PROLOG.
Hampir semua orang menilai seseorang itu dari penampilan. Cewek suka sama cowok ganteng. Cowok suka sama cewek cantik.
Cewek suka sama cowok ganteng. Apalagi, kalo si cowok keren, pinter, ramah, murah senyum, sopan dan good-looking banget. Almost perfect.
Bukan. Itu bukan gue. Kita di lahirkan bersama, cuma beda 7 menit. Dia lahir duluan. Tapi, rasanya dunia kita beda jauh. Dia di benua Asia, gue di kutub selatan. Seakan-seakan cuma dia yang jadi pusat perhatian. Gue? Cuma jadi figuran yang sekali-kali lewat di belakangnya. Gak keliatan.
Gue pikir, gue bisa seperti dia. Disukai banyak orang. Punya banyak fans. Boro-boro fans, cewek-cewek yang mau ngomong sama gue aja sebenernya cuma nyari info tentang dia. Cewek yang gue suka sejak lama, ternyata deketin gue cuma biar bisa deket juga sama dia. Oh, dammit.
Bullshit dengan semua. Gue lebih suka menutup diri. Sendiri. Tanpa senyum. Di anggap jutek dan di anggap badboy. Masa bodo.
Ada satu orang yang bikin gue risih. Anehnya, kata-katanya itu like a magic buat gue. Bunda. Mantan model terkenal dan masih terkenal. Gila Socmed. Satu-satunya yang masih menganggap gue anak baik. Ya iyalah, gue kan anaknya.
Tapi, ternyata bukan cuma bunda yang masih menganggap gue anak baik. Ada yang lain. Dia yang memberi tahu gue gimana rasanya nangis dan tertawa, secara bersamaan.
----------------
Hai, gue gak bisa nulis prolog dengan kata-kata super buat bikin kalian tertarik. Tapi, semoga dengan prolog ini kalian mau baca sampe epilog. Haha
So, next part, maybe? ;)))
Keep reading and voting!
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN and YOU
Teen FictionGimana rasanya punya kembaran yang ganteng, pinter, keren, famous dan punya banyak fans? Menyebalkan menurut Alexis. Jealous? Maybe. Karena hampir semua cewek deketin Alexis hanya untuk deket sama Aleka. Termasuk cewek yang dia suka. Bukan cuma kemb...