1. Marahan

1.5K 117 53
                                    

"Benci jadi cinta itu kebanyakan cuman ada di film-film drama romantis, kalau di dunia nyata kebanyakan cinta jadi benci gara-gara uda jadi mantan."

"Candy, yuk!"

Cewek yang dipanggil Candy tadi berjalan malas kearah cowok yang lagi berdiri sambil ngibasin tangannya kemuka.

Bughh..

"Jalan!"

*****

"Can, masih marah?"

Candy tidak menghiraukan pertanyaan dari Kenan. Padahal, Kenan sudah berusaha membujuknya. Tapi Candy tetap tidak peduli. pandangannya lurus kedepan bahkan jalannya bisa dibilang lurus tanpa berbelok-belok dari kantin sampai parkiran.

"Can gue minta maaf dong... lagian tadi kan masih ada Ana sama Salsa yang nungguin lo."

Lagi-lagi Candy mengabaikannya. Bahkan, untuk mensejajarkan langkahnya dengan Candy, Kenan sudah tersandung 5 kali karena jalan Candy yang terkesan grusak-grusuk.

"Cepet buka pintunya gue gerah!"

Kenan langsung menekan tombol central locknya. setelah bunyi alarm terbuka dari mobil Kenan terdengar, Candy langsung masuk kedalam mobil dan membanting pintu sekuat-kuatnya.

Kenan meringis melihat pintu mobilnya. Padahal, mobilnya baru sebulan dibelikan oleh papa. Emang kalau cewek lagi marah sangarnya bisa melebihi singa di hutan rimba. Kenan sampai bergidik ngeri takut diterkam.

*****

"AKU PULANGG!!" teriak Candy kemudian menutup pintu rumahnya. Mengabaikan orang yang sedari tadi mengekorinya dari belakang.

"Wa'alaikumusalamm...," sahut Bia, Mamanya Candy. Bermaksud menyindir karena masuk rumah tanpa mengucap salam.

"Maaf Ma, Assalammualaikum... Hehehheh...," jawabnya cengengesan lalu menyalim tangan Bia.

Sedangkan Kenan dia sibuk mengusap-usap keningnya yang memerah mungkin sebentar lagi berubah menjadi biru. Karena Candy yang membanting pintu-dengan sengaja, menyebabkan keningnya mencumbu pintu dengan tidak elitnya. Bunyi 'Duk' yang nyaring menandakan seberapa sakit dan ngilu yang Kenan rasakan.

"Assalammualaikum Ma...," sapa Kenan lalu menyalim tangan Bia.

"Wa'alaikumusalam...." Bia tersenyum hangat melihat kehadiran Kenan lalu alisnya mengernyit. "Kenan kenapa keningnya kok merah begitu?" tanya Bia khawatir sambil membantu kenan mengusap keningnya.

Candy memutar bola matanya sambil mendengus. Tidak senang melihat Kenan yang selalu diperlakukan manja dengan Mamanya melebihi dirinya sendiri. Kadang Candy suka bingung, yang anak Mamanya dia atau Kenan, sih?

Kenan menjulurkan lidahnya kearah Candy. Dan mengedipkan sebelah matanya yang langsung mendapat tatapan tajam dari Candy.

"Ini ni mah, Candy nutup pintu sembarangam jadi kebentur kening Kenan," adu Kenan dengan suara yang dibuat-buat dan bibir tertekuk, percis seperti anak kecil yang tengah merajuk. Dan itu sungguh amat menjijikkan di mata Candy. Rasanya dibanding iba seperti Sang mama dia malah merasa itu muka minta dipukul pakai linggis yang ada di dekatnya. Sayangnya Candy tidak mungkin melakukan itu karena pasti mamanya akan marah. Sudah jelaskan kalau Kenan itu kesayangan.

"Aduuhhh... Candy lain kali gak boleh gitu. Kasihan ini Kenannya Loh. Sampai merah gini, kompres air hangat ya. Biar gak bengkak ini."

Kenan mengangguk lucu, dengan bibir bawah yang dimajukan. Pura-pura meringis sambil mengusap keningnya sebelum Bia ke dapur menyiapkan air hangat untuk mengkompres memarnya.

Matanya melirik ke arah Candy yang masih berdiri di tempatnya dengan bersidekap sambil memelototinya. Belum sempat Kenan mengatakan sesuatu, Candy sudah meninggalkannya dengan kesal. Menghentakkan kakinya sebelum melangkah dengan terburu-buru menaiki anak tangga. Karena kamarnya yang terletak di lantai atas.

Kenan menghela nafas, menggelengkan kepalanya. Gemas dengan tingkah sahabat seperpopokannya itu. Sangkin gemasnya Kenan ingin sekali melemparnya ke rawa penuh buaya. Tapi yang ada sebelum terlempar Kenan sudah duluan diterkam singa betina.  Kalau sudah marah begini Kenan harus ekstra sabar untuk membujuknya. Semangat Kenan!

*****

"Berantem lagi sama Candy?" tanya Bia yang sedang sibuk menyiapkan makan siang untuk mereka.

Kenan mengangguk lesu sambil memangku dagunya dengan sebelah tangan. Dia melihat Candy yang sedang sibuk sendiri dengan serial kartun favoritnya di ruang keluarga yang bersebrangan dengan dapur. Menampilkan dua anak kecil kembar botak. Yang satu rambutnya cuman sehelai di tengah berbicara dengan teman perempuannya yang memakai kaca mata.

Menurut Candy melihat dua anak kembar botak itu lebih menyenangkan dibanding meladeni Kenan. Jadi sedari tadi dia mengabaikan atensi Kenan yang dari dia keluar kamar sampai mengambil sebungkus keripik kentang terus mengekorinya.

"Candy sini makan, makanannya udah siap," ajak Bia setelah mematikan kompor dan menyuci tangannya.

Candy berjalan kearah meja makan dan duduk sejauh mungkin dari Kenan. Kenan menghela nafas panjang. 'Kalau uda marah begini, susah banget ngajak baikannya,' gumamnya tidak jelas sambil terus menguyah makanan dengan tidak semangat.

Tbc....

Silahkan diberikan komentar dan sarannya :), sudah aku perbaiki beberapa kata dan penggunaan bahasanya :)

EASIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang