Chapter VIII : I'm not Gonna Let You Die!

157 20 0
                                    

[*]Pict: Park Jimin
.
.

'Hoeeekkk!!'

'Makan! Cepat makan! Kau juga bagian keluarga ini!'

'Siapa sudi menjadi binatang seperti kalian!'

'Jika kau ingin menjamin kehidupan nenek tua itu, turuti saja semua perkataan kami. Dasar anak panti! Kau tidak berhak protes!'

'Brengsek! Kalian binatang! Kalian bukan manusia!!'

'Tentu saja. Kau lupa? Kami ini gumiho.'

.

.

.

Jimin dan Hana sama-sama terdiam dengan mata tak lepas memandang satu sama lain. Hana sengaja diam menanti reaksi Jimin, tapi pria berwajah sangar itu malah ikut diam tak memberi respon.

"Jimin-ssi?" pada akhirnya Hana tak tahan lagi menunggu. Ia ragu, jangan-jangan barusan Jimin tidak mendengar perkataannya, "Gwenchana?"

"Kupikir.. kata-kata itu lebih tepat ditujukan padamu. Apa 'kepalamu' baik-baik saja?"

Kedua kelopak mata Hana menyipit, memasang tampang agak sebal, "Jadi kau tidak percaya."

Sesuatu dalam diri Jimin berkata lain. Melihat bagaimana seriusnya Hana, ia tahu gadis ini tidak sedang bercanda.

"Jimin-ssi, apa kau tidak percaya sesuatu yang berbau supernatural atau sejenisnya? Hantu? Vampire? Werewolf? Gumiho?"

Mendengar Gumiho dibawa-bawa, Jimin menatap Hana tajam, "Aku berharap, dunia ini terbebas dari mereka. Jika memang ada, aku harap mereka secepatnya punah." desisnya setengah menggeram.

Hana sempat tersinggung. Tak menyangka Jimin malah bereaksi seperti itu -yang menurutnya cukup berlebihan-. Bagaimanapun Hana juga termasuk 'mereka' yang disebut Jimin tadi. Secara tidak langsung Jimin berharap dirinya punah.

BLETAKKK

Kepalan tangan Hana reflek menghantam kepala Jimin.

"YAAKK! Kau gila?!" maki Jimin.

"Ada debu."

"Dikepalamu ada berjuta-juta debu. Perlu kubersihkan?!"

"Kau bawel."

Jimin memukul-mukul dinding frustasi menahan geram. Kalau bukan karna 'keadaan' yang membuatnya 'tidak bisa' menyentuh wanita, sudah lama ia menendang gadis ajaib ini ke planet asalnya.

"Lupakan!"

"Apa?"

"Anggap pengakuanku adalah kesalahan. Seperti yang kau bilang. Aku dikutuk."

"..."

Jimin berdecak sebal dan berbalik pergi. Dengan cepat Hana menarik lengan bajunya, "Apa lagi?"

"Walaupun kau tidak mengerti dan tidak percaya, tapi aku akan tetap mengatakan ini." Hana berubah serius membuat Jimin tanpa sadar menelan ludah gugup, "Kau tidak akan mati. Aku. Tidak. Akan. Membiarkanmu. Mati."

"A-apa..?"

"Aku akan melindungimu, Park Jimin.." tambah Hana sungguh-sungguh. Untuk kedua kalinya Jimin bisa melihat manik mata terang milik Hana. Seolah melesatkan anak panah tepat kepadanya, jantung pria itu mulai berdetak tak karuan.

My Little Princess, Hana [SLOWUPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang