Keira

150 8 0
                                    

Keira Putri, dia tidak pernah akur dengan neneknya,  keluarga satu-satunya setelah ayah dan ibunya meninggal, ia bahkan hampir tidak mengakui dan memperdulikan keberadaan Neneknya

Alasannya cukup klise, neneknya tidak menyetujui pernikahan kedua orangtuanya, karena ayahnya yang merupakan pewaris tunggal dan putra satu-satunya dikeluarganya, malah jatuh cinta pada ibunya, perempuan biasa yang bukan dari kalangan sederajat yang diinginkan neneknya, LAGI...  hal tersebut menjadi alasan yang paling dibenci Keira, haruskah latar belakang seseorang menjadi hal yang haram dan halangan untuk mencintai orang lain?

Ketika ayahnya menjadi anak durhaka yang meninggalkan neneknya yang tinggal sendiri karena kakeknya sudah berada dialam yang berbeda, dan lebih memilih ibunya, dari sanalah permasalahan dimulai

Keira berusia 16 tahun ketika ayahnya meninggal karena sakit keras, dan saat itulah neneknya tiba-tiba muncul, Keira tidak pernah mengenal sosok seorang kakek atau nenek, tidak dari pihak ibunya karena mereka memang sudah tiada, tidak juga dari pihak ayahnya, karena mereka tidak pernah bercerita, Ia juga malas bertanya, Toh iya sudah merasa bahagia dengan kedua orang tuanya

Kemunculannya membawa angin yang berbeda untuk Keira dan ibunya, wanita tua ini begitu kaku, angkuh, dan terlihat sangat dominan, aura otoritasnya begitu terlihat dengan jelas, sulit mengungkapkannya, dan Keira membencinya, sejak mendengar  dan mengetahui bahwa Nyonya Tua itu menentang pernikahan ayah dan ibunya

"Kei.. bagaimanapun dia adalah nenekmu, dia adalah satu-satunya keluargamu ketika ibu meninggalkanmu nanti", Keira merasa sesak melihat kondisi ibunya yang terbaring lemah diranjang rumah sakit, semenjak kepergian ayahnya, ibunya seperti kehilangan semangat dan jiwanya, bahkan menjadi sakit-sakitan

"Mungkin nenekmu sudah menyadari kekeliruannya saat menentang pernikahan ayah dan ibu dulu, tapi kamu harus berpikir dan memandang dari sudut pandang yang positif, bagaimanapun... nenekmu juga seorang ibu, yang pastinya menginginkan yang terbaik untuk anaknya, apalagi ayahmu adalah putra satu-satunya..."

"Mungkin ibulah yang tidak tau diri karena membuat ayahmu pergi dari kehidupannya"
Keira menahan buliran air matanya, mungkin ibunya sudah lelah dengan kondisinya, terlebih lagi tanpa ayah disisinya, ia tidak ingin kehilangan ibunya, ia tidak punya siapa-siapa lagi, nenek tua itu adalah pengecualian, mengakuinya sama saja menoreh harga dirinya, mungkin ibunya sudah menerima dan memaafkannya, tapi sungguh, Keira tidak menginginkannya, sekalipun ia bisa memenuhi semua kebutuhannya, sekalipun ia sangat kaya, karena dari awal ia memang tidak memiliki sosoknya, terserah jika nenek tua itu ingin mengakuinya, toh Keira tetap akan berdiri sendiri, karena ia yakin ia sama sekali tidak memerlukan bantuannya

Dan hari dimana ibunya harus pergi untuk selamanya terjadi, meninggalkan Keira diusia remaja biasanya mengalami masa-masa manisnya, tujuh belas tahun

Untunglah didikan kedua orang tuanya sanggup mengajarkan Keira menjadi mandiri, ketika neneknya memaksa agar Keira tinggal bersamanya, Keira menolak, ia sanggup membiayai hidupnya sendiri dengan bekerja dari nol, bahkan hampir beberapa jenis pekerjaan pernah ia lakoni, dan walaupun sekarang Ia hanya mendapat posisi sebagai staff disebuah kantor, maksimal, ia bisa membiayai kuliahnya sendiri hingga selesai, walaupun semuanya terasa sangat berat, karena ia harus berjuang tanpa bisa membagi suka dan duka dengan kedua orang tuanya, tentu saja... satu-satunya keluarga yang tersisa tidak masuk hitungan

Keira selalu bersyukur atas semua yang diberikan Tuhan dan kedua orangtuanya, setidaknya mereka mewariskan tempat tinggal untuknya bernaung walaupun sederhana

Ia juga memiliki sahabat beserta keluarganya yang bisa diandalkan, Mira adalah sahabat kecilnya, Ia tidak pernah jauh darinya, mereka selalu dekat, karena notabene mereka memang tinggal bersebelahan, bahkan keluarga Mira sudah menganggap Keira bagian dari mereka

"Kei... nanti kerumah ya, nasi goreng kamu sudah tante siapin" teriakan ibu Mira dari balik pintu rumahnya menelusup kedalam ruangan mungil yang menjadi kamar tidurnya, gadis itu masih berbaring dengan mata terpejam dan menikmati lelapnya mimpi indah dipagi hari diatas ranjangnya

"Keiii...!!"

Sepertinya suara teriakan kedua kalinya dari Ibu Mira diluar sana mampu membuat keira membuka matanya dengan berat sedikit demi sedikit

Dengan malas ia bangkit dari ranjangnya, lalu mengambil langkah berat untuk mandi dan kemudian merapikan diri untuk pergi bekerja

Wangi nasi goreng sudah menguar diruang makan Mira ketika ia sampai disana, menarik kursi dan lalu duduk dihadapan meja makan ia mulai menyendok dan menyantap nasi goreng lezat buatan Ibu Mira

"mmm... enak, enak,enak..." gumamnya menikmati nasi goreng tersebut

"Lebay"  tingkahnya hanya mendapat ledekan dari Mira, cengiran dari Doni adik Mira, dan gelengan dari Ibunya, ia sudah menganggap Keira seperti putrinya sendiri

"ehmm-ehmm...." suara bariton yang muncul dari balik koran yang masih dibaca dan hampir menutupi wajahnya kini mulai turun dari kedua pegangan tangannya, membuat semua tatapan mata diruang itu teralih pada Ayah Mira

"Kei..."

Kepala keluarga dirumah ini mulai meletakkan dan melipat korannya dimeja, lalu menatap Kei dengan serius, membuat Mira, ibu dan adiknya mulai merasa tegang

"Nenek kamu menelepon Om dan menitipkan pesan untukmu" Laki-laki yang sudah mulai tua itu berkata dengan hati-hati

Jelas, jika menyangkut hubungan gadis ini dengan neneknya, suasana hangat seperti sarapan pagi bersama hari ini, akan menjadi menegangkan seperti adegan dalam film horror atau tragedi

Keira langsung meletakkan sendoknya dipiring, mendadak nafsu makannya hilang, mendengar kata nenek dipagi yang indah ini, seperti mendapatkan kenyataan televisinya rusak tersambar petir saat menonton adegan disinetron favoritnya yang sedang tayang, miris

"Jika Nyonya besar itu masih bersikeras mengenai jodoh menjodohkan itu, katakan saja untuk berhenti"

Moodnya  benar-benar hancur pagi ini, ulah siapa lagi jika bukan nenek tua itu, bertemu saja jarang, tepatnya karena Keira selalu menghindarinya, lagipula kenapa Nyonya besar itu harus muncul setelah enam belas tahun sebelumnya Keira bahkan tidak mengetahui keberadaannya, apa neneknya pikir cerita mereka akan happy ending bagaikan sinetron !

"Cucukuuu..."

" Neneeeek..."

"Maafkan kesalahanku, terlalu keras pada kedua orang tuamu, sehingga mengabaikan kehadiranmu cucuku"

"Tidak apa-apa nek, aku sudah memaafkanmu"

YANG BENAR SAJA, Keira ingin muntah membayangkan drama khayalan dalam otaknya, hyaaak

"Kei..." suara lembut ayah Mira memecahkan lamunannya, tatapannya yang terlihat bijak mampu membuat hatinya luluh

"Om minta maaf, Om memang tidak berhak atau bermaksud mencampuri kehidupanmu"

Ah... kata-kata itu, entah bagaimana membuat Keira merasa bersalah

"Tapi bagaimanapun kondisinya, nenekmu adalah satu-satunya keluargamu, jika kedua orangtuamu masih hidup,mungkin mereka akan sangat kecewa terhadap sikapmu,  entah apa tujuan nenekmu perihal perjodohanmu, tapi Om yakin, masalah ini bisa kalian bicarakan baik-baik "

Keira diam, mencoba mencari kebenaran dari kalimat yang Ayah Mira ucapkan, sementara Mira, Doni dan Ibunya masih diam menonton adegan penuh nasehat dan petuah dari Ayah Mira

"Jika memang hatimu kurang berkenan, temuilah nenekmu, katakan jika kau tidak ingin dijodohkan"

Keira menatap ayah Mira lagi, kata-katanya memang benar, jika nenek tua itu tidak ditemuinya, bagaimana dia bisa bilang pada nenek tua itu agar tidak usah mencampuri hidupnya

See U On Next Chapt

-L-

MY LOVE OBSESSION(PENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang