That Day.

Sunset

I kiss him back.

My first kiss is gone now.
And I have no regret

---

Beberapa menit kemudian, Taehyung melepaskanku.

Akhirnya kami dapat bernapas sepuasnya sekarang.

Aku tidak tahu berapa lama kami berciuman. Aku lupa segalanya. Intinya, hal itu cukup untuk membuat sistem pernapasanku tidak berfungsi dengan normal.

Aku hampir sesak napas tadi.

Serius.

Taehyung melepaskan genggaman tangannya, lalu memelukku sepenuhnya. Menghilangkan jarak diantara kami, yang sesungguhnya memang sudah tidak ada.

Aku menyandarkan kepalaku didadanya. Dapat kurasakan ujung kepalaku menyentuh dagunya.

Diposisi seperti ini, aku dapat mendengar dengan jelas degup jantung Taehyung.

Degup jantungnya sangat cepat. Aku tersenyum dan menggumam, "Aku pikir jantungmu akan keluar dan memakan wajahku." Candaku, masih berada dalam pelukannya.

Lalu Taehyung terkekeh, aku dapat merasakan getaran di badannya. Ia mengacak-acak rambutku.

Aku terdiam.

Berusaha menikmati kehangatan selama mungkin.

Namun, Taehyung berkata, "Sampai kapan kita akan begini"

Aku tertawa, "Kau tidak melepaskanku"

Lalu Taehyung melepaskan pelukannya, "Ayo kita kembali ke villa. Kau harus tidur"

Kutatap mata hitamnya, ia menatapku sambil tersenyum.

Aku mengangguk, "Kaja."

Lalu kami berjalan kembali ke villa.

---

"Aish" Gerutuku saat berusaha menggoyangkan gembok dari dalam pagar gerbang villa kami.

Ya, benar.

Aku terkunci.

Taehyung meraih kearah dalam pagar besi tersebut, "Benar-benar sudah terkunci"

Aku menatapnya dengan lemas, "Bagaimana ini"

Taehyung menatap kearah halaman villa dengan kosong. Lalu menoleh kearahku dengan tersenyum lebar, seakan mendapatkan ide terbaik di dunia.

Lalu ia mengatakan, "Kau tidur di tempatku saja"

Aku membelalak, "Mwo?! Andwae!" (Apa?! Tidak!)

Dasar lelaki.

Dikasih hati minta jantung.

Lalu ia menatap kearah atas, "Kalau begitu kau harus memanjat pagar" sarannya.

Aku mengikuti pandangannya. Pagar besi itu setinggi dua kali badanku, dan memiliki tiga besi yang dapat berguna sebagai pijakan.