COMPLETED [✔]
"Hidup itu kaya permen,ada manis,asam,pedas bahkan pahit. Dan lo nggak bisa hanya punya satu rasa permen dihidup lo,lo butuh semua rasa Ness,semuanya secara bersamaan. Hari ini asem,besok manis,besoknya pedes,gitu.."
Ardani Nessa Sapu...
"Tadi kalo lo nggak nahan gue, udah babak belur mungkin tuh bocah. Bonyok" ucap Graha sambil terus mengayunkan tangannya, langkahnya mengikuti Nessa yang berjalan lebih dahulu.
Cahaya dari lampu jalan seketika berpendar kemana-mana karena tetesan hujan yang datang tiba-tiba. Nessa menengadah,melihat langit yang sudah menghitam, dan sesekali mengerjapkan kedua matanya karena air hujan berjatuhan dengan bebas.
"Sok jagoan banget tuh bocah!" ucap Graha sambil menendang kaleng minuman soda yang sudah penyok, membiarkan sendal jepitnya sudah mulai basah karena hujan. Tubuhnya juga sudah basah sepenuhnya, ia menatap gadis yang masih saja berjalan dengan langkah lebar-lebar "Nessa, ke Mcd yuk. Gue laper nih.." ajaknya dengan suara yang kalah dengan rinai hujan
Gadis didepannya tetap tidak bergeming. Bahkan terkesan mengacuhkanya. Graha masih saja berbicara, membelah hujan sambil menari indah. Seperti orang gila.
"Ness, gue laper nih..makan yuk" ajaknya yang entah sudah keberapa kalinya
"Ness, jawab gue dong!" ucap Graha dengan suara kerasnya, mengalahkan hujan yang makin deras beberapa detik lalu
"Nessa!!" bentak Graha
Nessa menghentikan langkahnya. Tanpa menengok kebelakang. Telinganya panas karena ocehan Graha. Dan jika tak ada hujan, mungkin Graha sudah tau jika dirinya menangis beberapa menit yang lalu. Dan hujan yang menyamarkan air matanya. Rambutnya sudah basah, begitu pula dengan bajunya. Ujung-ujung jarinya mulai berkeriput. Bibirnya juga mulai menggigil. Tapi ia benci dengan semuanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lo bisa diem nggak?!!" ucap Nessa yang masih enggan melihat Graha yang juga berhenti beberapa meter darinya "lo bisa nggak jangan rewel kaya anak kecil, bisa nggak nggak usah ngomongin Rey..bisa nggak lo diem?!!!"
"Lo apaan sih Nes?!" tanya Graha penuh tanya, bahkan dirinya sudah tak memperdulikan luka di bawah mata dan pelipis kanannya. Sudah tidak perih lagi, tapi kini berganti dengan hatinya yang hancur berkeping-keping
"Lo...lo bisa nggak, nggak ngikutin gue?!!"
"Apa sih Nes?!"
"BERHENTI BUAT NGIKUTIN GUE GRAHA!!"
"Oh..lo lagi PMS yah?" tanya Graha sambil bercanda
"Graha gue nggak lagi bercanda!!Gue benci sama lo!Gue benci sama lo!!!Lo udah ganggu hidup gue!!!Lo bego!!Gue benci sama lo!!Graha!!Pergi___pergi..pergi dari hidup gue!!!" teriak Nessa dengan kesalnya, matanya sudah memerah, dan seluruh tubuhnya sudah bergetar hebat, bukan karena dingin tetapi oleh tangisnya yang makin menjadi "gue benci sama lo Graha" ujar Nessa tak sekencang tadi, dirinya sudah merosot kebawah. Membiarkan aspal jalan menjadi tempat sandar tubuhnya, Nessa sudah terduduk di jalan raya, menundukkan kepalanya sambil terus terisak "gue benci sama Graha"
Tak ada jawaban dari sosok dibelakangnya, mungkin., mungkin Graha masih mematung setelah mendengar kata-kata yang tadi Nessa lontarkan. Dan kata-kata itu bagai petir yang menyambar ditelinganya.