Chapter 16

2.4K 211 10
                                    


Author POV's

"Berhentilah menjadi manager bila kau celaka" ucap tuan Song lalu pergi dari ruang inap Ahri.

Ahri hanya menundukkan kepalanya. Taehyung masih berdiri di sisi tempat tidur Ahri. "Oppa" panggilAhri yang berkaca-kaca.

"Gwaenchana" ucap Taehyung sambil mengacak rambut Ahri. "Padahal tak ada hubungannya dengan pekerjaanku" Ahri mulai terisak.

"Tenangkan dirimu, aku akan membeli makanan sebentar" ujar Taehyung dan meninggalkan Ahri.

Ahri pun ingin memposisikannya tidur kembali, tapi sebelum keinginannya terpenuhi, ia mendapat panggilan telpon.

Buddy.

"Y-yeoboseo?"

'Bunny? Eodi? Apa masalahmu denganku? Sampai kau tidak menjawab telponku dan membalas pesanku'

"ah, itu, mm ponsel ku hilang"

'Kau berbohong?'

"A ani"

'Katakan yang sebenarnya'

Buddy POV's

"Aku tak membalas pesanmu karena aku..". "Karena apa?"tanyaku. "Aku koma" jawab suara yang berasal dari ponselku. Koma? Apa yang terjadi pada bunny? "K koma? Kau dimana sekarang? Aku akan kesana" jawab ku cepat.

"Aku akan mengirim lokasinya" ucap Ahri mematikan telponnya. Setelah menunggu beberapa menit aku mendapatkan lokasi dimana Ahri di rawat. Aku pun bergegas ke sana.

.

"Ah sial" ujarku sambil memukul stir mobil. Aku terjebak macet parah, akan sangat lama aku sampai tujuan. Bisa-bisa 1 jam lagi aku sampai.

Author POV's

"Mengapa lama sekali" batin Ahri. Sudah 40 menit ia menunggu. Ahri menejapkan matanya sesekali. Ia merasakan kantuk yang amat sangat. Mungkin efek obat yangdiberi oleh perawat tadi. Akhirnya ia tertidur pulas.

.

Taehyung pun menaruh makanan di meja yang tersedia. Ia melihat Ahri tertidur pulas. Sangat damai. Setelah 10 menit menatap Ahri dalam diam. "Lebih baik aku mandi" ucap Taehyung.

.

Buddy POV's

Aku berlari melewati lorong-lorong rumah sakit. Dan kutemukan ruang inap bunny. Dengan cepat ku buka pintu tersebut dan menutupnya perlahan.

Ia melangkahkan kakinya perlahan kearah kasur. Wajah bunny tak terlihat jelas karena rambutnya yang panjang menutupi wajah cantiknya. Aku menyingkirkan rambutnya agar wajahnya terlihat dengan jelas.

"A ahri?" Aku melangkah mundur melihat Ahri yang berada di kasur tersebut. Hatiku benar-benar campur aduk. Antara senang dan sedih.

"Jimin? Kau sudah tau ruangan baru Ahri?" Ucap seseorang dari belakangku.

.

Author POV's

"Bisa kau ceritakan kronologisnya?" Tanya Tuan Song. "Jadi sebenarnya Ahri melindungiku" jelas Jungkook yang dduk dihadapan Tuan Song.

"Lalu siapa yang melakukannya?". "D dahyun" ucap Jungkook gugup. "Siapa dia?" Tuan Song memberinya peetanyaan terus- menerus.

"Ia kekasihku dari sebelum debut, wajahnya sangatlah miip dengan Ahri" lalu Jungkook memperlihatkan foto Dahyun dari ponselnya. Tuan Song mengerutkan dahinya. "Kau mencoba mengelabuiku?" Ujar Tuan Song.

"Aku berani bersumpah bahwa dia bukan Ahri" ucap Jungkook dengan mantap. "Bawa dia besok kesini, dan kau boleh pulang sekarang" Jungkook pun mengangguk lalu pergi dari ruangan tersebut.

.

"Ne" ucap Jimin sambil berbalik badan. "Apa yang salah? Wajahmu sangat terlihat lesu" kata Taehyung seraya menepuk bahu Jimin.

"Ahri kau sudah bangun?" Taehyung yang melihat Ahri bangun langsung duduk dikursi sebelah kasur Ahri.

"Ne oppa" Jawab Ahri sambil tersenyum. "Jimin!" Seru Ahri bersamgat. "Wae? Kau sedang ada masalah?" Lanjut Ahri.

"Aniyo, mungkin sedikit lelah" jawab Jimin tersenyum sendu. "Oh ya, oppa apa tadi ada yang datang kesini?" Ahri menatap Taehyung. "Tidak ada, hanya Jimin yang baru saja datang"

"Dimana dia" Ahri langsung mengambil ponselnya untuk menelpon buddy. Jimin yang sudah tau bahwa Ahri akan menelponnya langsung mematikan ponselnya.

"Hm tidak aktif" ucap Ahri kecewa. " aku akan kembali kedorm" Jimin tersenyum kepada Taehyung tanpa menatap mereka berdua.

.

Jimin POV's

Aku berjalan tergontai masuk kedalam dorm. Rasanya seperti mimpi, mengetahui orang yang kita cintai adalah orang yang dicintai oleh sahabat sendiri.

"Jimin aku sudah memasak, ayo makan" seru Jin melihat diriku masuk ke dalam dorm. "Nanti hyung" jawabku lalu masuk ke kamar.

Ku hempaskan badanku dikasur empukku, yang kurasa seperti puluhan pisau menghujamku. tak terasa sebutir air matapun keluar dari sudut mataku. Walaupun aku terlihat kuat, aku masih bisa menangis, karena cinta pertamaku.

Aku merasa mengejar yang tak akan kudapatkan. Walaupun Ahri juga mencintaiku. Aku masih menghargai perasaan sahabatku, Taehyung.

Aku mendengar ada orang membuka pintu kamarku. dengan cepat aku menghapus air mataku. "Jimin-ah!" Seru Hoseok dari ambang pintu lalu menatapku.

"Heol! Apa kau menangis?" Tanya Hoseok mendekatiku. "Ani, aku rasa mataku sedang iritasi" dusta ku. "Oh begitu, segera obati. Kau dipanggil Jin hyung, kau disuruhnya untuk makan sekarang, atau kau tidak akan diberinya makan sebulan". Aku tersenyum mendengar perkataan Hoseok. "Ne aku akan makan"

.

Aku duduk di sofa sambil menyalakan ponselku yang kumatikan sedari tadi. Banyak pesan dan miss call dari Ahri. Tapi aku mencoba menghiraukan pesan tersebut. Aku melempar ponselku kearah meja. "Apa yang terjadi sampai melempar ponselmu?" Tanya Yoongi datar. Aku hanya menggelengkan kepalaku. Lalu Yoongi mengambil ponselku di meja, dan melihatnya.

"Bunny?" Yoongi mengerutkan dahinya. "Jangan dibaca" seruku seraya ingin mengambil ponselku.

"Ada apa ini?" Tanya Namjoon yang tadi mendengar teriakanku . "Jimin mempunyai yeojachingu" Yoongi menaik-naikan alisnya. "Woah Jeongmal? Kau belajar banyak dari Taehyung dan Jugkook".

"Aish mengapa tambah rumit" aku mengacak rambutku dengan gusar. Lalu mengambil ponselku dari tangan Yoongi dan pergi keluar dorm untuk mencari udara segar. "Hey sudah malam, kau mau kemana!" Teriak Namjoon dari dalam dorm tapi aku menghiraukannya saja

Aku pergi ketaman tempat aku dan Ahri berbincang. Aku duduk di kursi tersebut. Mengingat kejadian yang telah lalu. Jika aku tau dari awal bunny adalah Ahri aku tidak akan mendekatinya atau aku tak akan memberi tau bahwa Taehyung adalah teman dekatnya yang memendam rasa padanya.

Mengapa semuanya terjadi padaku? Mengapa harus Ahri? Mengapa pada hari itu aku memainkan omegle?

Aku mengacak-acak rambutku dengan kasar, menunggu ada yang membangunkan ku dari tidurku, tapi semuanya benar-benar nyata, bukanlah mimpi.

-tbc-

New Manager (Dalam Perbaikan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang