empatbelas

21.1K 650 1
                                    

Anata pov's

Aku mengerjapkan mataku perlahan dan ketika penglihatanku sudah mulai normal,aku melihat lelaki itu menggenggam tanganku sambil tertidur di sampingku.

Aku merasakan ada benda yang menempel di dahiku,aku mengambil benda yang ternyata handuk yang sudah dingin.

Apakah aku demam karena menunggu dia dan anak-anakku? Lalu apakah dia yang mengompres dahiku semalaman sampai dia tertidur?

Aku memerhatikan wajah justin yang sangat lelah itu dengan seulas senyuman yang sudah lama tidak aku berikan kepada pria lain selain dia dulu.

Aku mengusap lembut pipinya,aku menyentuh bibir,hidung dan matanya,aku memainkan rambutnya yang berwarna kuning kecoklatan itu.

Sepertinya yang mempunyai wajah yang aku kagumi ini terganggu,aku langsung menarik tanganku kembali.

"Kamu udah bangun ta?" Tanyannya dengan suara serak.

"Ya kamu liat sendiri kan,udah lah gak usah sok peduli sama aku" ucapku jengah.

"Aku khawatir sama kamu ta,tadi malam kamu demam karena menunggu anak-anak di luar"

"Mending sekarang kamu pulang sebelum anak-anak aku bangun karena mendengar pertengkaran kita"

"Aku cuma mau bersama mereka ta,itu ajah...kok kamu tega sih ngebiarin aku dan anak-anak aku gak ketemu,kamu boleh benci sama aku,tapi please izinin aku buat ketemu sama anak aku ta...itu ajah mau aku" ucapnya pilu.

Kasihan juga sih ngeliatnya kayak gituh...

"Oke aku izinin kamu buat ketemu anak-anak,tapi setiap hari sabtu sama minggu,dah sekarang mending kamu pulang" usirku.

"Makasih nata" ucapnya mengecup pipiku dan berlalu pergi meninggalkanku yang masih terbengong.

Please justin jangan panggil aku dengan sebutan nama nata lagi...jangan buat aku terjatuh ke dalam luka lama lagi...

*****

Hari ini aku menghadiri acara anak-anakku di sekolah mereka.

"Jomeisia...." teriakku.

Jomeisia menghampiriku,aku sedang bersama jaxon dan joey. Tadi aku sudah menelpon justin untuk datang ke acaranya jomeisa.

"Mommy jomei takut" ucap jomeisia sambil memelukku.

"Tenang sayang,kan ada mommy sama kak jaxon dan kak joey" ucapku seraya mengelus rambutnya.

"Uncle justin dateng kan mom?" Tanya jomei.

"Pasti datang,kata uncle justin dia akan datang melihat cerita yang akan diceritakan oleh jomeisia"

"Yaudah mom aku naik ke panggung dulu ya,doakan aku" ucap jomeisia berlari pergi meninggalkan kami.

"Para hadirin sekalian mohon duduk di tempat duduk yang sudah di sediakan" ucap perempuan muda yang berdiri di atas panggung.

"Peserta pertama kita akan menceritakan sosok ayahnya seperti apa,ini dia jomeisia harley"

Aku melihat jomeisia yang terbengong karena dia harus menceritakan sosok ayahnya seperti apa.

"Aku-aku" ucapnya gugup.

"Waktu terus berjalan jomeisia" ucap perempuan muda itu.

"aku memang tidak mempunyai ayah seperti teman-temanku,tetapi aku mempunyai uncle yang bisa menjadi ayahku...namanya uncle jus,dia baik,manis,dan sering tertawa...aku suka melihatnya sedang tertawa,kata mommy ayahku sudah di surga,aku mengerti itu...setiap malam aku selalu mendengar mommy menangis,semenjak itu aku tidak pernah menanyakan soal ayahku...walau aku tidak mempunyai ayah,tetapi masih ada mommy,uncle jus,kak joey,dan kak jaxon...aku menyayangi mereka" ucap jomeisia yang di akhiri dengan tepuk tangan para hadirin yang ada di ruangan ini.

Aku melihat jomeisia yang sangat bahagia,aku mengikuti arah tatapan matanya.

"Uncle jus" teriak jomeisia

Aku menoleh ke arah belakang dan mendapati justin sedang membawa sebucket bunga.

Aku melihat ayah dan anak itu saling berpelukan.

"Kamu hebat jomei" ucap justin sambil mengecup seluruh wajah jomeisia.

"Uncle jus,bunga ini untuk jomei?" Tanya jomeisia senang.

"Iya sayang" ucap justin dan mengecup pipi jomeisia.

Aku menatap lirih ayah dan anak tersebut,tak seharusnya aku mementingkan ke egoisanku kepada justin.jomeisia,jaxon,dan joey itu sangat butuh figur ayah di usianya seperti ini.

Namun aku masih belum bisa melupakan luka lama yang di berikan oleh justin.

Aku mencintainya? Jujur masih ada sedikit perasaan di hatiku untuk mencintainya,namun aku tidak pernah memberitahunya kalau aku mencintainya.aku takut justin seperti dulu meninggalkanku saat aku tengah mengandung anak kami karena aku terlalu percaya pada cinta palsunya itu.

***bersambung***

I Stake My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang