Evan membuka pintu kelas nya, membuat seluruh mahasiswa di sana langsung menoleh ke arah nya "Misi Bu." Ia langsung berlalu menuju tempat duduk kosong yang berada di paling belakang, sebelah pojok, karena sudah ada Alvin di pojokan sana.
"Gua kira lo gak bakal dateng." Ucap Alvin lalu mendapat sambut tawa dari Evan.
"Gue bosen. Jadi, mending dateng aja. Oh ya, masa tadi gua ketemu cewek yang pake sweater kemaren." Suara Evan terdengar di telinga Mirna dan Wesley yang duduk tepat di depannya, membuat mereka langsung menoleh ke belakang.
"Lah serius?" ucap Mirna yang nyaris seperti suara bisikan.
Evan mengangguk "Dia tuh telat, ya udah gua anter sampe sekolah," Evan kembali melihat Bu Kiky yang sedang mengajar, takut-takut kalau Bu Kiky nanti melihat nya sedang berbincang "dan pea nya lagi, gua ngaku-ngaku jadi pacar dia depan guru nya dan udah jadi biang dia telat, dan karena itu guru nya jadi gak hukum dia."
"Evan," ucap Alvin "katanya lo gak mau bikin dia baper, tapi lo sendiri malah ngelakuin dia kayak gitu. Anak kecil kayak dia mah pasti udah ngerasa dikasih harapan sama lo."
Evan tertegun sejenak, ia sadar seharusnya ia tidak begitu. Ia takut nanti justru kebablasan menjadikan Rachel pacar ke delapannya.
Evan mengendikkan bahu lalu merogoh handphone nya dari tas, mengecek segala notifikasi dari sosial media nya.
Ia membuka Line dan ada chat dari Rachel yang menyatakan terima kasih, Evan tersenyum miring "Eh eh, dia chat gua." Evan memperlihatkan handphone nya pada teman-temannya.
Mirna menggelengkan kepala nya "Tuh kan, lo sih."
"Evan! Jangan mengganggu temanya yang ingin konsentrasi belajar!" tegur Bu Kiky kesal saat melihat Evan malah asik berbincang dengan teman-temannya. "Oh ya, kamu tetep stay di sini ya setelah pulang kuliah." Bu Kiky menatap Evan tajam, Evan hanya mengangguk lemah, sebenarnya bukan lemah, namun lebih ke malas.
Evan: samaaa2
Evan: gk ada imbalannya nih buat gue?Rachel yang bosan dengan perbincangan teman-temannya mengenai cowok ganteng di angkatannya, ia pun mengecek handphone nya. Sekitar dua menit lalu, Evan membalas chat nya, membuat ia langsung tersenyum senang.
"Eh eh, Evan bales chat gue." Ucap Rachel yang mengalihkan perhatian teman-temannya.
"Coba liat." Eva, Alya, dan Henny langsung seksama membaca chat itu, bibir mereka pun tertarik membentuk sebuah senyuman.
"Respon bagus, ya udah bales aja Hel. Pokoknya lo basa-basi terus, biar lo sama dia chatting-an terus. Pokoknya harus keep in touch." Jawab Alya yang dibalas anggukan Rachel.
Rachel Diandra: emangnya mau imbalan apa kak? hehe
Sedetik kemudian, suara bel pun berkumandang, membuat para siswa-siswi merasakan lemah, letih, lunglai, dan lesu. Terkadang sedikit mual.
--
Mata kuliah Akuntansi Biaya yang membuat pemandangan Evan terasa kabur akhirnya selesai. Entah mengapa, ucapan Bu Kiky yang menyatakan perkuliahan sampai di sini, membuat energi dan tenaga Evan kembali, pandangannya langsung seketika segar dan jernih. Pun Evan langsung menggendong tas nya yang sebenarnya hanya berisi satu buku tulis kecil untuk anak SD dan satu pulpen merek Standard, ditambah lagi tas yang sudah bolong sana-bolong sini, menambah kesan seperti gembel yang tidak niat kuliah.
"Evan, mau ke mana? Saya kan suruh kamu untuk tetep di sini."
Evan menghembuskan napas panjang, padahal ia baru saja berdiri di ambang pintu, satu langkah lagi, ia dapat keluar dari kandang singa itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet a Playboy
Teen Fiction[ cerita telah diterbitkan; beberapa part dihapus; untuk pemesanan chat line: liza_k ] Gadis berparas cantik dengan wajah lugu, Rachel Diandra, dipertemukan dengan sesosok raja playboy di sebuah club saat ia baru pertama kali ke sana bersama teman-t...