Part 8.

1.8K 101 1
                                    

Gue gak ada feel sama Keyla. Jujur gak ada. Gue cuma respect sama sikap care-nya ke gue. Udah. Itu aja. Walaupun gue tau dari awal dia deketin gue cuma untuk dapetin info tentang Leka. Gue tau karena tiap ketemu, Keyla selalu nyelip-nyelipin pertanyaan tentang Leka.

Example, "Lo suka pake jaket baseball, Lex? Leka juga suka gak?" Atau "Lex, baju yang lo pake sering tuker-tukeran sama Leka?"

Kenapa Andara and the gank gak nanya langsung ke Leka, coba? Kenapa harus nyuruh Keyla buat deketin gue? Ternyata gue baru tau kalo Leka cuma mau diwawancara tentang prestasinya aja. Pertanyaan tentang ukuran sepatu, warna favorit atau parfum yang dia pake, Leka gak mau jawab. Gak penting katanya. Bener juga sih. Rada sok emang tapi biarlah. Urusan dia juga.

Malem ini hujan lagi. Sama seperti malem-malem kemaren. Gue nyalain tv, ada Lala yang lagi makan coklat. Itu iklan. Gue ganti channel, ada Lala yang lagi nangis-nangis. Itu sinetron. Gue matiin tv, ada Lala yang lagi muter-muter di kepala gue. Ini apa sih! Lala lala mulu dah dari tadi!

Oke gue galau.

Gue berdiri di balkon sambil mgeliatin hujan.

Ada sesuatu yang menusuk di dada gue. Nyelekit. Gue sudah berdamai dengan hujan sejak kenal Lala. Walaupun Lala gak tau. Gak ada yang tau kalo gue pernah phobia sama hujan. Ini gara-gara Leka, dulu. Entahlah. Gue masih mencari kebenarannya walaupun itu sudah hampir 2 taun lalu.

--------------------------------

"L...La," sapa gue ke Lala saat Lala baru saja membuka helmnya. Suara gue jadi terbata-bata. Ceilah. Entahlah, gue aja jijik dengernya.

"Hai," sahut Lala.

"Mau ke...ke.. kelas?" tanya gue. Tulang rusuk gue naik turun mengikuti nafas gue. Nafas pendek-pendek. Grogi.

"Iya," jawab Lala sambil tersenyum.

"Bareng?" tanya gue lagi.

Pertanyaan apa ini? Tadi kan rencananya gue cuma mau nyapa doang?

"Yuk," sahut Lala.

Yeay! Jadilah sekarang gue sama Lala jalan berdua di koridor. Lala cerita ini itu sambil tersenyum. Seakan-akan Lala tau kalo gue grogi dan gak bisa ngomong di deketnya. Tapi Lala bisa membuat gue nyaman di sampingnya. Lala is the best lah pokoknya.

"Lex, maaf ya waktu itu gue gak sempet jenguk lo. Gue syuting iklan tiga hari berturut-turut. Malah gue bolos sehari. Maaf ya," kata Lala. Mukanya jadi imut kalo dia memelas gitu. Tangan gue gatel pengen nyubit pipinya. Eh.

"Gak papa, La. Iklan coklat itu ya?" tanya gue. Gue inget beberapa hari yang lalu gue nonton tv, ada iklan coklat dan Lala yang jadi modelnya. Sempet bikin gue galau tuh.

"Hehe, iya." sahut Lala.

"La!" sapa seseorang dari belakang.

Gue menoleh. Lala juga menoleh.

Kampret. Itu Leka.

"Ada apa, Ka?" tanya Lala. Lala tersenyum. Cantik. Tapi, senyum itu pertanda apa ya?

"Nih!" kata Leka memberi coklat.

Wah, si Leka beneran mau saingan nih. Oke!

"Eh, ada Ecis. Eh, La. Gue duluan ya," ujar Leka lalu mengerlingkan mata ke Lala.

Apa-apaan sih!

Gue diam. Gue bisa melihat dari sudut mata gue, Lala menatap coklat itu sambil senyum-senyum.

Apa gue bakalan kalah lagi kali ini? Gue gak bisa maksa cewek yang gue suka buat suka juga sama gue, kan?

"Lex,!" panggil seseorang.

Gue menoleh. Lala juga ikut menoleh. Ya Allah, gangguan apa lagi ini?

"Apa?" tanya gue.

Yang ditanya malah tatap-tatapan sama Lala. O ow, sinyal negatif keluar dari mata mereka. Gue harus gimana?

"Eh, helikopter tuh," kata gue mengalihkan perhatian mereka. And you know what? Berhasil.

"Mana, Lex?" tanya Lala bingung.

"Udah lewat, La.." sahut gue sambil cekikikan.

"Lex, kok lo gak nungguin gue?!" tanya Keyla sedikit ngebentak.

Ada hak apa dia ngebentak gue?

"Nungguin?" tanya gue balik. Bingung.

"Kan tiap hari lo nunggu gue di parkiran? Apa cewek ini keganjengan ngajak lo jalan bareng?" tanya Keyla mulai gak nyantai.

"Maksud lo apa deh? Gue gak pernah kali nungguin lo. Dan yang ngajakin Lala jalan bareng itu gue." sahut gue.

"Lo jahat, Lex!" kata Keyla mendorong gue lalu berlari ninggalin gue dan Lala. Baguslah.

"Ada apa sih sebenernya lo sama dia, Lex?" tanya Lala.

"Gak ada apa-apa, La.." sahut gue.

"Yakin?" tanya Lala lagi.

Gue tersenyum, "Yakin!"

"Lo sendiri ada apa sama Leka?" tanya gue.

Lala hanya tersenyum.

Itu pertanda apa ya?

--------------------------------

Sorry postingnya pendek-pendek. hihi..

RAIN and YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang