Bel pulang sekolah berbunyi dengan merdu nya membuat murid-murid kelas 12 IPS 1 itu langsung cepat-cepat membereskan buku nya. Mereka benar-benar sudah jenuh berada di sekolah selama tujuh jam.
"Nanti jadi kan?" tanya Alya pada ketiga teman nya yaitu Rachel, Henny, dan Eva.
"Jadi dong!" ucap Henny semangat dan tak sabar untuk rencana mereka nanti malam.
"Emangnya nanti ada apa?" tanya Rachel dengan wajah polos nya. Sebenarnya ia malas menjalankan rencana teman-temannya itu nanti malam.
Alya memutar bola mata nya "Ih, gak usah pura-pura gak tau deh. Kita kan mau ke Camden." Yap, rencana mereka malam itu adalah pergi ke sebuah bar, jelas saja membuat Rachel malas. Rachel paling benci suasana klub ataupun bar yang remang-remang dan berisik itu. Belum lagi pasti banyak orang yang gak bener di sana.
Rachel menghel napas panjang "Harus banget ya kita ke sana?" ia memanyunkan bibir nya.
"Harus lah, masa kita udah kelas 12 belom pernah ke bar? Cari pengalaman dikit gak apa-apalah." Celetuk Eva yang disetujui kedua temannya.
"Inget ya Hel, pake baju yang seksi." Ucap Alya mengingatkan Rachel sambil mengangkat-angkat kedua alisnya dan Rachel hanya bisa pasrah.
Sementara itu, Evan sedang menghisap rokok di parkiran kampus nya dengan hikmat. Ia memandang ke sekitar nya, menatap kampus tak berguna ini bagi nya. Andai saja pihak kampus tadi tidak memberi surat peringatan pada nya, mungkin sekarang Evan masih mendengkur di apartemen.
"Heh! Di sini gak boleh ngerokok!" seorang satpam berperut buncit dan berkumis tebal kini melotot tajam ke arah Evan. Evan hanya menatap wajah satpam itu dengan datar "Santai aja kali Pak."
"Kalo mau ngerokok, di luar kampus aja sana." Ucap satpam itu dengan nada yang rada mereda dari sebelum nya.
Evan tersenyum miring "Ah, padahal Bapak juga mau kan?" Evan memberikan sebungkus rokok pada satpam itu. Sebenarnya si pak satpam juga tergiur melihat rokok Marlboro itu, tapi untungnya bisikan malaikat lebih kuat dibanding setan pada siang itu.
"Gak! Gak usah sogok-sogok saya ya pake rokok! Sana keluar kampus kalo mau ngerokok."
Evan tersenyum miring lalu membuang rokok nya sembarang dan menginjak nya. Ia juga langsung berlalu meninggalkan si satpam.
Ia memasuki mobil nya lalu segera memasang AC karena cuaca sangat panas. Ponsel nya pun berbunyi, nama Dea tertera di sana.
"Halo sayang," Evan tersenyum sambil membayangkan paras cantik milik Dea.
"Evaaan, I miss you damn much! Nanti jadi kan ke Camden?" tanya Dea yang sudah tak sabar bertemu dengan Evan nanti.
"Jadi dong sayang. Aku udah kangen banget sama kamu. Nanti mau aku jemput atau kamu mau berangkat sendiri?"
"Ya kamu jemput dong," Dea memanyunkan bibir nya "masa aku berangkat sendiri."
Evan terkekeh "Iya iya sayang, nanti aku jemput jam 7 ya. See you, beautiful."
Mendengar itu sontak membuat pipi Dea memerah "Okay, see you soon, darl." Evan tersenyum lalu mematikan sambungan telepon.
Ia pun mengecek notifikasi di ponsel nya. Banyak sekali chat Line yang masuk. Yang menangkap perhatian Evan adalah chat dari Jessica,
Jessica: ke rumah ku dong vaaan. aku sendiri nih;)
Bibir Evan tersenyum miring, dengan cepat ia membalas,
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet a Playboy
Teen Fiction[ cerita telah diterbitkan; beberapa part dihapus; untuk pemesanan chat line: liza_k ] Gadis berparas cantik dengan wajah lugu, Rachel Diandra, dipertemukan dengan sesosok raja playboy di sebuah club saat ia baru pertama kali ke sana bersama teman-t...