Chapter IV : I Want to be Happy

152 18 0
                                    

[*]Pict: Yoon Sera
.
.

"Kau sudah menggugurkan makhluk itu?"

Sera mendengus, melempar tatapan tajam pada lawan bicaranya yang sama sekali tidak menampakkan sikap sopan padanya. Sedangkan Park Jimin, masih dengan raut muka datar memberikan sebungkus amplop coklat, "Jika kau butuh biaya--"

"Aku tidak akan membunuh anakku sendiri."

"Yoon Sera!!

"Geumanhae! " Sera memohon dengan bersungguh-sungguh. Ia tak bisa lagi menahan setitik airmatanya yang tumpah.

"Kau tidak mengenalnya. Kau tidak tahu seperti apa dirinya. Kau mau mati?" desak Jimin memberi penekanan di tiap kata yang ia ucapkan terutama di kalimat akhir.

Senyuman tipis terpatri di wajah Sera yang sendu.

"Aku tahu. Karna itu, tolong aku.. lindungi bayi ini..." ungkap Sera lalu meletakkan tangan ke perutnya, "Dia.. tidak bersalah."

"Kau... gadis bodoh."

.

.

.

Pandanganku gelap.

Dadaku sesak.

Sekujur tubuhku mendingin.

Rasanya aku bisa melihat malaikat maut yang akan datang menjemputku.

"Yaa Cho Hanna.. Tidak perlu bersandiwara. Aku tahu kau juga gumiho. Kau tidak akan mati kecuali jantungmu kutusuk."

Ah,

Dia benar.

Gumiho tidak bisa mati dengan cara ini.

Selama apapun dia mencoba merengut oksigenku,

Aku tidak akan mati.

Aku hanya akan merasakan...

Sakitnya sebuah kematian.

Dia -yang aku rasa seorang lelaki- melepaskan cekikannya. Aku tersungkur lemas, terbatuk-batuk dan mengejang beberapa kali bak ikan yang baru saja terlepas ke darat. Kulihat dia berjongkok mensejajarkan tubuhnya padaku, menikmati penderitaan yang sedang kualami.

Tangannya secara kasar menaikkan daguku untuk balas menatapnya. "Kau pikir kau bisa menyembunyikan diri selamanya?"

Pikiranku masih sulit mencerna apa yang saat ini dia katakan.

"Apa maksudmu?"

"Oh-hoh.. Kau tidak tahu? Woah.. berarti ayahmu sangat pandai berbohong, hm?"

Melihatnya lengah, aku segera berlari kearah dapur dan mengambil sebuah pisau dapur yang selama ini sering kugunakan untuk memasak.

Haruskah kali ini kugunakan untuk membunuh sejenisku?

"Turunkan pisau itu." perintahnya waspada. Dia akhirnya menjaga jarak dariku yang tetap mengacungkan pisau ini padanya.

"Jangan mendekat! Aku tidak segan-segan membunuhmu!!"

"Geurae? Aku yakin kau tidak pernah membunuh sebelumnya. Gadis naif sepertimu."

Kau salah.

Dulu, aku pernah membunuh. Seorang teman.

Tak sengaja beralih pikiran, orang itu langsung mengambil kesempatan mendekatiku dan mencoba merampas pisau yang kupegang.

"Cho Hana! Jangan bermain dengan ini!" bentaknya namun kuabaikan.

Bagaimana mungkin aku melepas satu-satunya pertahananku?

My Little Princess, Hana [SLOWUPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang