"Ini kenapa bisa babak belur gini?" tanyaku akhirnya setelah sedari tadi diam, sembari tanganku mengobati luka-luka di wajahnya.
Kenapa sih cowok-cowok doyan amat berantem? Mubazir, tau nggak mubazir? Mending muka ganteng buat dipandangin sampe sinting!
Pria di depanku ini, Dokter Gilang, masih saja diam. Aku mendesah keras.
Terserah elo deh, Dok! Terserah! Anggep aja yang tadi ngomong itu Myrtle Merana. Kagak ada wujudnya, tapi doyan misuh-misuh doang.
"Kak, gue ma Dion pulang duluan ya! Besok ada kuliah pagi soalnya," ujar Firda memecah keheningan antara aku dan Dokter Gilang.
Aku terkesiap dari lamunan," Oh ... Oke. Hati-hati ya!"
"Kak Ika ntar pulangnya gimana? Nggak bawa motor kan?" tanya Dion sebelum mereka beranjak.
"Tadi sih mau bareng Haikal. Kemana tuh orang?"
"Oh, si Haikal masih di toilet," sahut Dion.
"Ya udah kalo gitu. Kita duluan ya, Kak! Assalamu 'alaikum." Kujawab salam Firda sebelum dia meninggalkan tempat ini.
Setelah mereka pergi, keheningan kembali menyelimuti kami. Whatever lah ya ... Aku udah capek ngajak dia ngomong tapi nggak direspon. Emang mulut Dokter Gilang ini dipake buat apa sih? Ngomong aja pelit!
"Kak, udah selesai ngobatin Mas ini?" sela Haikal yang baru kembali dari toilet. "Balik yuk! Udah malem juga."
"Bentar," sahutku. Kutempelkan plester di pipi Dokter Gilang. "Udah. Yuk!" Belum sempat aku berdiri, Dokter Gilang menahan tanganku. Posisiku jadi aneh dengan badan yang miring sebelah.
"Kamu bisa pulang duluan. Biar saya saja yang nganterin dia. Dan makasih, udah bawa saya ke sini," kata Dokter Gilang kepada Haikal sebelum akhirnya mengalihkan perhatiannya padaku. "Kamu nggak penasaran kenapa saya bisa terluka kayak gini?" tanya Dokter Gilang. Wih ... bisa banget ni dokter menyentil syaraf kepo-ku. Niatku yang tadi pengen pulang langsung meredup, kalah sama rasa penasaran. "Saya bakal ceritain semua sama kamu."
Ah! Jadi sikap creepy kemaren udah melayang nih, Dok? Udah mau ngomong lagi sama gue?
Aku menatapnya sejenak sebelum menoleh ke Haikal. "Ya udah, lo balik duluan aja, Kal. Gue bareng ama dia."
Haikal memandang kami bergantian. "Serius nih, nggak papa lo bareng dia, Kak?" Dokter Gilang langsung mendengus, kentara sekali tidak terima karena Haikal meragukan keamananku bersama dia.
"Nggak papa. Nggak usah khawatir, gue kenal dia kok. Lo pulang duluan aja!"
Mata Haikal membulat, pasti dia sebenarnya ingin bertanya darimana aku kenal sama Dokter Gilang. Tapi toh akhirnya dia memutuskan pergi setelah mengucap salam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENCHANTED [COMPLETED]
General Fiction"Do you ever think about future?" "Of course I do." "Am I in it?" "Cherry, you are it." *Spin-Off dari Beautiful Mining Expert dan Anesthetized In Your Charm, by @verbacrania. *10 in General Fiction (21 Oktober 2016).