Chapter XIV : Game over

151 19 5
                                    

[*]\Pict : Taeshil

.

.

.

Ada seorang pria duduk di sofa sana yang kuyakin sedang memandangku. Cahaya berpijar yang berasal dari lampu tidur kamar tidak dapat membantu penglihatanku untuk mengenalnya. Sosok itu begitu jauh, misterius dan terkesan dingin. Hanya dengan berada di satu ruangan saja bersamanya membuat dadaku sesak.

Siapa dia?

Tangan kekar pria lain menghentakku kembali terbaring ke atas kasur saat kucoba bangun. Biji mataku meliriknya sebal, mencari tahu siapa si kasar ini. Anehnya, tak satupun dari mereka yang bisa kulihat wajahnya.

Aku pikir ini mimpi.

"Dia bukan Hana."

Pria misterius di sofa beranjak setelah mengucapkan tiga kata saja. Si kasar tadi berjalan menyusul dan menahannya.

"Boleh aku bermain dengan gadis ini sebentar? Ayolah, siapa yang tidak kenal Yoon Sera? Dia terlalu cantik untuk disia-siakan."

Oke, terima kasih atas pujiannya. Tapi..bermain apa?

"Tenang, dia tidak akan ingat sama sekali. Aku pastikan."

"Terserah." sahut singkat pria misterius itu lagi.

"Well, thanks bro!"

Tunggu!

Apa ini?! Kenapa dia membuka bajuku?!

Tolong!! Aku takut!!

Siapa saja..

TOLONG!!

__

__

Mataku membuka lebar dengan airmata yang mengalir. Semilir angin sejuk berhembus pelan, menenangkan debaran jantungku yang bekerja lebih cepat.

Benar, mimpi. Mimpi buruk. Amat buruk.
Mimpi apa itu barusan?

Pandanganku yang menangkap hamparan langit-langit ruangan bercorak dua malaikat menari memegang harpa sempat terkesima. Betapa indahnya. Sekaligus mengerikan karna kutahu ini kali pertama aku berada disini.

Dimana?

Perabotan yang ada disini serba antik dan sepertinya berumur ratusan tahun. Ada banyak patung-patung dewa Yunani yang berdebu. Ini jelas bukan sekolah.

"Daya tahan tubuhmu aneh juga. Bius yang kuberikan tidaklah seringan itu."

Kepalaku dengan cepat berputar ke sumber suara yang berdiri melempar pandangan ke luar jendela meski sedang berbicara denganku.

"Kamu diculik dan di tahan di menara ini, princess. Tunggulah sampai sang pangeran berkuda putih menyelamatkanmu." tambahnya yang kemudian membalas tatapanku.

Aku mengernyit berpikir lama sampai akhirnya otakku menghasilkan sebuah gagasan , "Ini sedang syuting?"

Dia diam tak menjawab.

"Maaf aku harus pulang. Terima kasih atas tawarannya." tolakku halus.

Ada-ada saja ulah agensi zaman kini. Aku sadar banyak yang menginginkanku menjadi selebritis. Tapi ini pemaksaan namanya!

Bergeser ke tepian tempat tidur, kutepakkan kaki ke lantai meski rasanya saraf-saraf di kaki ini melumpuh. Seperti tidak kuat menopang tubuhku yang ingin berdiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Little Princess, Hana [SLOWUPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang