Flashlight

87.5K 8.8K 661
                                    

Setelah entah berapa lama duduk disini, akhirnya aku berdiri.

Rasanya kakiku hampir kram. Sungguh.

Kami telah membahas kurang lebih 30 pertanyaan yang mungkin ditanyakan kepada kami saat pers meliput.

Semuanya sudah siap, kami sudah memiliki semua jawaban pamungkas untuk pertanyaan yang tak terduga sekalipun.

"Kalau begitu kami pergi dulu, PD-nim. Kamsahamnida." Kata Taehyung lalu membungkuk 90 derajat.

Aku mengikuti tingkah lakunya.

Bang PD tersenyum, "Geurae."

Kupegang tali tas kertas yang tadi diberikan oleh Bang PD, lalu berbalik mengikuti Taehyung yang sudah hampir tiba didepan pintu.

Saat kami telah diluar, Taehyung berbalik menghadap kearahku

Lalu ia mendekat, jaraknya hanya sejengkal dariku.

Satu tangannya beralih kebelakang tubuhku.

What the f(lower) is he doing?!

.

.

Untungnya, dia hanya menarik ikat rambut tosca yang kukenakan dari tadi.

Taehyung menunjukkan ikat rambut tersebut kedepan wajahku, "Aku ambil ini." Lalu mengantongi ikat rambut kesayanganku.

Hah. Dia benar-benar melakukan hal semaunya.

Aku merapihkan rambutku, tidak lupa dengan tatapan ganas yang kuberikan padanya.

Taehyung memasukkan kedua tangannya di kantong hoodie abu-abunya, "Apa kau ingin langsung pulang kerumah?"

Aku menoleh kearahnya, sial. Kenapa dia tinggi sekali. "Eoh? Wae?"

"Ani.. Aku hanya bertanya apakah kau ingin melihat Jungkook"

Jungkook?

Kenapa dia bertanya begitu?

Aku melempar tatapan aneh kepadanya, "Jungkook? Kenapa kau berpikir aku ingin melihat Jungkook?"

Apa dia tahu?

Entah kenapa, Taehyung terlihat kaget. Matanya menerawang, lalu tiba-tiba terfokus kembali. Aku bisa membayangkan ada lampu kuning yang menyala di atas kepalanya. "Dia biasmu kan"

"Kapan aku mengatakan bahwa dia biasku?" Aku mengernyit.

"Kau pernah bilang bahwa dia perfect dan BTS eksis karena Jungkook"

Ah, benar juga. Aku pernah mengatakannya saat di taman.

Tapi apa itu berarti Jungkook biasku?

Aku bahkan bukan ARMY.

Whatsoever.

"Hah.. Hahah" Aku tertawa dengan terpaksa, "Ya anggap saja begitu"

Taehyung memutar kedua bola matanya, "Jadi, kau mau bertemu dengannya atau tidak?"

"Hmmm.." Aku melihat kearah koridor, "Apa managermu tidak melarang?" Tanyaku.

Taehyung mendecak, "Tentu saja, pabo. Lagi pula kau bukan orang asing disini."

Aku bukan orang asing lagi disini?

Benar juga. Aku kan 'pacarnya' Taehyung.

"Aku akan langsung kerumah saja."

Taehyung menaikkan alisnya, "Wae?"

"Kalian harus berlatih untuk comeback, aku tidak mau kalian membuang-buang waktu hanya untuk menjamuku."

That Day.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang