ucap Jungkook. lalu Taehyung mengangguk meninggalkan Jungkook dan Hoseok. Sedetik kemudian Hoseok mulai berbicara "aku ingin makan duluan sebelum ada Jin hyung" lalu Hoseok membuka bungkusan yang dibawa Jungkook tadi.

.

sekitar jam 09.45KST Ahri baru tersadar dari tidurnya. kepalanya terasa pusing, matanya terlalu perih untuk di buka, dengan susah payah ia membuka matanya dengan sempurna, lalu ia melihat kedua tangannya sudah diperban, seketika ia mengingat kejadian semalam yang ia lakukan. lalu ia tersenyum. "kekanakan" katanya.

Ia melihat seisi ruang inapnya yang rata-rata bewarna putih tersebut. Ia melihat Appanya terlelap di sofa dengan berselimutkan sebuat jaket. Beberapa detik kemudian ada seseorang yang membuka pintu kamar inap.

Ahri menutup matanya seolah olah ia sedang terlelap. Ia tidak tau siapa yang datang kekamarnya. Suara langkah kaki orang tersebut semakin dekat dengan Ahri. Lalu orang itu membelai rambut Ahri lalu orang itu membangunkan Appanya.

"yeobo.. Apa kau lelah?" Suara tersebut sangatlah Ahri ketahui, itu suara eommanya.

Tuan Song terbangun mendengar suara tersebut. "Sejak kapan kau datang?" Tanya Tuan Song. "Baru saja aku sampai, bagaimana keadaan Ahri?" Tanya Nyonya Song. "Ia baik baik saja, dan untungnya ia tidak kehilangan darah yang banyak" Jelas Tuan Song.

"Bagaimana bila jika ia membutuhkan darah? Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Nyonya Song sedikit cemas. "tenang saja, kita bisa meminta tolong kepada keluarganya" jelas Tuan Song.

Ahri POV's

"tenang saja, kita bisa meminta tolong kepada keluargnya" mendengar kata-kata itu dari bibir appa membuat jantungku berdegub sangatlah kencang. apa maksudnya? apa aku bukan bagian dari keluarga ini?

Aku sangatlah ingin membuka kedua mataku, tapi aku kira belum saatnya. "Pelankan suaramu, bagaimana jika ia mendengarnya " ucap eomma sambil sedikit berbisik.

Aku sangat ingin sekali menjawab perkataan eomma 'ya eomma aku dengar semuanya' tapi aku sedang tan ingin memperbanyak masalah dihidupku.

Memang seharusnya aku mati, dari pada aku seperti orang yang terkutuk didunia.

Ahh, dengar Ahri anggap tidak terjadi apa-apa, anggap semuanya baik-baik saja.

Author POV's

Setelah beberapa jam kemudian semua member bts pun mendatangi Ahri di rumah sakit yang ia huni untuk beberapa saat. "Annyeong!" Sapa Hoseok seraya membuka pintu ruang inap tersebut. Terlihatlah Ahri yang sedang duduk di ranjangnya dengan kedua tangannya yang telah di perban.

Jimin berhenti di ambang pintu ruangan tersebut. Ia sangat bimbang antara masuk atau tidak. "Hyung masuklah" ajak Taehyung yang sudah di dalam ruangan tersebut. "a ah ne" jawab Jimin, lalu ia melangkahkan kakinya masuk.

semuanya duduk di sofa yang telah tersediakan didekat ranjang pasien.

"Ahri bagaimana keadaanmu?" tanya Hoseok. Ahri hanya membalasnya dengan senyumannya. Semuanya semakin kaku, tidak ada yang membuka pembicaraan setelah itu.

Jimin POV's

"Ahri bagaimana keadaanmu?" tanya Hoseok. Ahri hanya membalasnya dengan senyumannya. Aku melihat Ahri tersenyum, tersenyumnya tak selepas dulu, aku sangat mengutuk diriku sendiri, bila aku bisa memutar waktu, lebih baik aku tidak mengirim pesan tersebut.

"hyung? mengapa kau sangat diam? bukannya kau tadi bilang sangat ingin bertemu dengan pacarmu ini?" ucap Jungkook, aku tau dia hanya bergurau tapi gurauannya sangatlah menusuk kehatiku, seolah akulah yang sangat bersalah.

"aku tidak enak badan" jawabku singkat. lalu aku melihat kearah Ahri, ia hanya menunduk saja sambil melihat tangannya.

"lebih baik kau dirawat disini juga" ucap Yoongi sambil seidikit terkekeh.

kurang lebih 30 menit kami berada disana, kami pamit pulang. "aku akan menemani Ahri untuk beberapa saat" ujar Taehyung. "ani, tak perlu kau bisa pulang ke dorm" sanggah Ahri.

"Baiklah kalau begitu" Taehyung hanya mengangguk. Semua sudah berpamitan dengan Ahri kecuali aku, aku merasa lidahku sangatlah kelu untuk berpamitan saja.  "hm" aku berdehem lalu mengelus tengkuk.

"aku pergi dulu" lanjutku, lalu melangkahkan kakiku kearah pintu. "oppa" panggil Ahri. aku membulatkan mataku, apa aku tak salah dengar?

"hanya kaulah tempat ku bercerita, apa kau bisa mendengarkan ceritaku kembali?"tanya Ahri. aku memutar balik badanku dan menutup pintunya, lalu melangkah kearahnya. "apa yang ingin kau ceritakan?" tanyaku.

aku berjalan mendekatinya lalu duduk dikursi sebelah ranjangnya. "masalah baru muncul dalam hidupku, dimana aku tahu bahwa aku tidak tahu dimana orang tuaku saat ini" penjelasan Ahri membuatku bingung. "apa maksudnya?" tanya Jimin.

"direkturmu bukanlah orang tuaku" ucap Ahri sambil tersenyum lalu ia menunduk. aku sangat terkejut dengan pernyataanya.

  "Ahri jangan berkata seperti itu, kau sedang sakit sekarang lebih baik kau istirahat sekarang" jelasku. telponku berdering lalu aku melihat nama yang tertera "ne? tunggu 5 menit".

"pulanglah" ucap Ahri dengan datar. "tak ada satupun yang peduli denganku" lanjutnya. aku sangat ingin menemaninya sekarang tapi aku tak bisa karena adanya pemotretan hari ini.

"aku sangatlah peduli dengamu" ucap Jimin lalu mengenggam tangan Ahri. "setelah pemotretan aku janji akan kembali kesini, mendengarkan keluh kesahmu, aku berjanji" aku berjanji kepadanya lalu pergi meninggalkannya.

-tbc




New Manager (Dalam Perbaikan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang