Chapter 19

2.1K 184 3
                                    


Ahri POV's

Aku merogoh ponselku yang berada di tasku untuk melihat jam sekarang, setelah mendapatkan ponselku dari tas, aku menyalakannya dan aku melihat ada sebuah notif dari orang yang kudambakan, yaitu Buddy. Aku dengan cepat aku membuka pesan itu dan hancurlah hatiku ketika membaca pesan dari Buddy

From : Buddy

hey, maafkan aku, sebenarnya aku datang ketika kau sakit, dan kau sedang terlelap disana, aku tidak ingin membangunkanmu. Sebenarnya, aku sangat mengenalmu, sangat. Kita pernah tertawa bersama dan lainnya. aku mohon, aku sangat memohon kepadamu, lupakan aku, anggap aku hanya seseorang yang tak berarti dalam hidupmu, jangan pernah menelpon ataupun mengirim pesan kepadaku lagi. Hapus nomorku dari ponselmu, aku tidak mau melukai orang yang kusayangi, aku lebih baik memilih sabahatku, karena aku tau akhir dari cinta hanyalah perpisahan. Jadi tolong buang aku jauh jauh dari hidupmu.

Hatiku bagai tertusuk oleh pisau, ini lebih sakit ketika Dahyun menikamku. Rasa amat sesak didadaku, dan detik itu juga aku menjatuhkan airmataku, bagaimana bisa Buddy sejahat itu dengan diriku. "Ahri? neo gwaencaha? apa yang terjadi?" Tanya Taehyung sambil menepuk bahuku.

Author POV's

Jin, Namjoon, dan Taehyung langsung mendekat kearah Ahri, Sebenarnya Jimin ingin memeluk gadis itu sekarang, tapi semuanya sudah sirnah, ia sudah berjanji tidak akan menghubungi Ahri lagi sampai kapanpun, Hoseok yang melihat Jimin, ia hanya bisa menghela nafasnya, lalu ia melihat kembali lagi ke Ahri, mereka berdua sama-sama di posisi yang sangat sulit.

Jimin, ia mencintai seseorang yang sahabatnya cintai, bukankah itu namanya teman makan teman? Jimin sadar akan hal itu, ia tak mau berkelahi dengan Taehyung, cukup Taehyung dan Jungkooklah yang terakhir, jangan ada yang lain.

Sedangkan Ahri, ia mencintai buddy-nya walaupuun ia belum mengetahui siapa buddy tersebut, karena nyaman ia mencintai buddnya tersebut.

Ahri sedari tadi masih terisak tanpa memberi alasan kepada yang lainnya. ponsel Ahri pun sudah ia matikan dari tadi, ia sangat tak sanggup untuk melihat ponsel itu.

"to tolong antar a aku pulang" ucap Ahri sesegukan. "Baik aku yang antar" ucap Taehyung. Namun Taehyung dicegah oleh Namjoon. "Kau baru pulang, biar Jimin saja yang mengantarkannya" Jelas Namjoon.

Perkataan Namjoon sangat membuat Jimin terkejut, bagai mana tidak, yang sedang bermasalah sekarang Jimin dan Ahri, walaupun semua orang tidak tahu, kecuali Hoseok.

Namjoon sudah berkata, Taehyung tidak bisa membantah seorang Leader. "Jimin, antar dia" suruh Namjoon. Jimin melirik Hoseok lalu dibalas anggukan oleh Hoseok.

.

Didalam mobil tersebut hening, hanya terdengar isakan dari Ahri. "a apa yang terjadi?" tanya Jimin gelagapan ketika bertanya kepada Ahri.

Ahri sempat terdiam sejenak, ia menatap kosong kearah jalan. "aku terlalu bodoh, dan terlalu cepat mencintai seseorang" Jelas Ahri sambil menyungginggkan senyum putus asanya.

"apa orang yang kita cintai secepat itu pergi?" tanya Ahri. Jimin hanya diam saja, ia sangat ingin berkata sejujurnya dari awal hingga akhir kepada Ahri, tapi lidahnya terlalu keluh untuk berbicara sekarang.

"Jimin oppa" Lirih Ahri. "sebelumnya aku belum pernah menceritakan ini dengan siapapun, jadi tolong dengarkan aku sebaik mungkin"lanjut Ahri.

ia pun mulai menceritakan dari awal kenal sampai sekarang, dari yang awalnya hanya chatting biasa, lama kelamaan menjadi saling cinta,mendengar suara dan ketikan itu bagi Ahri sudah lebih dari cukup.

Sebenarnya, Jimin sangat ingin memeluk  gadis ini sekarang juga, menyalurkan penyesalannya. "maaf aku tidak bisa berbuat apa-apa" jawab Jimin sambil memberhentikan mobilnya didepan rumah Ahri. "gwaenchana, setidaknya oppa telah mendengarkan ceritaku" ucap Ahri dengan sedikit tersenyum.

"terimakasih oppa telah mengantarku" Ahri langsung keluar dari mobil dan berlari kecil masuk kerumah. "terimakasih juga telah mengisi hatiku selama ini" ucap Jimin sambil tersenyum kecil.

Jimin belum niat untuk turun dari mobilnya, ia hanya memarkirkan mobilnya diparkiran apartemen lalu hanya berdiam diri di mobil. "aku terlalu bodoh, sampai membuat yeoja sampai seperti itu". Entah sudah berapa kali ia memukul stir mobilnya, hanya untuk melampiaskan penyesalannya.

.

"Ahri ayo makan dulu, bibi sudah menyiapkan makanan kesukaanmu" Bibi Park mengetuk pintu kamar Ahri, mungkin sudah tiga kali Bibi Park bolak-balik hanya untuk menyuruh Ahri makan. Ahri tidak sangat tidak ingin diganggu sekarang. Makan pun ia sangat tidak nafsu. Ia hanya bisa menangis dan menangis sedari tadi, ia duduk diatas kasurnya dan memegang ponselnya.

Banyak sekali missed call dari Taehyung, tapi Ahri sangat sungkan untuk mengangkatnya. "apa yang salah pada diriku?" berulang kali Ahri berbicara seperti itu sendiri. Akhirnya ia membuka ponselnya lalu menelpon Buddy. ia tahu Buddy tidak akan mengangkat telponnya, namun takdir berkata lain telpon yang Ahri sangka tidak diangkat, akhirnya diangkat oleh Buddy.

"ya! Buddy! wae? WAE!!!!"Ahri berteriak, isak tangisnya mulai pecah. "apa salahku? huh? apa?" Ahri tidak bisa berhenti menangis, suaranya kini mulai bergetar. "maaf" balas buddy dari seberang sana. "maaf? hanya itu? dasar brengsek!" Ahri  melempar ponselnya dengan keras,ia sangat-sangat kecewa sekarang.

Ponselnya mati karena dibanting oleh Ahri. "lebih baik aku mati saja" ucap Ahri sambil sesegukan, ia mengacak-acak rambutnya frustasi.

Bibi Park yang mendengar suara menangis, ia langsung menaiki anak tangga, lalu mencoba membuka pintu kamar Ahri, tapi sia-sia kamar Ahri dikunci sedari tadi. "Ahri?! ada apa? ayo buka pintunya".

Ahri masih tidak mengubris Bibi Park diluar sana.Dengan cepat Bibi Park mencoba menelpon Tuan Song. "tuan, Ahri mengurung dirinya dikamar, sejak pulang ia sudah menangis sedari tadi, saya harap tuan pualng sekarang, untuk membujuknya"

Tuan Song yang mendengar kabar tersebut, ia langsung pergi kerumahnya dengan segera.

.

Setelah sampai dirumah Tuan Song langsung bergegas kekamar putrinya tersebut. "Ahri!" Tuang Song mengetuk pintu dengan sangat kuat. "Buka pintunya sekarang juga!!" Teriak Tuan Song dari luar kamar.

Mendengar teriakan Tuan Song, Ahri berjalan gontai menuju pintu, lalu membukanya perlahan. Tuan Song kaget dengan keadaan putri kesayangannya sekarang. Matanya sembab, bibirnya terlihat sangat pucat, rambut yang acak-acakan. "Apa yang membuatmu menjadi seperti ini?!" Tuan Song mengguncang bahu Ahri dengan kasar.

"Siapa yang membuat mu seperti ini? jawab appa!"

-tbc-



 

New Manager (Dalam Perbaikan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang