Chapter 11

7.5K 264 12
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sasuke melempar tasnya kesembarang arah dia menghempaskan tubuhnya ke sofa. Dia bingung dengan sikap Sakura hari ini, Sasuke melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 7 malam.

'Apa Sakura belum pulang?'  Batinnya.

'Sebentar lagi dia pasti pulang dengan omelan-omelannya itu'
Lanjutnya.

Karena terlalu lelah akhirnya dia tertidur di sofa dengan masih mengenakan seragam sekolahnya.

JEDUAAAAR

Suara petir menggema di langit malam tapi tak membangunkan Sasuke sama sekali *tidur atau mati tuh#ditabok* . Sebaliknya Sasuke semakin terlelap dalam tidurnya.

.

.

.

.

Ino berlari sekencang-kencangnya menuju gerbang sekolah dia tidak peduli bajunya basah di guyur hujan, keadaan yang sangat gelap menuntutnya untuk terus berlari, Ino sedikit menoleh ke belakang tak sengaja di melihat sekelebat hitam lewat di sana.

"HUAAAA SETAAAAN!!" Jeritnya ketakutan larinya makin kenceng aja sampe gak sadar di sudah keluar dari gerbang.

CKiiiiiit

"AAAAAAAAAAA" Ino berteriak karena sebuah mobil hampir menabraknya, beruntung mobil itu berhenti tepat di depan Ino.

Seseorang keluar dari dalam mobil ingin melihat siapa orang yang hampir ia tabrak.

"Aku belum mati, aku belum mati, aku belum mati, aku belum mati" gumam Ino sambil berjongkok, keadaannya tambah kacau.

"Hey kau tak apa?" Tanya si pemilik mobil.

"Tu-tunggu dulu suara siapa itu?? Apa aku sudah mati?" Pertanyaan bodoh Ino.

"Aku malaikat maut" jawabnya dongkol.

"Kyaaaaaaaaa~ aku tidak mau matiiiiii"

"Diamlah!! Ini aku Sai"

"Hah?? Jadi Sai itu malaikat maut??"

Ternyata orang yang hampir menabraknya itu Sai, kini dia menepuk jidatnya kenapa Ino jadi lemot begitu.

"Ya tentu saja bukan, kenapa kau hujan-hujanan malam-malam begini??" Tanya Sai.

"Hah?? A-aku uhm ce-ceritanya panjang" jawab Ino bergetar karena kedinginan.

"Ya ampun bodohnya aku kau kedinginan, cepat masuk ke mobilku"

Sai memapah Ino masuk ke mobilnya lalu memberikan sebuah jaket pada Ino agar Ino tidak kedinginan.

"Arigatou Sai"

Sai hanya tersenyum saja lalu melajukan mobilnya.

.

.

.

.

Sakura mencoba keluar dari kamar mandi dengan susah payah karena keadaannya yang sangat gelap hanya di bantu dari cahaya ponselnya.

"Ino?? Tenten?? Hinata?? Di mana kalian?" Ucapnya bergetar saking takutnya.

Kini dia menelusuri koridor yang sepi dan juga gelap, Sakura melihat batrei ponselnya tinggal 5% lagi.

"Oh bagus, aku benci ini!! Kalian di mana??"

JEDUAAR

Suara petir kembali terdengar Sakura langsung berjongkok sambil menutup telinganya, badannya terasa membeku cairan bening keluar dari pelupuk matanya.

Masih RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang