17

85 13 1
                                    

"Graha!!Jawab gue dong..lo kok cuek sih..," ucap seseorang yang Nessa yakin adalah seorang wanita

Kenapa ada seorang wanita di kamar Graha?Dan rasanya seperti belati yang menusuk jantung Nessa dengan perlahan namun begitu menyakitkan. Penasaran dengan perlahan Nessa membuka pintu kamar Graha.

Kedua matanya segera berair, saat melihat apa yang baru saja ia lihat. Graha yang sedang duduk diujung kasurnya, dan seorang wanita dengan pakaian minim memeluk tubuh Graha. Apa yang paling menyakitkan dari ini?Adalah Graha yang nampaknya tidak memberikan perlawanan sedikit pun untuk melepas pelukan dari wanita itu. Air mata Nessa jatuh dengan deras saat apa yang ditatapnya sungguh sudah tak bisa ia tahan. Padahal kunjungannya hari ini adalah untuk menjelaskan semua hal dan meminta maaf. Tapi apa yang ia lihat justru membuat kata maaf itu hilang entah kemana.

"Nessa...?" panggil Graha pelan saat ia melihat sosok Nessa yang menyembul dibalik pintu kamarnya

"O..so..sorry..gue ganggu" ucapnya sambil segera berbalik, membiarkan nampan yang tadi ia bawa jatuh begitu saja dan membuat ambang pintu Graha dipenuhi air dan pecahan gelas, obatnya sudah berhamburan kemana-mana. Dan dengan sekuat tenaga ia berlari ke bawah

"Kak Nessa kok nangis?Kak Nessa mau kemana?" tanya Lintang yang menatap bingung kearah Nessa yang kedua pipinya sudah dipenuhi air matanya

"Mmmp...hp kakak ketinggalan, kakak mau ngambil dulu" ucap Nessa berbohong, meninggalkan Lintang yang menatap bingung kearahnya

Sementara itu Graha segera memakai jaket abu-abunya, sembarangan mengambil kunci motor dan dengan segera turun kebawah. Tak ia perdulikan teriakan Diptha yang memekakan gendang telinganya.

"Dek..kak Nessa tadi naik apa?"

"Naik mobil" ucap Lintang yang menengadah melihat abangnya yang pergi dengan cepat

"Sial!Lo bakal celaka kalo nyetir dalam keadaan kaya gini Ness" ujar Graha bergumam saat motornya sudah melaju kencang membelah gerimis yang mulai turun. Kenapa jika saat seperti ini alam malah mendukung kegalauan?

Nessa yang sudah melaju dengan kencang menghapus air matanya yang masih saja menetes, membuang ingusnya dengan tisu didalam mobil. Laju mobilnya terhenti ketika lampu merah menyala. Dan beberapa pengamen nampak tak tega saat melihat keadaan Nessa yang menangis haru.

Ya tuhan..pikirannya sama sekali tidak ada, kosong mlompong bersama dengan derai hujan yang mulai menderas.

***

Dengan segera ia memasuki halaman rumahnya, memberhentikan mobil Honda putihnya tepat digarasi rumah,s esegera mungkin ke kamarnya.

"Kamu kenapa sayang?" tanya ayahnya yang sedang terduduk di kursi ruang TV yang sama sekali tak Nessa hiraukan pertanyaan itu.

Ia segera merebahkan tubuhnya di kasur kamarnya. Menutup wajahnya dengan bantal yang empuk. Membiarkan sprei kasurnya menyerap air matanya. Semenit kemudian, suara mesin motor yang dimatikan membuat dirinya penasaran. Ia tahu, itu pasti Graha. Dan menurutnya buat apa Graha datang?Untuk meminta maaf?Semuanya sudah hilang karena Graha yang membuat harapan itu hancur. Graha yang membangun harapan itu, dan dia sendiri yang menghancurkannya.

"Nessa...please...bukain pintu buat gue" ucap Graha samar karena suara hujan lebih kencang "gue tau gue salah..Ness...kasih gue kesempatan"

Nessa tetap tak bergeming dari tempatnya. Ia masih sibuk mengumpulkan hatinya yang sudah tercecar kemana-mana. Flashback tentang malam itu dibawah derai hujan kembali hadir didalam pikirannya. Ia lelah untuk semuanya.

"Nessa...kasih gue kesempatan buat gue ngomong sama lo..Ness.."

Nessa masih saja tak mau pindah dari tempatnya. Dan sudah sepuluh menit Graha berteriak dibawah. Air matanya masih saja menetes. Dan suara ketukan pada pintu kamarnya membuat dirinya mengangkat kepalanya.

Killer of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang