Gak Penting!

101 10 3
                                    

Aku tahu aku tak sepenting itu
Yang bisa membuatmu khawatir
Yang bisa membuatmu tak bisa berhenti berpikir

Aku tahu aku tak sepenting itu
Hingga kau harus memikirkan perasaanku
Hingga kau harus menjaga sikapmu

Aku tahu aku tak sepenting itu
Dan selamanya akan tetap begitu

Kau, seseorang yang disana. Yang selalu aku sebut dalam doa khitmadku. Bisakah kau merasakan kesakitanku saat ini?

Sekali saja, bisakah kau mengerti arti sikapku padamu?

Tidak, sungguh aku tidak marah. Apa hak diriku atas kamu? Siapa diriku yang selalu ingin tahu kepentinganmu?

Aku tau, dan aku sungguh sadar bahwa aku bukanlah siapa-siapa dirimu. Aku hanya orang baru yang kebetulan mampir dihidupmu. Berguna diriku untukmu pun seharusnya aku bersyukur. Bukan malah menuntut minta lebih darimu.

Aku kecewa. Kecewa pada diriku sendiri. Tidak, sungguh bukan atas karenamu. Tapi kecewa atas apa yang ada dalam benakku. Pengharapan terhadapmu.

Aku kecewa karena aku berani berharap padamu. Itu salah, dan aku tahu itu.

Namun tahu kah kau wahai seseorang yang selalu membuatku tersenyum, tertawa dan bahkan menangis sekalipun?

Aku tak bisa mengatur perasaanku! Jika bisa aku ingin berhenti, lelah rasanya merasakan ini! Lelah rasanya selalu menangis karenamu!

Menerima kenyataan bahwa aku bukan orang yang ada dihatimu, itu sudah membuatku merasa terpukul. Terlebih, orang yang ada dihatimu adalah orang terdekatku. Aku harus bagaimana?

Coba jelaskan bagaimana aku harus bersikap? Coba jelaskan bagaimana aku menafsirkan sikapmu? Sungguh, meski aku tahu aku bukanlah sosok yang ada dihatimu, tapi bisakah kamu mengerti bahwa aku punya rasa padamu! Sekuat apapun aku menampik semua sikapmu, tapi pengharapan itu selalu ada disudut hatiku.

Kumohon, berhentilah membuat perasaanku terombang-ambing. Aku lelah dengan semua yang aku rasakan. Sungguh aku sangat lelah.

***

Jum'at, 18 Maret 2016

Story of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang