Istirahat ini gue janjian sama Keyla. Keyla mau nunjukin Rian ke gue seperti apa yang gue minta ke dia tadi pagi di parkiran. Tadinya gue mau ke kelas dia, eh taunya dia udah nunggu di depan kelas gue. Gue malu banget. Masa pencitraan tentang gue yang cuek dan jutek serta tampan tiada tara ini harus terjun bebas gara-gara di gosipin deket sama cewek kaya Keyla, sih? Aduh, topeng mana topeng...
Oke, lebay. Maap.
"Ayo cepet. Jangan lama-lama disini." kata gue saat berpapasan dengan Keyla di depan kelas.
"Duh, bentar dong,Lex!" sahut Keyla setengah berlari ke arah gue.
Setelah berpapasan dengan Keyla tadi, gue memang langsung meninggalkannya. Malu ah.
"Lo mau kemana, Lex?" tanya Keyla.
Refleks. Gue langsung berhenti jalan.
"Katanya lo mau nunjukin Rian ke gue," jawab gue bingung.
"Yah arah lo kebalik, Rian ada di lapangan sepak bola, Lex. Ini mah jalan mau ke kantin," sahut Keyla.
Gue berbalik, "Kok lo gak bilang dari tadi sih!"
Keyla terkekeh, "Salah ndiri gak nanya!"
Gue bisa merasakan tatapan orang-orang yang gue lewatin. Tatapan itu... Tatapan kampret!
Oke, ini memang aneh. Gue, Alexis Zahraan Marceau. 16 tahun. Gak pernah deket sama cewek ataupun di deketin cewek. Pinter? Enggak. Ramah? Senyum gue mahal. Famous? Itu Leka. Badboy? Yeah (Walaupun gue gak pernah berantem atau ngerokok atau tawuran atau dll. Yah, cuma masuk BK gara-gara keseringan tidur pas jam pelajaran. Gak parah-parah amat, kan?). Ganteng? Banget. Ehhem. Dan sekarang mereka harus melihat gue berjalan beriringan dengan cewek yang famous, ganjen dan cerewet parah.
Di sepanjang jalan menuju lapangan sepak bola, Keyla gak berhenti ngebacot. Apa aja di bacotin. Tentang sepatu barunyalah, tentang rambutnya, tentang bokapnya yang seorang pejabat, dll. Lalu, dia menyinggung soal genk-nya, Sandra dan Andara. Gue agak tertarik masalah yang ini. Agak ya. Agak.
"Gue tuh kadang sebel banget tau sama Andara. Suka nyuruh-nyuruh gue ngelakuin inilah-itulah. Suka mengkritik tanpa ngasih jalan keluar. Kayanya segala-segalanya itu tentang dia, buat dia dan hanya dia. Bete tau gak." curhatnya.
"Sandra sih gak separah Andara tapi dia nurut banget apa kata Andara. Kadang dia suka ngompor-ngomporin gitu. Nyebelin gak sih, Lex? Nyebelin kan?" curhatnya lagi.
Gue mengangguk biar Keyla merasa gue mendengarkan dia curhat. Gue cowok, gak tega jugalah kalo ada cewek yang curhat ke gue.
Kalo ada orang yang curhat sama lo walaupun lo gak suka sama curhatannya atau lo gak suka sama orangnya, setidaknya lo hargailah karena dia udah mempercayakan lo untuk mendengar masalahnya. Gak perlu ngasih saran atau pendapat lo, cukup dengerin aja. Is it right?
"Tuh, Rian," kata Keyla saat kami sampai di lapangan sepak bola.
"Yang mana?" tanya gue.
Keyla menunjuk cowok yang ada di depan gawang. "Itu.."
Gue mengerutkan dahi, "Yang kiper itu?"
"Iyah.. Cute kan orangnya? Hehe" kayanya Keyla. Mulai deh ganjennya.
"Dia anak ekskul bola?" tanya gue.
"Iya. Dia ketuanya." jawab Keyla.
Gue melotot. Gue emang sering dateng latihan bola. Tapi, gue gak tau kalo si brengsek Rian itu ketua ekskul. Kelas 10 sama 11 kan di bedain latihannya. Kata pelatihnya sih, untuk mencari bibit-bibit baru yang pantes masuk ke kelompok senior. Bibit-bibit katanya? Dia pikir taneman apa.

KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN and YOU
Teen FictionGimana rasanya punya kembaran yang ganteng, pinter, keren, famous dan punya banyak fans? Menyebalkan menurut Alexis. Jealous? Maybe. Karena hampir semua cewek deketin Alexis hanya untuk deket sama Aleka. Termasuk cewek yang dia suka. Bukan cuma kemb...