Dan disinilah Keira berdiri, disebuah ruang tamu megah berlantaikan marmer dilengkapi perabotan antik yang terpajang disetiap sudut ruangan, serta lukisan-lukisan mahal dan mewah yang bergantung sombong didinding dengan wallpaper berwarna putih bermotif bunga-bunga elegan, tak banyak yang berubah walaupun bisa dihitung dengan jari berapa kali ia pernah kesini, itupun dengan terpaksa dan berat hati, ruangan ini masih saja terasa hampa, jelas saja... dirumah besar ini neneknya hanya tinggal seorang diri, dengan beberapa pelayan saja yang saat ini terlihat mondar – mandir sedang membersihkan ruangan
"Nona keira, silakan.... Nyonya sudah menunggu dikamar" sapa pak sugeng, salah seorang pekerja setia neneknya
"Pak Sugeng... bilang pada beliau, saya ingin berbicara disini saja" Keira memang enggan memanggil perempuan itu Nenek, dia lebih sering menyebutnya Beliau, bahkan terkadang menyebutnya dengan sebutan Nyonya, pak sugeng hanya tersenyum
"Tapi nona, kondisi Nyonya saat ini tidak memungkinkan untuk turun, beliau sedang sakit, saya tidak bisa memintanya kesini"
Keira mengernyitkan dahi, apa neneknya menjadi dramaqueen yang tiba-tiba sakit keras dan berusaha menjodohkannya, kalau iya... keira rasa neneknya terlalu banyak menonton drama korea... ia saja yang hoby menonton drama korea, tidak semelankolis itu, Ah... mau tidak mau ia mengikuti pak sugeng berjalan menaiki tangga kekamar neneknya
Bertemu perempuan tua itu seperti bertemu orang asing, ia selalu menjadi tidak ramah dan canggung setiap kali bertemu dengan neneknya, kalimat yang keluar dari mulut mereka setiap awal kali bertemu hampir sama, neneknya pasti akan bertanya pertanyaan yang sama
Bagaimana kabarmu?
apa kegiatanmu?
apakah ada yang kau butuhkan?Dan jawaban Kei tidak berubah
Baik!
Aku masih bekerja!
Aku tidak membutuhkan apapun darimu!Tapi harap abaikan jawaban terakhir, ia tidak sekejam itu, ia hanya menjawab dengan jawaban singkat, yaitu tidak!
Wanita tua itu terbaring tampak lemah diranjang kamarnya, bahkan raut wajahnya mulai terlihat semakin menua dengan garis kerutan-kerutan disekitarnya, keira sedikit terkejut, kemana wanita tua angkuh, dominan dan otoriter yang dikenalnya
"Kamu sudah datang" wanita tua itu masih memasang wajah datar
"Duduk" perintahnya pada keira sambil menunjuk kursi disudut kaki ranjangnya
"Saya permisi Nyonya" Pak sugeng beranjak pamit sambil keluar dari kamar
"Aku sudah tau maksud kedatanganmu kemari", walaupun kondisinya sakit, tapi nada bicaranya tetap tegas
"Mari kita buat kesepakatan!!..."
* * * * *
Sial, Keira sudah menduganya, nenek tua itu bukan wanita bodoh! Ialah yang lebih bodoh, dan akhirnya terjebak didalam kondisi yang paling tidak diharapkannya
"Kau taukan jika usaha percetakan Ayah sahabatmu itu saat ini masih berjalan dengan lancar"
Keira tidak mengerti kearah mana pembicaraan wanita tua ini, jika ia memang tau maksud kedatangan Kei kesini, ia pasti paham apa yang ingin Kei bahas, perjodohan memuakkan itu
"Beberapa Perusahaanku menggunakan percetakan Ayah Mira untuk membuat keperluan atribut kantor, kau pasti tau, kop surat, kartu nama, surat jalan dan beberapa hal lainnya harus menggunakan logo perusahaan"
Keira masih berpikir, kemana sih arah pembicaraan wanita tua ini!
"Bayangkan jika aku tidak ingin menggunakan jasa percetakkan Ayah sahabatmu itu"
Apa maksudnya?!?...
"Atau bayangkan jika aku juga tidak merekomendasikan percetakkan itu untuk perusahaan lainnya"
Sepertinya, Kei mulai mengerti kemana arah pembicaraan ini, wanita tua ini sedang berusaha mengintimidasinya, bukan... tepatnya ia sedang berusaha mengancamnya
"Jadi Aku pikir kau tau apa yang harus kau lakukan, aku memang menjodohkanmu dengan putra relasiku, dan kau hanya perlu mencoba mengenalnya"
"Akan lebih bagus jika kau dan Panji bisa menikah"
Kei menatap wanita tua itu sinis, bahkan ia melupakan jika kondisinya sedang sakit, karena untuk ukuran orang yang tidak sehat, wanita tua itu tetap menyebalkan, tidak salah jika ia membencinya, arogansinya benar-benar luar biasa
"Tentu saja, aku tidak akan terlalu memaksa, semua terserah panji, jika dia tidak bersedia menikah denganmu, kau bebas" kali ini Keira menatap neneknya heran
"Dan aku tak akan mengatur-atur soal jodoh atau hidupmu lagi selamanya"
"Tapi jika panji bersedia menikah denganmu, maka kau tidak boleh menolaknya" Keira memasang wajah penuh tanya
"Karena jika kau menolaknya, bisa kupastikan usaha orangtua sahabatmu bukan saja tidak lancar, mungkin akan mendekati kata..."
"BANGKRUT!!"
See U On Next Chapt..
-L-
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE OBSESSION(PENDING)
Romance(proses perbaikan) Just Read... Hope You Like It... Klise... perjodohan tentang dua orang manusia yang berbeda, Panji dan Keira, tapi bukan itu yang ingin disampaikan, semua dimulai ketika Panji merasa terobsesi akan Keira, bukan karena cinta p...