Chapter XI : The King's Women

183 18 6
                                    

[*]Pict: Hyerin & Shinwo
.
.

2 years before Hana's birth

"Sudah kuputuskan! Pria itu targetku sekarang!"

"Hyerin-ah.. Dia saudara sesusuanku."

"Kenapa? Kau takut dia depresi karna kupermainkan?"

Gadis itu, Min Hyerin mengibas rambut panjangnya dengan sensual. Ia tersenyum lembut pada bartender yang datang nenyajikan minuman. Tak perlu waktu lama bartender itu kembali membawa sepiring cemilan 'gratis' untuk Hyerin. Disertai secarik kertas bertuliskan sederet angka.

"Call me??" sungut Jaewon tak percaya, Hyerinpun terkikik bangga, "Kupikir dia Gay."

"Well, siapa yang bisa menolak pesonaku?"

"Lebih tepatnya compelmu." Jaewon bertopang dagu menatap gadis yang sudah 6 tahun ini menjadi sahabatnya. Gadis berperawakan imut nan polos namun juga menggoda dengan bentuk tubuh gitar spanyol dan rambut bergelombang. Mata sayu beriris terang itu seakan emas berkilauan. Siapapun yang melihatnya pasti akan terpukau sejenak. Jaewon saja tak pernah bosan memandangnya.

Itulah Min Hyerin.

"Aku tahu kau sama sekali tidak terpikat padaku. Karna barrier sialanmu itu, tsk." Hyerin mencebikkan bibir dengan tingkah manjanya. Jaewon hanya bisa geleng kepala.

"Tanpa itu, aku tetap menganggapmu orang terpenting bagiku." Jaewon membatin. Ia menyeruput tequila miliknya dengan elegan. Andai Jaewon tahu, berapa banyak mata di bar itu yang terarah padanya.

"LIHAT SAJA! MIN HYERIN AKAN MENCETAK REKOR SEBAGAI PENAKHLUK 1000 PRIA! HAH!"

Di hari berikutnya, Hyerin sadar. Ia telah salah menargetkan seseorang sebagai pria ke-1000nya.

Park Shinwo. Pria dewasa dengan kadar tampan overdose. Putra tunggal dari keluarga berkuasa dikalangan gumiho. Pria dingin yang tak pernah menunjukkan ketertarikan pada wanita. Pria itu berhasil membuat Hyerin jatuh hati.

Namun ketika Hyerin telah memberi tanda kepemilikan padanya, sebuah fakta menghancurkan semua fantasi yang ia buat.

Pria itu telah menikah dan baru saja menjadi seorang ayah.

"Kau gila?"

"Kubilang ceraikan istrimu! Kau tidak dengar?!" pekik Hyerin menatap dalam-dalam mata Shinwo. Siapa sangka Shinwo sama sekali tak bergeming.

Kenapa? Kenapa compelnya tidak bekerja seperti biasa?

"Apa yang kau lakukan?" Shinwo menepis tangan Hyerin kasar. Ia benci karna gadis itu selama sebulan lebih mencoba menggodanya. Bagaimana bisa perusahaan mereka mempekerjakan sekretaris setidak profesional ini?

"Mengapa kau tidak menganggapku sama sekali?" kata Hyerin putus asa. Dinding yang dibangun Shinwo sangat susah untuk diruntuhkan. Menurut Hyerin, istri Shinwo tidaklah sebanding dengan dirinya yang begitu sempurna.
Cantik. Pintar. Menggoda. Dan tentunya masih muda.

Shinwo mengabaikan Hyerin dan sibuk berkutat pada laptopnya. Sedetik kemudian ia membanting benda persegi panjang itu kelantai. Mengagetkan Hyerin. Shinwo mengamuk melempar berkas-berkasnya dan saat itu juga api berkobar dimana-mana.

Sejenak Hyerin berpikir.

Gumiho hanya bisa mewariskan satu kekuatan dari garis keturunan ibu. Hanya satu. Karna itu wanita gumiho berperan penting dalam kuat atau tidaknya suatu klan.

Dan setahunya kekuatan Shinwo adalah Amber. Pencipta api. Lalu kenapa dia tak mempan terhadap Compel miliknya tadi?

Memangnya dia memiliki kekuatan lain?

Mustahil.

"Sial! Sial! Sial!! Apapun yang kulakukan. Klan ini tidak akan bertahan!!"

"..."

.

.

.

.

.

1 year before Hana's Birth

Hyerin memandang sendu Chanyeol kecil yang menangis terisak-isak di dalam box bayi. Diliriknya Jaewon yang terlihat kesusahan memberi susu botol ke mulutnya. Mereka berada di rumah keluarga Park. Jaewon dengan statusnya sebagai saudara sesusuan Shinwo memang ikut tinggal di dalamnya. Dan dengan alasan bertamu menemui Jaewon, Hyerin selalu berkunjung setiap hari minggu.

"Obat itu.. pasti sangat membuatnya menderita." lirih Hyerin mengambil alih menggendong Chanyeol. Perlahan namun pasti ia menyusupkan dot susu ke mulut mungilnya.

"Mereka bahkan melakukan ini pada bayi tak berdosa." tambah Jaewon dengan nada tak suka. Hyerin hanya mendesah.

"Klan mereka terancam. Mereka membutuhkan fondasi yang kuat. Semakin hari mood Shinwo semakin tidak baik. Kadang aku merasa takut."

"Apa kau masih mengharapkan cintanya? Kau tahu kan Compelmu tidak akan pernah mempan padanya."

Selama bertahun-tahun keluarga Park diam-diam melakukan penelitian genetika pada gumiho. Mereka beranggapan jika kekuatan hanya bisa diwariskan dari 'seorang' ibu, bagaimana jika dengan memiki dua ibu bergaris keturunan berbeda?

Karna itulah Shinwo sejak kecil diperlakukan bagai kelinci percobaan. Ia disusui oleh ibunya dan ibu Jaewon secara bergantian. Tak cukup segitu, ia juga harus menerima berbagai terapi, suntik, dan obat-obatan untuk menjamin darah kedua ibu itu tercampur di dirinya.Tentunya dengan mengalami sakit yang luar biasa.

Alhasil, Shinwo juga memilki barrier seperti halnya Jaewon.

Semakin kesuksesan berhasil dicapai, semakin bertambah pula ambisi mereka untuk menciptakan gumiho yang berbeda.

Yang jauh.. jauh lebih kuat.

Mendengarnya kisahnya saja membuat hati Hyerin nyeri.

Cukup sudah.

Ia memang bukan gadis baik. Ia gadis perusak hubungan. Tapi ia tidak bisa diam melihat bayi-bayi terus menderita hanya karna krisis dan ambisi yang dimiliki suatu klan.

Ia akan mencari jalan lain.

"Nikahi aku, Sajangnim.."

"Aku sedang tidak ingin diganggu."

Hyerin menarik nafas. Selama setahun ini ia tidak pernah membuka rahasianya selain pada Jaewon. Karna ia tahu, orang-orang pasti akan mengincarnya.

"Aku adalah keturunan terakhir Klan Ivsky. Aku.. memiliki kekuatan itu. Compel."

Shinwo menghentikan gerakan tangannya yang sebelumnya begitu lincah menekan keyboard laptopnya. Ia mengangkat kepala menatap Hyerin tak percaya. Otaknya berdenyut memikirkan bagaimana mungkin masih ada gumiho yang selamat dari Klan tersebut setelah kejadian pembantaian massal Desa Ivskith 300 tahun lalu?

"Dengan kekuatanku, klan kalian bisa memiliki fondasi yang kuat. No more riset." lanjut Hyerin ketika tak mendapat respon. Shinwo masih diam. Dipandangnya gadis itu lekat-lekat.

"Nikahi aku. Gunakan aku. Tidak apa. Karna aku mencintaimu."

.

.

.

Saat itu.. kukira semuanya akan berjalan lancar.

Saat itu.. meski menjadi yang kedua.. aku akan merasa cukup.

Manusia itu.. serakah.

Namun gumiho.. jauh lebih serakah.

.

.

.

To Be Continued

My Little Princess, Hana [SLOWUPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang