"Ma___maksud papa?" tanya gue dengan tatapan kosong
"Papa udah ikhlas sayang"
"Nggak!!!Nggak ada disini yang boleh menyerah!!Nggak!!Nggak ada!!Pokoknya nggak ada!!!Pa!!!Papa harus kuat!!!Harus pa!!Haruuusss!" bentakku sambil terus mengoyangkan tubuh beliau. Gue emosi, jujur gue sangat-sangat emosi
"Kita tidak bisa seperti ini terus sayang. Kasian, kita mengahalanginya untuk bahagia" ucap ayah gue sambil menangkupkan tangannya ke wajah gue, tersenyum. Senyum tua itu yang buat hati gue jadi sakit. Sakit, karena gue nggak sanggup untuk kehilangan orang yang sama karena dulu gue banyak salah dan pernah benci sama beliau.
Gue menangis kejer kaya bayi tiga bulan. Dan nyatanya, emang gue layak dibilang kaya bocah. Gue nangis sambil terus memukul tubuh ayah gue. Gue mengacak rambut gue sendiri. Dan air mata emang udah dari tadi terjun bebas dari mata gue.
"Pa___be..beri satu bulan untuk tetap seperti ini. Ne___nessa janji, setelah satu bulan jika tidak ada perkembangan. Nessa Ikhlas pa.." ucap gue dengan terbata-bata menghapus air mata plus ingus yang udah mulai meleleh
"Sayang.." hanya itu yang keluar dari ayah gue, yang mampuh meyakinkan gue, bahwa ayah gue juga belum menyerah untuk ini. Bahwa ayah gue akan selalu hadir dan tak akan pernah ada kata nyerah.
"Pa..Nessa pulang dulu" ucap gue seraya mencium punggung tangan ayah gue, berjalan dengan langkah sedikit gemetar keluar dari rumah sakit, tanpa penyangga seorang Rey disini. Dan gue butuh seseorang untuk tenangin gue. Entah siapa...
Disinilah gue, duduk dibangku taman dengan cat cream coklat tua, dipadu ukiran bunga cantik matahari di sandarannya. Gue tersenyum getir, melihat sekeliling hanya ada banyak bocah yang berlari kesana kemarin, seolah nggak ada masalah apapun dipikiran mereka. Gue jadi pengen kembali seperti mereka, dan berharap saat gue besar, nggak bakal ada masalah seperti hari ini.
"Halo kakak cantik" panggil suara yang begitu mungil sambil menarik tangan gue dengan manja, manik matanya coklat hazelnut dan bikin gue gemes pengen nyubit pipinya yang merah. Persis seperti pipi gue yang memerah kalo di ledekin sama Gra___?
"Iya?" jawab gue mendengarkan dia antusias
"Ini.." ucapnya seraya menodorkan boneka kero-keroppi berwarna hijau cerah. Gue tersenyum,sebenernya gue paling benci sama kodok. Dan keroppi ini adalah boneka katak imut. Tapi mau gue tolak, gue nggak tega
"Makasih. Dari siapa ini sayang?" ucap gue sambil mengelus rambutnya yang panjang legam
"Dari kakak ganteng. Aku duluan ya, kata kakak ganteng, kakak jangan nangis, kalo nangis cantiknya hilang" ucapnya tersenyum dengan logat khas anak cedel, lalu berlari menjauh kembali masuk ke kelompok bermainnya
Gue tersenyum, melihat boneka keroppi yang hanya seukuran telapak tangan. Gue nggak tau ini dari siapa. Tapi gue suka kejutan kecil seperti ini.
Sepintas gue melihat punggung orang yang gue kenali beberapa hari ini, dan sempet curiga ngapain dia ada disini?Apa keroppi ini dar____. Nggak mungkin!
Tapi kenapa seorang Graha ada di taman yang khas untuk anak kecil?Jangan-jangan dia pedhofil?!Parah nih kalo gini, bakal nambah daftar panjang pedhofil Indonesia.
"Grah____" panggil gue yang terpotong karena sebuah tangan menggapai bahu gue, gue menengok kearahnya lalu menyunggingkan senyum "kamu kok disini?"
"Udah selesai kok dengan temen ku. Kamu ngapai disini?"
"Aku bosen. Makasih ya" ucap gue sambil memeluk tubuh Rey
"Buat?" tanyanya bingung sambil ragu membalas pelukan gue
"Boneka Keropinya" ucap gue sambil memamerkan boneka keroppi super imut ke wajahnya, Rey nampak bingung sejenak, lalu mengangguk pelan
"Iya sama-sama. Kamu suka kan?" tanyanya
Gue mengangguk antusias. Tersenyum kearahnya sambil memainkan boneka baru dari Rey.
"Kita pulang ya" ajaknya menggandeng tangan gue menuju tempat motornya diparkirkan. Gue cuma ikut-ikut aja ajakannya.
***
POV Author
Pagi ini Nessa terbangun lebih awal dari biasanya, yang biasanya Nessa selalu bangun siang dan masuk sekolah dengan waktu limit sekali. Kali ini tidak, dia memilih melamun saat melihat jam weker dinakas menunjukan pukul empat pagi. Masih petang, tapi dia sudah terbangun. Gadis manis ini menatap stik Drum diatas meja belajarnya, stik yang entah keberapa. Karena pendahulu stik itu selalu patah ketika ia mengalami masalah. Ibaratnya menjadi pelampiasan gedumbrangan seenak udel.
Dan matanya menangkap boneka keroppi yang tergeletak manis didekat stik drum. Masih misteri memang siapa yang memberikannya, tapi ia percaya itu dari Rey.
Rey memang selalu romantis.
Jam di nakasnya menunjukan pukul 05.00. Nessa memutuskan ke kamar mandi untuk membasuh muka kucelnya. Matahari baru muncul seperampatnya. Entah mimpi apa yang menghantuinya tadi malam yang membuatnya ingin pergi ke sekolah pagi pagi sekali.
Selesai melahap 1 tangkup roti isi yang dibuatnya sendiri, dia benar benar siap untuk berangkat ke sekolah. Dia bergegas berjalan keluar rumahnya seraya menarik nafas dalam-dalam seolah olah ia baru saja terlahir kembali.
Tiba tiba matanya melihat sosok yang sudah ia kenali, dengan motor biru metallic yang terparkir manis di depan gerbang rumah. Sosok anak SMA yang mengenakan seragam Osis nangkring dengan santai di motor gedenya plus helm full face yang masih ada di kepalanya.
"Lo ngapain ke sini"
"Mau nganterin koran harian nih neng" ujarnya sambil membuka kaca helmnya.
Gadis ini mengerecutkan bibirnya. Lalu menatap sinis Graha yang masih cengengesan ngga jelas.
"Gue mau jemput lo"
"Ini masih pagi Graha" ucap nessa dengan tatapan gemas
"Lo sendiri kenapa udah siap berangkat sekolah?Lagian yaa, semalem gue itu dapet ilham buat bangun pagi dan jemput lo" adu Graha sambil tersenyum sok manis menggoda
Nessa menghembuskan nafasnya kesal, pagi-pagi udah bikin kesel, bagaimana siang nanti dan tentunya dirinya akan bertemu dengan Graha sepanjang hari di sekolah.
"Lo kok bisa tau rumah gue?" tanya Nessa menyipitkan matanya, memandang Graha dengan tatapan menyelidik "lo nge stalk, gue yah?"
"Bisa lah, gue cari di google maps. Tadinya gue kira rumah lo penampungan anak pungut" ujar Graha tanpa dosa sambil memainkan sarung tangan hitam kumalnya
"Rese lo!" cewek ini terkesan gemas dengan perlakuan Graha, lalu memukul lengan lelaki didepannya pelan
Okey..author balik lagi nih :) (walau nggak tau ada yang nunggu ini cerita apa nggak)
Jangan lupa vote and comment yah..jangan jadi pembaca gelap yah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Killer of Love
Novela JuvenilCOMPLETED [✔] "Hidup itu kaya permen,ada manis,asam,pedas bahkan pahit. Dan lo nggak bisa hanya punya satu rasa permen dihidup lo,lo butuh semua rasa Ness,semuanya secara bersamaan. Hari ini asem,besok manis,besoknya pedes,gitu.." Ardani Nessa Sapu...