"Assalamulaikum.." ucap gue.
Bunda menghampiri gue, "Waalaikum salam. Dari mana, Cis?"
Gue berjalan gontai tanpa menatap bunda, "Dari dermaga, Bun,"
Memang setelah gue check up di rumah sakit tadi, gue males pulang kerumah. Gue langsung ke dermaga dan menyendiri disana sampe lupa waktu.
Bunda memegang pipi gue, "Kamu pucat. Belum makan, nak? Ayo makan. Kamu pasti juga belum minum obat sama sekali,"
Gue tersenyum kepaksa, "Iya, Bun"
"Yaudah yuk makan!" ajak bunda.
Dalam keadaan seperti ini, sepertinya dosa banget kalau gue ngerepotin orang-orang disekitar gue. Gue mencoba untuk baik-baik saja. Gue mencoba tetap pura-pura gak tau tentang penyakit gue. Meskipun kayanya seisi rumah ini udah pada tau tentang itu.
--------------------------------
Lagu Marry You dari Bruno Mars terdengar dari handphone Leka. Buset, lagunya. Ini bocah kebelet nikah apa ya?
"Leka... Hape lo bunyi!" teriak gue.
Tadinya Leka ada di kamar bareng gue, gak tau deh sekarang dimana.
Suara handphone Leka ganggu banget. Padahal gue lagi serius-seriusnya belajar. Oke, kali ini gue lagi pengen belajar karena besok udah ujian semester. Biasanya sih, gue belajar kalo ada ujian harian atau ujian semester aja. Lain itu sih, gak pernah.
Jangan di contoh ya adik-adik.
"Ka..!" panggil gue lagi.
Sekitar 3 kali handphone Leka bunyi. Gue jadi geregetan pengen ngebanting handphonenya. Baru aja mau gue ambil, tiba-tiba suara handphonenya mati.
Fyuh.
Gue lanjut belajar. Belajar matematika bab logaritma.
1 menit.
2 menit. 3 menit. 4 menit.
5 menit.
What the... Siapa sih yang nemuin angka-angka kampret ini? Apa gunanya buat hidup coba? Gue yakin 10 atau 20 tahun lagi walaupun gue gak tau logaritma itu apa, gue bisa kok hidup baik-baik aja.
Oke. Karena gak ada yang mau temenan sama gue di kelas dan itu berarti gue sulit dapet contekan, gue harus usaha sendiri.
Belajar, belajar.
1 menit.
2 menit.
"It's a beautiful night. We're looking for something dumb to do. Oh, baby. I think i wanna marry you..." handphone Leka bunyi lagi.
Gue menggeram dan tanpa pikir panjang lagi gue ambil handphone Leka.
Deg.
Gue melihat layar handphone Leka dan terlihat siapa nama yang menelpon.
Entah kenapa badan gue langsung tegang. She is come back or..
"Siapa yang nelpon, Cis?" tanya Leka yang udah ada di dalem kamar sambil membuka baju.
Ini gak mesum kok. Suer.
"Alex!" ralat gue.
Ah. Entah harus ngingetin berapa kali soal ini. Tapi, gue jadi refleks ngeralat kalo ada yang panggil Ecis.
"Iye, Alex.." sahut Leka.
"Siapa yang nelpon?" tanya Leka.
"Gak tau," jawab gue.
Yes. Gue bohong.
Gue mengerutkan dahi menatap Leka, "Lo kok basah kuyup?"
"Ujan," sahut Leka santai.
Gue menggeram, "Eeergh. Iye gue tau kalo ujan. Lo dari mana?"
Leka nyengir kuda, "Habis bantuin bik Jum angkat jemuran,"
Gue terdiam saat Leka mengutak-atik handphonenya. Ini hampir tiga tahun yang lalu. Kenapa gue gak tau kalo Leka berhubungan sama dia? Mereka emang temen, sahabat, atau pacaran? Kenapa gue jadi kepo? Tapi, kalaupun Leka jadian sama dia, itu udah gak ngaruh sama gue. Sama sekali enggak.
"Cis," panggil Leka tanpa menoleh ke gue.
Gue menyahut malas, "Alex..."
"Lo di cariin Lala," kata Leka.
Gue terdiam sebentar, "Terus?"
Leka mengerutkan dahi menatap gue, "Kalian lagi marahan?"
Sekarang gue yang mengerutkan dahi, "Marahan?"
"Yah, marahan. Emangnya lo sama lala belum jadian?" tanya Leka heran.
Sekarang, gue yang heran. "Lo dapet gosip dari mana?"
"Gak ada gosip sih. Tapi, karna kalian sama-sama saling naksir ya gue pikir kalian jadian," sahut Leka.
Gue tersentak, "Sama-sama naksir? Lala naksir gue?"
Leka menggaruk tengkuknya yang gue yakin gak gatal, "Ups.."
"Ka, jujur deh!" kata gue.
"Anggep aja gue keceplosan," sahut Leka.
Gue jadi bingung. Antara seneng dan gak percaya. Gimana bisa?
"Gu.. Gue pikir, Lala suka sama lo," ujar gue.
Leka mengerutkan dahi, "Kagaklah. Kita berhubungan supaya Lala tahu banyak soal lo. Lo gak tau sih. Kalo gue cerita tentang lo ke Lala, muka Lala tuh jadi kaya di tempel lampu 50 watt tau gak? Berbinar-binar.. Ceilah,"
Gue menghembuskan napas panjang. Gue jadi merasa lega.
"Cie.. Alex, cie.." goda Leka.
Gue tersenyum, "Ka.."
"What?" tanya Leka.
"Em.. Gue pikir lo juga naksir Lala," sahut gue.
"Kagaklah. Nethink amat lo. Gue udah punya kali," ujar Leka.
Gue terdiam sebentar. "Jadi bener, lo sama Nuna?"
--------------------------------
Tetep vote atau comment yaaaa. Tengkyuh :))
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN and YOU
Novela JuvenilGimana rasanya punya kembaran yang ganteng, pinter, keren, famous dan punya banyak fans? Menyebalkan menurut Alexis. Jealous? Maybe. Karena hampir semua cewek deketin Alexis hanya untuk deket sama Aleka. Termasuk cewek yang dia suka. Bukan cuma kemb...