4

28.1K 1.2K 14
                                    

"WOI ARIS! AWAS!"

Teriakan itu sontak membuat Aris menoleh dan melihat bola yang semakin dekat ke arahnya.

Bugh.

Tepat mengenai wajah Aris. Suara itu terdengar cukup kencang membuat beberapa orang yang melihatnya berteriak kaget. Arispun langsung jatuh di lapangan yang beraspal. Sontak teriakan cewek-cewek di sekitar langsung memenuhi lapangan.

"Ris, lo nggak napa?" tanya Bary sambil menolong Aris berdiri.

"Selow. Mimisan dikit," kata Aris berdiri sambil mengelap darah di hidungnya. "Lanjut, sob." kata Aris sambil membersihkan bajunya.

*

Skor diakhiri dengan 5-2 untuk kelas XII 3 IPS —kelas Aris dan Bary— dan XII 1 IPA. Aris yang dirangkul oleh teman-temannya akan ditraktir makan di kantin. Setidaknya itu cara hidupnya, hadiah saat menang.

Aris berjalan sendirian di belakang teman-temannya. Tiba-tiba Aris melihat Renna bersama teman sekelasnya. Mereka hanya bertatapan sebentar, lalu Aris membuang muka dan melewatinya begitu saja. Selalu Aris.

*

Seminggu semenjak kejadian itu, Aris dan Renna benar-benar tidak berkomunikasi. Bahkan saat berpapasan di jalan, Aris tidak menoleh sedikitpun ke arah Renna.

Bel jam terakhir berbunyi. Aris segera keluar menunggu Bary karena seminggu ini Aris masih menginap di rumah Bary. Ia berjalan keluar gerbang belakang terlebih dahulu, tetapi segerombolan SMA yang tidak diketahui itu menghalangi jalan Aris.

'Astaga. Rasanya pengen gue tabrak kayak bowling.' batin Aris kesal.

"Woi!" teriak salah seorang diantara mereka. "Lo inget nggak sama gue?" tanya nya.

Aris tidak menghiraukan mereka namun malah menelepon Bary.

Aris: "Bar. Lo dimana?"

Bary: "Napa? Kangen?"

Aris: "Mau main nggak? Renggangin tangan nih, masih bagus apa nggak buat nonjok."

Bary: "Cakep. Anak mana sob?"

Aris: "Menurut lo gue hapal?"

Bary: "Hahaha. Tunggu sob gue otw nih."

Hanya berselang lima menit Bary pun datang. "Ini sob? Lah anjir. Ini bener-bener cuma buat latian." kata Baru lalu tertawa.

"Dia belom tau rekor kita sob." kata Aris.

"Bawel lo. Kenapa nggak sekalian aja lo bawa ke sini temen-temen lo? Lo pikir gue takut?" kata orang tersebut.

"Duh, bukannya gitu. Cuma kalo gue bawa banyak, curang dong. Berdua cukup bro." sahut Bary.

Kemudian lima orang langsung menyerbu Bary dan Aris secara bersamaan.

Bary menepis semua pukulan yang dilayangkan oleh mereka dengan lihai. Aris juga terlihat aman-aman saja. Tidak ada dari mereka yang menyentuh perut Bary maupun Aris. Jangankan perut, kesikut dikit aja nggak!

Lalu sepuluh orang pun langsung mengerubungi mereka berdua. Aris terpukul dibagian pipi karena salah satu diantaranya menggunakan balok kayu.

"Wih, curang sob." sahut Aris.

"Beh. Nggak bagus nih berantem kayak gini. Bangsat lo pada!" teriak Bary.

Baru selesai Bary berteriak, hantaman yang cukup keras itu mengenai perut Bary.

"Cih. Persetan," pekik Bary.

Aris dan Bary mengambil ancang-ancang jikalau mereka menyerbu menggunakan senjata.

"Gue mau ngeluarin piso gua, Ris." bisik Bary.

"Jangan, Bar. Mereka bakal ngadu. Kita kalah suara dan abis ini kita bakal dihukum. Percaya deh." balas Aris.

*

Mereka berdua pulang dengan babak belur. Semuanya benar-benar beres, tetapi ada yang merusak motor Aris. Dengan sangat terpaksa Aris menaruhnya di bengkel terdekat dan pulang bersama Bary.

15 orang beserta pimpinan mereka pun benar-benar habis. Aris dan Bary bukan anak taekwondo, karate, judo, dan lainnya. Mereka jago berkelahi karena memang dari SMP mereka sudah berkelahi.

"Anjir kayaknya muka gua bengkak deh," rintih Aris.

"Sini, Ris, gue bersihin luka lo." kata Bary sanbil mengambil P3K. "Sumpah, lo paling parah. Kenapa mereka nyerang lo? Lo tau nggak?" tanya Bary.

Aris mengingat-ingat. Seketika dia mengingat kejadian saat Renna digoda.

"Renna,"

Kepala Bary memiring dan alisnya terangkat. "Kenapa sama Renna?"

Aris menceritakan kejadian seminggu yang lalu. Dan itulah yang membuat Aris mengenal Renna.

"Mantap,"

Kening Aris berkerut mendengar perkataan temannya itu.

"Lo kenapa, Bar?" tanya Aris bingung.

"Gue temenan sama lo nggak sampe nyium lo, deh."

Satu kalimat itu menghentikan aktivitas Aris. 'Hah? Maksud lo apa, Bar?' batin Aris.

"Maksudnya?" tanya Aris bingung.

"Kalo gue bilang gue suka sama lo, gimana?"

*

Btw, makasih banyak yang buat yang ngevote :" wait for the next chap! :D

My Charming GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang