Special Part.

2.4K 136 4
                                    

ini part cuma buat iseng-iseng aja kok. Hehe.

Vote & comment yak!

-------------------------------

"Selamat ya, Alexis, operasi kamu berhasil," ucap dokter Louis lalu menyalami gue.

Gue tersenyum, "Terima kasih, dok," Setelah itu dokter Louis meninggalkan gue.

Kemaren gue habis menjalani operasi untuk yang ketiga kalinya. Karena prosedurnya memang mengharuskan gue untuk di operasi sebanyak tiga kali dan sebelumnya gue di kemo dulu. Gue masih harus tinggal di rumah sakit tiga hari lagi untuk pemulihan setelah operasi. Gue udah 5 bulan di Paris. Rambut gue botak. Alis dan bulu mata gue rontok. Tapi, tenang... Gue masih Alexis yang dulu. Tampan tak terkira.

Hahaha. Gue serius.

Enggak ding.

Gue menatap keluar jendela. Cerah. Bulan ini bulan musim semi terakhir. Bentar lagi musim panas. Gue sangat merindukan hujan. Sama seperti gue merindukan Lala. Bahkan mungkin lebih dari itu.

Gue menikmati hujan terakhir di champ de mars. Sama Lala. Walaupun waktu itu akses untuk naik ke puncak eiffel lagi di tutup, tapi gue sama Lala udah puas hujan-hujanan di bawah menara eiffel. Lala emang pecinta hujan. Sama seperti gue mencintai dia. Bahkan mungkin lebih dari itu.

Lagu The Only Exeption-nya Paramore terdengar dari handphone gue yang ada di meja dekat tempat tidur. Tanpa melihat siapa yang menelpon, gue langsung mengangkatnya.

"Halo?" kata gue.

"Bonjour, handsome!" sahut orang di seberang sana.

Ah.. Orang ini. Cewek ini. Entah kapan dia mau berhenti bikin gue deg-degkan tiap kali mendengar suaranya, menatap matanya, mengingatnya.

Gue lebay ya? Yaudahlah.

"Bonjour, Lala.." bales gue.

"Jadi, apa kata dokter? Gimana operasinya? Berhasil?" tanya Lala gak sabaran.

Gue menghembuskan nafas panjang, "Kayanya enggak," kata gue boong.

Gue bisa merasakan Lala juga menghembuskan nafas panjang. Beberapa detik kemudian, dia sesenggukan. Lah. Dia nangis?

"La?" panggil gue.

"Hiks.. Hiks.. Ya?" suara Lala terdengar parau. Ia udah bolak-balik narik ingus daritadi.

"Lo nangis?" tanya gue memastikan. Walaupun gue udah tau dia nangis. Tapi masih aja gue tanya. Kenapa dia nangis? Trus kenapa gue jadi ngebacot sama pikiran gue sendiri?

Yaelah, bro.

"Gue...hiks...ta...takut lo..hiks...kenapa-ke...napa," sahut Lala.

Hahaha. Tuh kan akting gue keren. Harusnya dari dulu juga gue jadi artis kaya Chris John.

Eh. Chris John artis bukan?

Iyain aja dah.

"La.. Maksud gue tuh enggak. Gak salah lagi!" ucap gue agak teriak biar keliatan excited.

"Ha? Be..beneran?" tanya Lala. "Jadi barusan lo ngibulin gue?" lanjutnya.

"Hehehe," kata gue.

"Alex! Wah parah lo hampir aja bikin gue nangis tujuh hari tujuh malem!" protes Lala. Pasti dia lagi manyun sekarang. Lala lucu banget kalo lagi kaya gitu. Pipinya ngembang, matanya jadi menyipit, bibirnya di monyong-monyongin. Pengen banget gue peluk pokoknya.

Eh.

"Jangan ketawa!" bentak Lala.

"Enggak enggak gue gak ketawa," kata gue.

Gak ada jawaban.

"La.." panggil gue.

"Em," jawab Lala cuek. Sok cuek tepatnya.

"I love you," ucap gue.

"Huaaa.. Alex..!" teriak Lala histeris lalu gue mendengar dia sesenggukan lagi sambil narik ingus lagi.

"La...." panggil gue pelan.

"Iya, iya..hiks.. I love you more.." sahutnya.

Gue ketawa pelan. "Udah, jangan nangis, La.. Ntar gue malah gak cepet sembuh," kata gue.

Lala menghentikan tangisnya. Walau agak terpaksa. Bentar-bentar. Lagian, kenapa dia nangis lagi?

"Iya, gue cuma terharu aja kok. Lo cepet balik sini.. Gue kangen.." kata Lala.

Gue malah lebih kangen kali.

"Gue mau numbuhin rambut dulu lah disini. Gila. Rambut gue bener-bener botak ini," kata Gue. "Ntar lo gak naksir lagi sama gue," lanjut gue.

"Lo mau botak kek, gondrong kek, pake poni kek, jalan pake tongkat kek, tangan lo dimakan hiu kek, atau apalah. Gue gak peduli," sahut Lala.

"Kok gitu?" tanya gue.

"Ya, karena gue sayang sama lo, nyet!" jawab Lala.

Gue lebih sayang sama lo, La..

"Gue juga sayang sama lo," bales gue.

-------------------------------

Partnya apa banget deh -,-

Gapenting emang tapi yaudahlah.

RAIN and YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang