7.2

23.8K 1K 11
                                    

Renna's POV -Flashback-
2

Renna berjalan di koridor dengan wajah yang sangat cerah. Entah mengapa Renna benar-benar senang. Renna membawa jaket yang diberikan oleh Aris waktu itu. Ia masuk ke kelas dan mencari Aris.

Tidak terlihat tanda-tanda Aris sudah datang. Tiba-tiba Kalista datang menepuk pundak Renna. "Oi. Nyari Bary? Dia datengnya ntar sama Aris. Ngaret." kata Kalista.

Ya, selama ini Kalista mengira bahwa Renna menyukai Bary, bukan Aris. Bagaimana mungkin pula Renna bisa tenang jika Kalista mengetahui bahwa ia menyukai Aris? Mungkin Kalista akan jijik dengan Renna.

"Oh gitu ya. Oke makasih ya, Kal."

*

Jam menunjukkan pukul 9, tetapi belum juga ada tanda-tanda Aris datang. Baru saja dipikirkan oleh Renna, di depan pintu terdengar suara Aris yang tertawa sambil berlari bersama Bary.

"Haha anjir lo sob! Ngerayu lo bisaan aja!" kata Bary tertawa kencang sambil duduk.

"Abis, tuh guru bk mukanya gampang dirayu. Haha." kata Aris tertawa lebar.

Renna baru sekali melihat Aris tertawa seperti itu. 'Apa hanya bersama Bary dia tertawa seperti itu?' Renna menggelengkan kepala dan tersenyum menatap Aris yang tertawa lebar. Tanpa sadar Aris menoleh ke arah Renna, dan memberikan seulas senyum ke Renna.

Deg

Jantung Renna berdegub kencang. 'Apa barusan Aris tersenyum ke arah gue?' Renna merasa wajahnya memanas dan memerah. Renna menenggelamkan wajahnya ke tasnya dan sedikit berteriak.

*

Bel istirahat berbunyi, Renna membuka bekalnya bersama Kalista. Hari ini mereka sudah berjanji akan membawa dan memakan bekal bersama di kelas. Saat akan memakan suapan ketiga, tangan Renna diambil oleh Aris dan Aris menyuapkan sendok itu ke mulutnya

"Woh. En..nak swe..kwale.." kata Aris sambil mengunyah.

"Aris, kunyah dulu baru ngomong!" kata Kalista.

"Haha sori. Tapi emang bener ini enak banget."

Wajah Renna yang tertunduk sedikit memerah. Renna segera memasang wajah normal, takut takut Kalista melihat wajahnya.

"Lo juga biasanya nggak mau makan makanan orang!" sahut Kalista lagi.

"Masa sih? Oh lo mau makanan lo, gue makan juga? Nanti lo kelaperan lagi, kan porsi lo banyak, Kal." kata Aris lalu tertawa terbahak.

"Sialan lo." kata Kalista lalu tertawa menepuk lengan Aris.

Lalu Aris berjalan keluar sambil melambaikan tangannya. Renna menatap punggung itu sampai akhirnya hilang dari depan matanya.

Renna mengurungkan diri untuk mengembalikan jaket itu. Namun Renna akan menyimpannya dengan baik.

*

Hari kelulusan pun tiba. Setiap tahun wisuda di sekolah itu selalu memakai jas untuk laki-lakinya dan kebaya untuk perempuannya. Renna tampak cantik saat itu, banyak mata tertuju ke arah Renna. Namun apa daya Renna tidak memperdulikannya. Dia hanya mencari Aris.

Terdengar suara motor ninja hitam terparkir dilapangan. Benar saja dugaan Renna. Aris. Semua mata tertuju kepada arah Aris yang sedang turun dari motornya. Tapi apa yang terlihat sontak membuat seluruh perempuan berbisik, tetapi sangat jelas terdengar bahwa mereka sedang membicarakan Aris. Bagaimana tidak, Aris turun dari motor menggunakan jas!

Aris terlihat sangat tampan. Rambutnya yang pendek terkuncir rapih, jasnya yang terlihat sangat pas itu membuat postur jangkung Aris terlihat lebih baik. Jantung Renna berdegub. Sangat kencang. Ia bisa mendengar degub jantungnya sendiri.

Lalu Renna merasa bahwa Aris menghampirinya. Bukan hanya merasa, namun memang benar Aris menghampirinya.

"Oh hei, Renna. Cantik sekali." puji Aris.

Wajah Renna sedikit merona tetapi tidak terlalu terlihat karena blush on yang dipakainya juga berwarna sama.

"Oh ayolah, Aris. Gue gimana?" tanya Kalista.

"Tiap hari juga lo cantik. Jadi bosen gue liatnya." kata Aris sambil tertawa.

"Ye kampret. Gue kan dandan biar ada yang godain." ceplos Kalista.

"Murahan dong?" sahut Bary yang baru datang di belakang Aris.

"Brengsek lo, Bar!" kata Kalista lalu tertawa memukul Bary.

"Lo berdua sama-sama cakep kok." kata Bary ke Renna dan Kalista lalu menghadap Aris.

"Ris, Alicia nelpon gue." kata Bary.

"Ngapain?" tanya Aris heran.

"Tau. Hape lo mati nggak? Katanya dia nggak bisa ngehubungin lo." lanjut Bary.

'Alicia?'

Aris mengecek kantongnya. "Wah. Gue lupa bawa hape sob. Gara-gara pengen buru-buru tebar pesona di sekolah." kata Aris lalu tertawa.

"Yeh, si monyet." kata Bary ikut tertawa.

"Eh, Bar. Fotoin gue sama dua peri ini dong." kata Aris sambil merangkul Renna dan Kalista.

Renna kaget dan sontak menunduk. Renna merasakan jantungnya berdegub sangat kencang. Mungkin akan meledak.

"Ren, nengok dong ilah. Grogi amat di rangkul Aris. Gimana di rangkul laki tulen kayak gue lo." celoteh Bary.

"Yeh, kampret lo, Bar!" kata Aris tertawa.

Renna menoleh sekilas ke arah Aris dan mendapati Aris sedang tersenyum manis ke arah Renna, lalu Aris menghadap ke depan. Saat itu Renna sadar, bahwa dia benar-benar jatuh cinta kepada Aris.

*

Sudah dua tahun berlalu semenjak terakhir kalinya Renna bertemu Aris. Dengan bodohnya ia lupa meminta nomor Aris. Renna pindah keluar kota mengikuti dinas ayahnya, tetapi saat ini Renna harus kembali lagi ke kota asalnya. Dan harus berbaur lagi.

Renna pindah ke salah satu sekolah yang terbilang cukup terkenal. Saat itu Renna kelas 3 SMA. Seperti saat dia SMP, selalu saja pindah dan saat kelas 3. Namun Renna merasa keputusannya tidaklah salah. Dia bertemu lagi dengan Aris. Tapi sepertinya Aris lupa akan Renna. Wajar saja, kebiasaan aneh Aris lupa akan wajah seseorang.

Di sinilah Renna sekarang. Bertemu lagi dengan pujaan hatinya, wanita yang di cintainya, dan wanita yang sudah menetapkan perasaannya.

End of Renna's POV -Flashback-

*

Makasih banyak loh udah baca sampe sini... sebenernya ini ada kesalahan sih, pengaturan letak :"D
Tapi bisalah di akalin dikit :")
Oke, enjoy the story but dont forget to vote! Thanks! :D

My Charming GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang