Chapter 16

1.6K 74 0
                                    

Prilly POV

Rindu.
Itulah yang berada di dalam perasaanku sekarang.

Bingung.
Mengapa ia harus kembali jika hanya untuk mengores memori.

Benci.
Aku membenci dia namun ia membuatku mencintainya.

Mengapa semuanya harus seperti ini?

Mengapa ia datang kalau hanya untuk memberiku luka yang dalam?

Mengapa ia harus hadir di hidupku kalau hanya untuk meninggalkanku?

Mengapa ia harus kembali disaat aku sudah melupakannya?

Terkadang aku memikirkannya. Bukan terkadang namun sering kali aku memikirkannya. Sikapnya, canda tawanya bahkan senyumannya melelehkanku. Ia juga yang telah berhasil menembus dinding hatiku.

Entah mengapa namun rasa sakit ini lebih besar dan mengalahahkan rasa cinta yg mendalam. Mengapa Tuhan memberikan dia untukku jika hanya untuk diberi luka?

Cinta menurutku itu buta dan aku ga mau jatuh cinta lagi. Kenapa? Karena jatuh cinta itu sakit dan aku tidak mau mengalami hal itu lagi.

Eaaa... kok jadi pake bahasa puitis ya?

"Ok, cut!" Kata sang sutradara.

Aku pun langsung merima sodoran air minum dari asistenku Dewi namanya. Masih berdiri disana menerima arahan berikutnya.

Aku tersenyum simpul. Sedari tadi aku sedang menjalani take ketika lawan mainku datang dan kembali lagi padaku. Seenaknya seperti halnya Ali.

Hmmm... Ali beberapa hari ini aku terkadang memikirkannya. Tapi ya sudahlah seperti peranku di London love story the series, aku harus move on... Asekkk...

Pasti tadi kalian pikir aku galau karena ali kan?? Aduh pliss deh, ngapain aku galauin dia. Ada kangen sedikit sih ya tapi buat apa dipusingin. Life is simple bro.

Btw, kalian udah denger belum kalo michelle zudith pemeran utama di film aslinya kan lagi syutting film apa tau. Jadi aku yang disuruh gantiin. Seneng banget rasanya. Hehehe

"Pril, take 10 ya. Abis itu langsung ke scene 3." Jelas sang sutradara. Aku mengangguk lalu duduk di kursi kebangsaanku. Tempat biasanya aku beristirahat.

Baru saja ingin aku mengambil hpku, seorang wartawan datang. Aku mengehala nafas lalu menaruh kembali hpku. Halo selebriti. Terlihat dari pakaian yang digunakan sang wartawan.

"Halo Prilly, kita minta waktunya sebentar ya." Mintanya.

Sudah biasa.

Aku menggangguk. Ia pun memberikanku mikrofon dan aku menerimanya dengan hati yg hmmm.... kau tau lah.

"Gimana Prilly rasanya jadi pemeran utama di sintmetron London love story the series?"

"Bangga sih. Filmnya kan sudah menembus angka lebih dari satu juta penonton di bioskop. Terlebih lagi aktingnya kak Michelle itu bagus banget di filmnya. Ya terhormatlah buat gantiin posisi dia karena dia lagu syutting film. Hehehe."

"Tantangannya apa sih Prill?"

"Hm... Kan tadi aku udah bilang kalo aktingnya kak michelle itu bagus banget dan karakter dia sebagai karamel itu udah dalem banget. Jadi agak susah aja buat masuk ke dalem peran itu. Sama lagi berusaha buat bangun chemistry sama kak dimas."

"Ohh... Menurutkan Prill, kak dimas gimana?"

"Baik kok, humble juga sama orang. Yang pasti sih enak ya buat diajak kerja sama. Tapi sekarang lagi coba bangun chemistry sama dia."

KecewaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang