Chapter 23

2.1K 193 3
                                    

HALOOH                                                                                                                                                                                                          
HAPPY 5K READERS!
MAKASIH LOH YANG UDAH MAU BACA + VOTE + COMMENT
LOVE U ALL!!

Ahri Pov's

"Jeongmal mianhae, bunny"

pikiranku seketika kosong, aku bingung apa yang Jimin katakan. aku langsung mendorong badannya, lalu menatap matanya. "ya, mwoya" aku menatapnya dengan tatapan aneh. "bunny?" tanyaku kembali.

Jimin hanya diam sambil melihat ke arah lantai. "Jeongmal mianhae, bunny" ulangnya. "bunny? mengapa kau memanggilku dengan panggilan itu huh?" aku melangkah mundur dari dirinya. "apa maksudmu? kau ingin menjatuhkanku? dengan mengingatkan orang yang menyakiti ku?" aku mulai menaikkan suaraku.

"karena aku telah menyakitimu, maka perbolehkan aku mengobatinya" Jimin melihat kearahku, dan menarikku kembali kedalam pelukannya. aku masih bingung, apa maksudnya. "sejak kapan kau menyakitiku? aku tidak pernah merasa kau menyakitiku sedikitpun" aku ingin mendorongnya menjauh, tapi ia menahanku.

"bukannya kau barusan bilang aku orang yang menyakitimu?" aku hanya diam mencerna kata-katanya. "karena aku buddy selama ini" ia mengeratkan pelukannya, sangat erat.

"ige mwoya?" ucapku berbisik. "jangan mengelabuiku, tolong" lanjutku.

"Apa situasi seperti ini aku bisa mengelabui seseorang?" Tanyanya. "Jika memang benar, mengapa kau mengirimkan ku pesan seperti itu?"

Aku mencoba melepas pelukannya berkali-kali tetapi hasilnya tetap gagal.

"Hm, kau pasti mengerti isi dari pesan itu" jawabnya sambil mengelus pucuk kepalaku.

"Karena sahabatku" lanjutnya.

"Sampai sekarangpun aku masih belum percaya. bagaimana caranya membuat agar aku percaya?" Tanyaku kembali. Tapi memang benar apa yang ia katakan benar benar belum bisa masuk kedalam otakku.

"Kita pernah ingin bertemu, tetapi kau sedang berada di kota lain saat itu, lalu kita pernah berbincang lewat video call, lalu aku mematikan sambungannya karena seseorang memanggilku"

Penjelasan yang diberikan Jimin membuat tubuhku melemas, apa yang ia katakan memang benar adanya. "J Jimin-ah" aku menatap matanya dan saat itu juga aku menangis.

"Mengapa kau seperti itu kepadaku" aku menangis tersedu sedu. "Yaa uljima" ia menghapus menangkup wajahku dan menghapus air mataku.

"Maafkan aku yang sebelumnya" Ia mendekatkan wajahnya, aku hanya bisa menutup mataku lalu ia mencium bibirku dengan pelan.

Author POV's

Perlahan Ahri membuka matanya dan memberi jarak antara dirinya dan Jimin. Jimin hanya tersenyum melihat Ahri menjadi salah tingkah.

"Siapa sahabatmu yang menyukaiku?" Tanya Ahri yang menatap Jimin.

Sejenak Jimin terdiam, lalu ia melihat kearah tangan Ahri yang mengeluarkan darah karena ia mencopot infusnya dengan kasar. "Aku akan memanggil suster sebentar" lalu Jimin berlari keluar kamar tersebut dan kembali dengan seorang suster.

Setelah tangannya di perban dan di infus kembali di tangan sebelahnya, Ahri pun disarankan untuk tidur agar tenaganya kembali pulih.

Ahri merebahkan dirinya diatas ranjang rumah sakit tersebut, ditemani oleh Jimin yang duduk disebelah ranjangnya.

Ahri menatap wajah Jimin sementara Jimin sedang memainkan ponselnya. Sadar dirinya sedang di perhatikan, Jimin tersenyum "mengapa kau melihatku seperti itu?" Tanyanya membuat Ahri diam lalu melihat kearah lain. "Percaya dirimu terlalu tinggi tuan"

"Lebih baik sekarang kau tidur" Jimin menggerakan tangannya untuk mengelus rambut Ahri, Ahri hanya bisa tersenyum akibat perlakuan Jimin.

"Kau belum menjawab pertanyaanku tadi" ucap Ahri. Sebenarnya Jimin ingat dengan pertanyaan tadi, tapi ia sangat sungkan untuj menyebut namanya.

" oh itu" Jimin menghela nafasnya dalam. "Kita pernah bertemu ditaman, lalu ada seseorang yang kita bicarakan. Orang itulah yang menyukaimu"

Penjelasan Jimin membuat Ahri mengulang memorinya pada hari tersebut, dan orang yang di bicarakannya adalah Taehyung.

"Maksudmu Taehyung?"

Jimin hanya tersenyum tipis lalu mengangguk.

Ahri hanya diam saja melihat reaksi Jimin.

"Tidurlah, aku akan menemanimu sampai kau terlelap" Jimin tersenyum lalu mengelus pipi Ahri. Siapa yang tidak luluh terhadap perbuatan Jimin? Ahri hanya bisa tersenyum malu lalu menutup matanya sesuai perintah Jimin.

.

Eomma Ahri duduk di ruang keluarga sambil menangis tersedu-sedu. "B Ba Bagaimana ini? Ahri sudah tau, aku takut ia membenci ku"

"Aku akan pulang kerumah secepatnya jadi tenanglah" jawab Tuan Song.

Lalu ia mematikan sambungan telponnya dan melanjutkan tangisnya.

Bibi Park mendengar tangisan tersebut langsung menuju sumber asal suara. Melihat hal tersebut Bibi Park langsung menghampiri eomma Ahri.

"Apa yang terjadi nyonya" Bibi Park begitu cemas melihatnya, tak biasanya eomma Ahri menangis sampai seperti ini.

" Ahri sudah tau semuanya"

Bibi Park Hanya diam saja, lalu menunduk. "setelah Ahri sembuh total kita harus membicarakannya semua" lalu eomma Ahri  berdiri dan berjalan kearah kamarnya.

Bibi Park mengeluarkan ponselnya dari kantung bajunya, lalu ia menekan beberapa tombol diponselnya dan menempelkannya ditelinganya. "yeoboseo, ada masalah serius sekarang,aku harap kita bisa bertemu" "eum, soal anakmu, ia sudah mengetahui semuanya"

.

sebelum makan malam Jimin pun pulang kedormnya. "aku pulang"  Ucap Jimin lalu menguntal mantel yang ia pakai kearah Jungkook yang duduk disofa. "mengapa kau selalu melakukan itu kepada ku?" Jungkook hanya menatap Jimin malas lalu menguntalnya kembali ke Jimin. "kau darimana?" tanya Namjoon yang ikut bergabung duduk disebelah Jungkook.

"aku habis pergi kesuatu tempat dengan temanku" Jawab Jimin sambil tersenyum. "teman? sejak kapan hyung punya teman?"Bully seorang maknae. "Ahh teman atau teman?"  Lanjut Jungkook. Jimin melihat kearah Namjoon yang sudah menatapnya dengan tatapan aneh.

"lebih baik kalian diam saja" Jawab Jimin. "Ya~ aku ini leader jadi harus tau siapa yang jalan denganmu" Lalu Namjoon tertawa bersama Jungkook. 

-tbc-

typo everywhere  -__- harap maklum lah ye

New Manager (Dalam Perbaikan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang