Chapter 18

2.3K 206 1
                                    

Ahri POV's

Aku hanya mengendus kesal, appa hanya mengacuhkan ku. "aku hanya ingin bertanya apakah aku punya saudara. Hanya itu appa ". Aku pun menegakkan kembali kepalaku, dan menatap mata appa yang berada diseberang sana.

"appa mohon nanti saja kau membahas ini Ahri-ya, jangan membuat perkerjaan appa menambah runyam". Apa susahnya hanya menjawab ya atau tidak, dan mengapa.

"apa susah ya menjawab pertanyaanku ini? apa aku mempunyai saudara, atau aku memang bukan anak eomma dan appa?". Pertanyaanku sontak membuat appa melihatku dengan tajam, lalu ia menghela nafas dengan kasar. "appa akan menjelaskannya ketika eomma besok datang, besok kita akan menyelesaikan masalah ini" Jelasnya.

Aku hanya diam dari penjelasan appa, apakah aku ini memiliki saudara dan mereka membuangnya, atau aku yang dipungut oleh mereka?

Author POV's

Ahri berjalan keluar gedung BigHit ia sebenarnya sangat ingin pergi ketempat kediaman BTS sekarang, tapi niatnya itu urung karena moodnya benar-benar tidak baik sekarang, apalagi pulang kerumah, ia akan semakin bosan dirumah. Tangannya mengeluarkan ponselnya dari saku celananya, lalu ia mulai memainkan ponsel tersebut. Ahri mulai menelpon Yonhee. "Ya! Yonhee, eodiga?"

"aku sedang berada di tokyo sekarang, kau kemana saaja hah? aku menghubungi mu tapi tak pernah kau jawab, pesanku juga tak kau balas" Jawab Yonhee dengan panjang lebar. "seharusnya kau berada di Seoul sekarang, ada banyak yang harus kau ketahui, dan banyak pula yang akan ku ceritakan kepadamu" ucap Ahri putus asa.

"apa saja yang kau lakukan selama aku pergi! apa kau sudah--" kata kata Yonhee langsung dipotong oleh Ahri. "Ya!! Neo Micheoseo" Ahri langsung berteriak kearah ponselnya.

"mianhe mianhe" ucap Yonhee. "besok aku akan pulang kekorea, jadi besok kita akan bicarakan ne?" lanjut Yonhee. "Ne" Jawaban singkat dari Ahri.

Ahri POV's

Aku pun pergi sejenak kesebuah cafe untuk menenangkan diriku. Aku duduk di sudut ruangan, karena jarang ada orang dan lebih tenang untuk menenangkan diriku sejenak.

Sebenernya dilubuk hatiku aku sangat merindukan ketujuh namja yang ia asuh, walaupun hanya sebentar, tetapi mereka sudah seperti oppa ku sendiri.

Posisi ku sebagai manager pun sekarang sudah digantikan oleh manager yang baru, dan aku kembali menganggur, kurang lebih 3 bulan lagi aku akan masuk ke salah universitas di korea untuk melanjutkan pendidikanku, tapi apa yang harus aku lakukan selama 3 bulan kedepan?

Aku menyeruput hot chocolate yang ku pesan tadi, lalu aku memandangi ponselku. Biasanya  Buddy sudah mengirimkan aku pesan atau menelponku. Aku benar-benar merindukannya.

Jariku mulai mengetik sebuah pesan kekontak Buddy.

'hey Buddy, apa kabar? mengapa kau menghilang begitu saja? apa yang salah denganku? lalu mengapa ketika aku menunggu waktu itu kau tidak datang? bisa tolong berikan aku  penjelasan? setidaknya aku tau alasanmu mengapa menjauhiku'

apakah harus kukikirm? ah jangan, tapi aku harus mendengarkan pejelasan darinya. dengan susah payah aku menekan tombol send pada ponselku.

apa mungkin akan ia balas? aku pun tak tau, setidaknya dia membaca pesan dariku dulu.

Jimin POV's

Aku mulai mengaktifkan ponselku kembali, aku masih belum percaya bahwa orang yang aku cintai adalah orang yang juga sahabatku cintai. Apa yang harus aku perbuat? aku sangatlah bingung sekarang apa yang harus aku katakan pada Ahri.

aku melihat banyak pesan dari Ahri kurang lebih sekitar 200 pesan lebih. Apa dia benar-benar merindukanku? ah mana mungkin.

setelah membaca semua pesannya, aku pun mulai mengetik jawaban dari semua pertanyaan dari Ahri.

'hey, maafkan aku, sebenarnya aku datang ketika kau sakit, dan kau sedang terlelap disana, aku tidak ingin membangunkanmu. Sebenarnya, aku sangat mengenalmu, sangat. Kita pernah tertawa bersama dan lainnya. aku mohon, aku sangat memohon kepadamu, lupakan aku, anggap aku hanya seseorang yang tak berarti dalam hidupmu, jangan pernah menelpon ataupun mengirim pesan kepadaku lagi. Hapus nomorku dari ponselmu, aku tidak mau melukai orang yang kusayangi, aku lebih baik memilih sabahatku, karena aku tau akhir dari cinta hanyalah perpisahan. Jadi tolong buang aku jauh jauh dari hidupmu'

Aku tidak percaya mengirim pesan untuk Ahri seperti itu, sebenarnya hatiku juga tergores, amat sangat dalam, untungnya aku bisa menahan air mataku. "jeongmal mianhae Ahri"

Author POV's

Diam-diam Hoseok tengah melihat Jimin yang sedang tertunduk di pinggir kasur tersebut sambil memegang ponselnya "ya, Jimin-ah? wae? apa yang terjadi dengan Ahri?" Suara Hoseok sontak membuat Jimin sangat kaget. "m mwo?" Dengan refleks Jimin langsung memasukkan ponselnya kedalam saku celananya.

"Oh ayolah cerita kepadaku" pinta Hoseok seperti anak anak. "Kau salah dengar hyung, siapa yang menyebutkan nama Ahri" sangkal Jimin kepada Hoseok. "jangan berbohong, aku tau kau sedang patah hati, matamu tak bisa berbohong jimin" ucap Hoseok pelan.

"Aku akan menceritakan semuanya kepadamu, tapi aku mohon jangan pernah memberi tahu siapapun tentang ini" Jelas Jimin, lau dibalas anggukan oleh Hoseok pertanda ia menyetujuinya.

.

Ahri pun berjalan menuju halte bus terdekat dari cafe tersebut, ia melihat seseorang mengenakan mantel hitam, masker dan topi hitam. Yang muncul dibenak Ahri yang pasti ia seorang artis.

"hey apa yang kau lalukan sendiri?" tanya namja tersebut.lalu namja tersebut membuka sedikit maskernya, yang ternyata Kim Taehyung. "ya! kau mengagetkanku, aku kira siapa" ujar Ahri memanyunkan bibirnya.

"mianhae" ucap Taehyung. "kau mau kemana?"lanjut Taehyung.  "entahlah, aku sedang bosan dirumah".

"bagaimana kalau kau ikut ke dorm?" Ajak Taehyung. "jika kau mau saja" lalu Taehyung jalan mendahului Ahri. "Aku ikut!!" lalu Ahri menyusul Taehyung dengam cepat.

.

Selama dijalan Ahri belum sama sekali mengecek ponselnya. sesampainya di dorm Ahri disambut hangat Jin dan Namjoon disana, mendengar sedikit keributan yang terjadi diluar sana, akhirnya Hoseok dan Jimin pun keluar dari kamar mereka.

Raut wajah Jimin sangatlah terkejut melihat Ahri berada di hadapannya, lalu Ahri menatapnya dengan hangat, Jimin hanya bisa menunduk melihat senyuman tersebut. Hoseok yang melihat Jimin sedang sedih, ia pun mulai mengalihkan perhatiannya. "Wah, Ahri!! apa kau sudah benar benar pulih?"

Ahri membalas dengan anggukan lalu tersenyu melihat Hoseok. "Oh ya, dimana Yoongi oppa dan Jungkook? mengapa mereka tidak terlihat sejak tadi?" Tanya Ahri sambil melihat kekiri dan kekanan.

"kau tau kan bila Yoongi sedang lelah, dan Jungkook sedang ke Busan untuk acara di salah satu stasiun tv" jelas Namjoon. Ahri membulatkan mulutnya lalu kembali tersenyum. Mereka pun mulai bercanda seperti biasa, namun tidak dengan Jimin, ia hanya diam dari tadi.

"Jimin oppa? apa kau sedang sakit? kau terlihat sangat tidak semangat dari tadi" ucap Ahri membuat Jimin hanya menatap mata ahri dalam dalam. "oppa?" Ahri mengibaskan tangannya  didepan wajah Jimin, lalu membuat jimin tersadar. "Ani" jawab Jimin singkat dan langsung menundukkan kepalanya.

Ahri merogoh ponselnya dari tasnya untuk melihat jam. Ahri langsung tersenyum melihat ada sebuah pesan dari Buddy-nya. "omo!" Ahri berseru, lalu dengan cepat ia membuka pesan tersebut.

Jimin yang mendengar Ahri berkata ia langsung menegakkan kepalanya lalu melihat ekspresi Ahri yang langsung berubah drastis dari suara Ahri sebelumnya yang sangat senang.

'apa ia baru membukanya?' batin Jimin

-TBC-

ALHAMDULILLAH AKHIRNYA UPDATE LAGI DEH UHUYY!!!


New Manager (Dalam Perbaikan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang