10

19.8K 965 19
                                    

Aris x Renna's Part~

Jam sudah menunjukkan pukul 8 lewat 10 malam ketika Aris menghempaskan badannya di atas kasur apartemennya. Hampir seharian bersama dengan Renna membuat Aris terus menerus tersenyum tanpa henti. Aris masih tersenyum mengingat ekspresi Renna saat Aris mengatakan bahwa akan tetap menyukainya, membuat Aris tidak ingin melepaskannya. Namun Aris masih memikirkan kata-kata Bary tadi sore saat di telpon, membuat Aris menghilangkan senyumannya.

------

"Cuy, lu sama Renna?"

"Iya nih, kenapa sob?"

"Pantes. Alicia nyariin nih, tadi ke flat. Kata dia lo nggak ada di flat lu."

"Oh gitu. Kok dia nggak telpon gue?"

"Mana gue tau. Tadi dia cuma ke flat gue trus nanyain lo, pulang deh."

"Okedeh."

"Gitu doang? Gila sob. Lo tentuin sekarang siapa yang pengen lo lindungin. Jangan gantungin siapapun. Kasian mereka berdua."

----

Aris mencoba untuk memejamkan mata melupakan pikirannya namun telponnya berdering. Satu pesan dari Renna.

Makasih banyak ya hari ini. Kopinya enak, kedai nya juga lucu. Klasik.

Seulas senyum terlintas di wajah tirus Aris. Ia menerawang kembali ekspresi yang Renna berikan saat mereka selfie bersama di rooftop tadi siang. Aris mescroll lagi pesannya.

Ehm, makasih juga udah mau cerita tentang masa lalu kamu, Ris. Makasih udah mau terbuka sama aku. Aku sayang kamu, Ris. [ Received 8:20 PM]

Satu kalimat yang membuat degub jantung Aris tidak beraturan dengan maksimal. Aris menutup wajahnya dengan bantal. Tidak sanggup rasanya untuk membalas pesan yang Renna kirimkan. Dengan sekali gerakan Aris memencet tombol berwarna hijau. Ia menelpon Renna.

"Halo?" Sahut Renna dari suara telponnya.

"Ehm, Ren, makasih ya." Jawab Aris dnegan sedikit gugup.

"Makasih buat apa? Aku lho yang harusnya bilang makasih sama kamu. Kamu udah bawa aku ke tempat yang bagus. Hihi."

"Lo suka tempatnya? Lain kali gue bawa ke tempat bagus lainnya, ya."

"Iya, aku suka. Kamu tau banyak ya? Pasti kamu sering keluyuran dari SMP deh."

"Haha, nggak kok. Aku tau nya karena..."

Hening. Aris terdiam mengingat ketika ibunya meninggal. Ayahnya menitipkan Aris kepada kedua orang tua Alicia. Ayahnya tidak menginginkan dirinya. Selama ini Aris di urus oleh keluarga Alicia sampai sekarang. Flat, telpon genggam, motor, barang mewah seperti ini tidak sanggup Aris mengeluarkan biayanya sendiri walau sudah pernah bekerja. Aris selalu mendapat bantuan dan malah Aris mengundurkan diri dari tempat kerjanya karena tidak boleh bekerja sebelum lulus SMA. Semuanya akan ditanggung oleh keluarga Alicia.

"Aris?"

Aris tersadar dari lamunannya. Ia menggeleng dan memindahkan posisi tidurnya.

"Ya? Maaf, gue melamun."

"Ehm, kalau ada apa-apa. Cerita aja. Nggak usah sungkan.."

My Charming GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang