"Mbak! Haloooooo.... Mbak!" aku tergeragap kaget saat Dokter Aldebaran memanggilku dengan cukup keras.
"Eh...iya, Dok? Kenapa?"
"Denger nggak barusan saya merintah apa?"
Aku cuma meringis mendengar pertanyaannya. Karena faktanya, aku memang nggak denger tadi beliau nyuruh apa.
Kalo ngelamun pilih-pilih waktu juga kenapa, Ka, makiku dalam hati.
"Panggil Dokter Agil. Pasien ini harus ditangani sekarang!" perintahnya.
"Baik, Dok!"
Saat aku akan melaksanakan perintahnya, Dokter Aldebaran berkata lagi, "Tolong fokus kalo lagi tugas! Jangan malah sibuk mikirin Dokter Gilang."
Astaga! Disemprot gara-gara enggak fokus itu masalah. Disemprot gara-gara orang yang membuatku nggak fokus ini lebih masalah lagi.
Aku menunduk malu, menyembunyikan pipiku yang memerah akibat ucapan Dokter Aldebaran. Sialan, Gilang, ngilang ke mana tuh bocah!
"Iya, Dok. Maaf. Nggak akan saya ulangi lagi," ujarku dengan penuh rasa bersalah.
Semua ini gara-gara Gilang. Awas aja tuh bocah kalo ketemu ntar!
***
Ditunggu Dokter Aldebaran di ruangannya. Sekarang.
Aku baru saja kembali dari makan siang dan bersiap kembali bertugas di UGD saat kuterima satu pesan whatsapp dari Bu Meike tersebut. Pesan yang cukup bikin heran juga sih. Tumben banget gitu Dokter Al yang nyariin. Biasanya kan justru beliau yang sering aku cari.
Kenapa ya? Atau jangan-jangan gue ada salah pas bantuin operasi tadi pagi?
Pikiran burukku udah melayang kemana-mana, namun segera kutepis. Aku emang sering gitu, mikir kejauhan. Kebanyakan nonton drama. Dan sebelum otakku mulai merancang adegan-adegan baru, mending aku segera ke sana. Kuketikkan balasan singkat untuk Bu Meike sebelum pergi menemui Dokter Aldebaran.
Dan sesampainya di sana, bukan dokter ganteng itu yang aku temui melainkan istrinya. Si cantik Kalila Bachtiar. Kakak barbie kesayangan Gilang.
"Hei, udah dateng. Ayo, sini masuk!" ucapnya begitu melihatku.
Aku pun menurutinya. Duduk berseberangan dengannya yang duduk di kursi Dokter Aldebaran.
"Dokter Al kemana ya, Bu? Kata Bu Meike, saya dicari sama beliau."
"Formal amat sih? Aku kan bukan atasan kamu."
Iye, tapi kan situ istrinya atasan sini. Ya kali gue sok akrab sama istri pemilik AlMedika. Kalo situ si Dewi mah, aku nggak bakal susah-susah ber-saya-Anda juga kali.
"Panggil Lila aja. Atau panggil Kak Lila, sama kayak Gilang," celotehnya riang.
"Eh, iya...Kak Lila" Kuturuti juga kemauannya. Biar cepet aja sih. "Eum... Dokter Al ke mana ya, Kak?" ulangku.
"Dia lagi keluar sama Agil. Ada hal penting yang mau dibahas. Biarin aja. Urusan dokter."
"Lah terus ini say---aku gimana dong? Tadi Dokter Aldebaran kan nyuruh aku kesini."
Dia tersenyum lembut sebelum menjawab, "Sebenernya aku yang mau ketemu sama kamu."
Aku menatapnya, bingung.
"Aku mau ngomongin soal Gilang."
Nah, loh! Mau ngomongin Gilang? Dia mau ngasih tau kalo gue nggak pantes buat Gilang? Jangan-jangan, Gilang ngilang karena kami nggak direstui?
KAMU SEDANG MEMBACA
ENCHANTED [COMPLETED]
Ficción General"Do you ever think about future?" "Of course I do." "Am I in it?" "Cherry, you are it." *Spin-Off dari Beautiful Mining Expert dan Anesthetized In Your Charm, by @verbacrania. *10 in General Fiction (21 Oktober 2016).