See anybody could be good to you,
you need a bad boy to blow your mind."Mana cewek lo, si Dea?" tanya Wesley celingukan. Kini Evan, Wesley, Alvin, dan Mirna sudah tiba di Camden Bar. Wesley, Alvin, dan Mirna merupakan sahabat-sahabat Evan.
"Tau. Kata dia, dia gak jadi ke sini. Lagian gue juga capek kalo dari rumah Jessica harus ke rumah dia lagi." Ucap Evan sambil menuangkan minuman ke gelas nya.
"Evan evan," ucap Alvin lalu geleng-geleng "bisa ya pacar lo ada tujuh. Gua dua aja udah pusing."
Evan tersenyum miring "Cuma orang-orang ganteng dan pro yang bisa kayak gini."
"Halah, gundul mu." Ucap Mirna, si cewek tomboy itu.
Kini Rachel sudah di depan Camden Bar bersama teman-temannya. Alya, Henny, dan Eva daritadi menarik-narik lengan Rachel yang susah sekali mau masuk ke dalam Camden.
"Gue pulang aja dehh." Ucap Rachel memohon sambil mempertahankan tubuh nya dari tarikan teman-temannya.
"Gak ada. Sekarang pokoknya masuk." Dengan sedikit tambahan tenaga dari Alya, akhirnya mereka berempat berhasil memasuki bar tersebut.
Wesley tiba-tiba tertawa saat melihat Rachel masuk "Eh eh liat deh, masa tu cewek ke sini pake sweater." Evan, Alvin, dan Mirna langsung menoleh ke arah tatapan mata Wesley. Seorang gadis berkulit putih dengan wajah polos dan lucu itu sedikit menarik perhatian Evan.
Evan tersenyum miring, kembali menatap gelas nya "Baru pertama kali kayaknya dia ke sini."
Rachel dan kawan-kawan pun akhirnya duduk. Rachel memang memakai sweater dan celana pendek. Ia terlalu takut untuk memakai baju tanpa lengan seperti teman-temannya.
"Mas, pesen Beer Corona nya dua ya." Ucap Henny lalu tersenyum, si pelayan langsung mencatat lalu tersenyum meninggalkan mereka.
"Kok cuma dua?" tanya Rachel polos.
Alya memutar bola mata nya "Iyalah, kalo satu orang dapet satu mah kebanyakan. Botolnya gede tau."
Rachel hanya ber-oh ria sambil mengangguk. Maklum, selama ini beer yang ia minum hanya Beer Bintang.
"Lo juga Hel kenapa pake sweater sih ke sini? Malu-maluin aja." Ucap Eva sedikit kesal dengan temannya yang kelewat polos ini.
Rachel menyengir "Hehe, tapi kan gue pake celana pendek. Jadi gak apa-apa dong."
"Nanti kalo kita foto terus anak-anak lain liat lo pake sweater mah bisa diketawain." Ujar Alya yang rasanya ingin mencubit pipi Rachel sampai berdarah saking kesal dan gemasnya.
"Ya udah deh, nanti pas foto, gue pamer paha, biar keliatan." Mereka bertiga langsung tertawa lepas mendengar lontaran Rachel, sementara Rachel hanya dapat cengengesan.
Rachel pun menatap ke sekeliling bar ini. Tatapannya terhenti pada seorang cowok, Evan, yang kini juga sedang menatap dirinya dengan wajah datar dan tidak bisa diartikan. Melihat itu, Rachel langsung cepat-cepat membuang muka. Bagi Rachel, wajah Evan sangat tampan, benar-benar membuat jantung nya berdegup kencang. Padahal ia belum pernah merasakan seperti ini pada cowok lain setelah dua tahun kepergian Dikta.
"Kenapa sih Hel? Abis liat cogan?" tanya Henny.
Rachel langsung sadar lamunannya "Hah? Eh, engga kok."
"Heh," ucap Mirna yang sedari tadi menyadari apa yang dilihat Evan "lo naksir sama cewek pake sweater itu?"
Evan sedikit membulatkan mata nya "Gak. Emang sih, dia rada cakep."
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet a Playboy
Teen Fiction[ cerita telah diterbitkan; beberapa part dihapus; untuk pemesanan chat line: liza_k ] Gadis berparas cantik dengan wajah lugu, Rachel Diandra, dipertemukan dengan sesosok raja playboy di sebuah club saat ia baru pertama kali ke sana bersama teman-t...