Mira menatap keira yang sedang membereskan baju-bajunya masih bingung
"Kenapa kau harus tinggal disana?" Keira tersenyum dalam diam, ia tidak mungkin menceritakan kesepakatan bodohnya dengan wanita tua itu, Keira memeluk sahabatnya yang bertubuh agak gemuk itu dengan erat
"Disana pasti aku akan sangat kesepian, tapi aku pasti akan menyempatkan diri kesini" Kei memasang wajah sedihnya
"Tenang saja, kalau kau membutuhkanku, aku akan langsung segera meluncur kesana, janji!" tutur mira dan kemudian mereka berpelukan layaknya dua orang sahabat yang akan berpisah lama,
please... bahkan jarak rumah Keira kesana hanya kurang dari satu jam!Dan akhirnya... Keira kembali kerumah nenek tua ini, nasibnya benar-benar sial, ia bahkan tidak berminat untuk memiliki pasangan kekasih, apalagi harus menikah dengan cara dijodohkan dengan pria yang tidak dikenalnya, semua karena nenek tua itu, kini ia makin membenci semua hal yang berhubungan dengan kata nenek, walau bukan berarti ia membenci semua nenek-nenek, Ah... sudahlah, pikirannya sudah benar-benar meracau
"Ini kamar nona", Pak sugeng mengantarkan keira menuju kamar yang akan ditempatinya
"Semoga nona suka, Nyonya sudah mempersiapkan kamar ini dari jauh-jauh hari, akhirnya nona menginap disini", Ish... Keira terdiam sambil berpikir sinis, jika bukan karena terpaksa, malas ia tinggal disini
"Sambil menunggu Nyonya datang, nona mungkin mau beristirahat dulu? atau mungkin jalan-jalan disekitar rumah..." kali ini Keira tersenyum atas kesopanan pak sugeng
"Saya permisi dulu nona, saya sedang menunggu kurir suruhan Nyonya yang akan mengantarkan dokumen, jika butuh apa-apa, nona silakan panggil saya" pak sugeng beranjak pergi diikuti anggukan dan ucapan terimakasih Keira
Keira merasa bosan berada dikamarnya, lalu memutuskan untuk turun dan berjalan menelusuri rumah besar ini, rumah mewah milik wanita tua itu, rasanya begitu hampa, nenek tua itu tinggal sendirian, tapi harusnya ia tidak akan kesepian, pekerja yang tinggal disini saja jumlahnya sekitar enam orang
Keira mengenal mereka walau jarang sekali kemari, selain pak sugeng yang merupakan salah satu orang kepercayaan neneknya, ada pak wawan yang merangkap sebagai satpam dikala malam dan tukang kebun dikala pagi, ada pak gandi sebagai supir pribadinya, dan tiga orang asisten rumah tangga wanita yang mengurus dapur dan kebersihan rumah, Keira geli sendiri jika harus memanggil nama mereka disertai awalan Bi... jelas saja, nama mereka jika digabung, dengan panggilan tersebut terdengar sangat lucu, bayangkan saja tiga wanita itu bernama Rahimah, Sulastri dan Lilik, apa yang terjadi jika Kei tidak memanggil nama mereka dengan lengkap...
'Birahiii...! Bisuuul...! Biliiik...!'
hahaha... Lupakan para bibi, Keira bisa melihat semua pekerja nenek tua itu terlihat begitu sopan dan loyal, sedangkan dirinya?, ingin sekali mengirim Nyonya Besar mereka kepanti jompo...* * * * *
Panji masih kesal ketika mengangkat telpon dari Arya Sasongko yang menganggu tidur siangnya, Seniornya itu memerintah seenaknya agar ia segera kerumah nenek saras untuk mengantarkan beberapa map berisi memo internal yang berada dimeja diruang kerja pribadinya
Ini hari sabtu, dan ia sangat membenci jika hari liburnya terganggu oleh hal-hal berbau pekerjaan, terutama yang SANGAT TIDAK PENTING seperti ini... Arrrghhh...
Kenapa sih laki-laki tua menyebalkan itu tidak mau menunggu hari senin? belum lagi ceramah panjang lebarnya ditelephone membuat telinganya panas
"Papa hanya memintamu mengantarkan dokumen, bahkan mungkin tidak sampai satu jam papa menyita waktumu, berbeda sekali jika wanita-wanita cantik itu yang memintamu, kamu rela berjam-jam bahkan mungkin sampai besok menemani mereka melakukan hal-hal tidak penting, belanja, kesalon, dan berputar-putar tidak karuan, dan entah apa lagi yang kalian lakukan!..."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE OBSESSION(PENDING)
Romance(proses perbaikan) Just Read... Hope You Like It... Klise... perjodohan tentang dua orang manusia yang berbeda, Panji dan Keira, tapi bukan itu yang ingin disampaikan, semua dimulai ketika Panji merasa terobsesi akan Keira, bukan karena cinta p...