00.45.
Apa istilah orang yang gak bisa tidur sampe larut malam? Ah, ya! Gue amnesia.
Lol. Becanda. Maap.
Gue duduk dengan kaki di tekuk di depan dada dan melingkarkan kedua tangan ke kaki. Hujan. Dan lo tau gue ada dimana? Di balkon.
Oke, gue tau itu biasa. Tapi, jam segini ada anak cowok, ganteng, duduk di balkon sendirian lagi ngapain coba? Nyari wangsit? Nungguin kucing lagi kawin? Ngintipin tetangga kawin? Eh.
Enggak, enggak. Gue gak mesum kok. Suer.
Gue cuma lagi bengong. Iya, bengong.
Oke, biar gue ceritain pendek sempit (karna panjang lebar terlalu mainstream) siapa yang udah membuat gue menjadi badboy. Siapa yang udah membuat gue bertingkah jutek, cuek, males dengan siapapun selama ini. Siapa yang udah membuat gue frustasi dan tanpa pikir panjang melampiaskan emosi dengan cara ikut tawuran anak SMA waktu gue masih SMP.
Namanya Nuna. Dia temen gu-, eh bentar, bentar. Oke, ini butuh penjelasan panjang lebar. Because, this is mainstream.
Lanjut!
Namanya Nuna. Dia teman kecil kami-gue dan Leka. Kita tetanggaan. Kita satu TK, SD, SMP (cuma sampe akhir kelas 8 karna Nuna harus pindah ke Singapore ikut bapaknya). Dan yah, mungkin kalian udah bisa nebak gimana. Gue naksir Nuna. Gue lakuin dan kasih semua apa yang dia mau. Dan mungkin kalian juga bisa nebak gimana. Ternyata Nuna naksir Leka.
Kasian kan gue? Kasian dong. Hiks..
Dan memang, Leka dari SD udah selalu bersinar. Like a star. Gue udah sering ngomongin Leka kaya gimana kan? Ya gitulah. Siapa sih yang gak suka sama dia. Temen-temen arisan bunda aja sering rebutan pengen jodohin Leka sama anak ceweknya (Yaiyalah, masa anak cowok, Lex!)
Dulu gue labil.
Dulu gue masih bocah.
Dulu gue berusaha untuk selalu menyenangkan Nuna.
Dulu gue suka setengah mati sama Nuna.
Dulu gue marah. Dulu gue cemburu. Dulu gue sakit!
Tapi, itu dulu...
--------------------------------
"Lex, kapan kamu mau potong poni kamu itu? Sampe wajah kamu ketutupan rambut semua?" tanya Ayah saat kami lagi sarapan.
Alexa cekikikan, "Bang Ecis mau pinjem bando Lexa?"
"Pinjemin jepit rambut aja, dek," timpal Andra.
Terdengar suara tawa dari semua anggota keluarga gue. Gue cuma diem sambil ngunyah roti.
"Bener deh kata ayah, Cis. Rambut kamu nih harus di potong. Masa barusan followers bunda ada yang bilang kalo kamu cewek," ujar Bunda.
Gue menoleh cepat, "Followers bunda kok tau?"
Bunda tersenyum penuh arti, "Barusan bunda upload foto kamu lagi makan roti. Hehe,"
What the...
Gue cuma meringis mendengar Andra dan Alexa tertawa keras. Gue juga tau kalo Aleka dan Ayah nahan tawa.
Gue pengen cepet-cepet keluar dari rumah ini. Maksudnya, cepet-cepet berangkat ke sekolah.
"Cis, semalem kamu duduk-duduk di balkon?" tanya bunda tiba-tiba.
Gue mengerutkan dahi, "Bunda kok tau?"
"Tadi bik Jum cerita kalo tetangga depan rumah ngeliat kamu jam...," bunda terlihat lagi mikir. "Jam berapa sih katanya. Bunda lupa. Kamu lagi ngapain emangnya tengah malem di balkon?"
"Lagi galau, bun!" kata Alexa cepat.
"Galauin Lala Prisilla, bun," timpal Andra.
Gue menatap tajam Andra dan Alexa bergantian.
"O ow.. Ladies and gentleman, ada macan ngamuk nih kayanya," ujar Alexa.
"Berangkat! Assalamualaikum!" kata gue. Penuh penekanan. Daripada gue meledak, mending gue menghindar.
Ketika gue berbalik menuju pintu depan, gue mendengar bunda berbisik, entah pada siapa, "Lala Prisilla itu siapa?"
--------------------------------
Jam istirahat. Karna hari ini ujian, jam pulang bakalan lebih cepet. Bahkan terlalu cepet. Hari ini cuma 2 mata pelajaran yang di ujikan. Gue memilih ngabisin jam istirahat di perpus daripada kantin.
Setelah kejadian Andara and the ganknya itu memfitnah gue, tiap gue ketemu anak-anak lain, pasti tatapannya gak enak. Gue jadi famous gara-gara itu. Males banget.
Gue pengen tau banget, apa modus di balik kejahatan Andara and the gank. Cielah, bahasa gue.
"Lex," panggil seseorang.
Gue sadar dari kebengongan dan menoleh, "La.. La?"
Lala duduk di sebelah gue, "Ih lo tuh jahat! Ngilang! Gak pernah bales BBM gue,"
Gue diam. Badan gue tiba-tiba tegang. Telapak tangan gue dingin.
"Gue kangen tau gak, Lex," ujar Lala.
Lalu gue merasa pipi gue hangat. Badan gue hangat. Lala meluk gue dari samping. Gak lama. Mungkin cuma 32 detik (jangan tanya kenapa gue tau, karna gue emang ngitung tiap detiknya).
Lo pasti tau apa yang gue rasakan.
--------------------------------
"Dear Alexis dan Aleka, jangan lupa soal rencana kita untuk Andara and the gank. Habis ujian kita omongin lagi. With love, Rian yang paling ganteng,"
Huek! Itu isi BBM Rian sore ini. Gue menoleh ke Aleka yang ada di sebelah gue. Aleka udah megangin perutnya. Kayanya dia sama mualnya kaya gue karna baca BBM dari Rian.
--------------------------------
Thank you readers..
Gue bener-bener butuh comment kalian:( please lah comment please:( yah yah yah? :(
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN and YOU
Fiksi RemajaGimana rasanya punya kembaran yang ganteng, pinter, keren, famous dan punya banyak fans? Menyebalkan menurut Alexis. Jealous? Maybe. Karena hampir semua cewek deketin Alexis hanya untuk deket sama Aleka. Termasuk cewek yang dia suka. Bukan cuma kemb...