Chapter II : Behind Her Bangs

282 23 0
                                    

"Kalian dengar? Yoon Sera hamil!"

" Heishh.. bagaimana mungkin gadis sepolos dia hamil. Dia bahkan tidak pernah pacaran."

"Orang bilang yang terlihat baik biasanya justru mengerikan."

"Jeongmal? Kalian tahu darimana Sera hamil?"

Sekolah digemparkan oleh berita ter-absurd (bagi mereka) pagi itu. Seorang idola dan kebanggaan sekolah mereka dikabarkan hamil. Konon katanya, ada salah satu siswa melihat gadis idola itu keluar-masuk dokter kandungan. Dan dikabarkan juga bahwa belakangan ini dia memang tampak sering termenung dan frustasi.

Hampir setiap kelas membicarakan hal itu. Para penggemar beratnya pun terlihat menangis darah. Mereka berusaha mati-matian membantah berita yang masih belum jelas kepastiannya.

Sedangkan objek yang tengah hangat diributkan justru duduk bertopang dagu, mengamati sosok makhluk abnormal yang sibuk mengunyah bekal makan siangnya dalam diam.

"Kau makan itu lagi? Kau suka hati ayam?"

Pengamatan Sera beralih pada menu makan siang yang menurutnya aneh. Hanya ada setumpuk hati ayam tanpa nasi.

Seakan bisu, sosok lawan bicaranya hanya diam.

"Apa mungkin kau... Gumiho?!" tebak Sera tepat sasaran. Seketika Hana terbatuk-batuk, "Ah! Akhirnya kau me-respon juga.." Sera menyengir polos, menambah kesan cantik di wajahnya yang memang terlahir cantik.

"Ini sudah 4 hari." Hana membuka suara. Dalam hati dia mengomeli gadis yang tidak kenal lelah itu.

"Eh? Apanya?"

"Kau sama sekali tidak terlihat seperti orang yang pernah mencoba bunuh diri."

Raut wajah Sera berubah drastis, membuat Hana merasa tidak nyaman.

"Errh.. Maksudku-"

Sera kembali tersenyum lebar, "Sebelum mati, aku perlu mengetahui siapa dirimu sebenarnya. Aku tidak ingin menjadi roh penasaran." Gadis itu lalu terkekeh geli, "Jadi.. kau ini siapa?"





Hana diam, menatap Sera dengan perasaan campur aduk. "Cho Hana." jawabnya kemudian, membuat bibir Sera manyun 5 senti.

"Aku sudah tahu namamu! Itupun bukan kau yang memberi tahuku.." omel Sera mengingat Hana memang tidak mau memberi tahu namanya 4 hari yang lalu. Ia terpaksa menanyakan hal itu pada teman sekelasnya.

"Lalu apa?"

"Aku butuh kejelasan! Bagaimana bisa kita selamat setelah terjun dari lantai 3? Kau.. apa yang kau lakukan saat itu?"

Sera mengerut risih melihat lawan bicaranya yang berpenampilan acak-acakan. Apalagi poninya yang nyaris menutupi seluruh wajahnya. Andai ditangan Sera ada gunting sekarang, ia pasti akan langsung menggunduli gadis itu.

"Orang-orang menyebutmu gadis medusa, kau tahu? Itu sebabnya kau harus potong ponimu!"

Belum sempat Sera menyibak poni panjang Hana, ia seketika mundur dan menepis kasar tangan Sera. Terlampau kasar. Ia lupa harus mengurangi tenaganya yang dua kali lebih kuat dari tenaga manusia biasa.

"Aaah! A-appo.." rintih Sera seraya meniup-niup punggung tangannya yang merah.

Hana merasa bersalah, tapi entah kenapa dia enggan untuk meminta maaf.

"Jangan sentuh aku. Dan jangan ikuti aku lagi." Hanya itu yang keluar dari mulutnya sebelum akhirnya beranjak pergi meninggalkan Sera sendirian.





My Little Princess, Hana [SLOWUPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang